Sendiri, sepi, mungkin hal yang sudah tidak asing lagi bagi hidup remaja tanggung kelahiran China. Hidup dalam keluarga yang berantakan dan memberinya kasih sayang yang tidak cukup lagaknya sudah menjadi alasan utama atas segala porak poranda dalam hidupnya. Renjun selalu merasa jika dia hanya sendiri, seorang diri di dunia yang kejam.
"Kalau ngga ada kamu mungkin aku udah jatuh tersungkur." Manik cantik itu coba tatap obsidian gelap didepannya, menanti pancaran yang dahulu begitu dia ragukan hadirnya.
Perlahan coba genggam tangan yang lebih besar dengan getar tak lagi bisa disembunyikan, perlahan tapi pasti tangan sang kasih kini berapa dalam genggaman eratnya. Menyalurkan segala rasa yang kini tengah melanda hatinya, segala kesakitan yang dia balut dalam cinta sang kasih.
"Dulu aku sering ragu sama binar yang jelas terpancar di mata kamu, aku masih bertanya-tanya apa aku pantes buat dapetin kamu yang sempurna ini? Apa aku pantes dicintai oleh kamu yang hidupnya penuh cinta? Apa aku pantes bebankan seluruh kesakitanku sama kamu? Apa aku pantes buat orang kaya kamu?" Sorot mata yang biasanya berbinar cantik itu meredup, masih coba tatap lawan bicaranya mesti getar sedih jelas tak lagi bisa dia tahan.
"Kamu selalu yakinin aku kalau aku juga pantes buat kamu, kalau aku juga engga kalah sempurna sama kamu."
Jeno, sebagai sosok sang kasih dari pemuda bernama Renjun ikut merasakan sakit yang coba kasihnya utarakan. Kesakitan yang selama ini sudah dia abaikan lantaran ada rasa yang berbeda.
"Sampai aku sadar, orang berantakan kaya aku engga akan mungkin pantes buat orang serapi kamu. Yang coba kamu tata kembali hidupnya ini ternyata gagal, jauh lebih berantakan karena kamu yang ancurin lagi."
"Sayang, Jenoku sayang? Aku masih boleh panggil itu sampai selamanya?" Mata cantik itu sudah memerah dengan lelehan air mata menggenang. Sakit, dia kesakitan atas obat yang pernah jadi penyembuhnya. Luka dan obat dia genggam secara bersamaan, melahirkan kesakitan yang tiada akhir.
"Tapi rasanya kamu terlalu berharga buat terus hidup dalam belenggu rusaknya aku ya? Jenoku mau pergi ya? Jenoku mau pergi kemana?"
Jeno jelas tak bisa bohong jika perasannya ikut terluka, dia terlalu bodoh untuk kembali menghancurkan hidup orang yang dia tata ulang sekuat tenaga. Memberi luka yang jauh lebih dalam, padahal dulu dia yang mati-matian mengobati dan merawat luka sang kasih.
"Kamu harus tau, aku ragu sama kamu bukan karena aku engga percaya kamu cinta sama aku. Aku ragu dan takut nerima kamu karena aku engga mau hancur setelah dibawa jauh untuk terbiasa. Aku terlalu berantakan untuk kamu ajak hidup sampai menua kan?"
"Dulu aku selalu minta buat kamu jangan pergikan?"
Jeno mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang Renjunnya lontarkan meski dengan napas berat.
"Tapi kalau ternyata sama aku kamu udah engga dapet bahagiamu lagi, kamu boleh pergi. Aku mungkin takut buat jadi berantakan setelah kamu tinggal."
Tangan kananya lepas genggaman pada tangan sang kasih, beranjak naik untuk usap pipi tirus yang selalu jadi kesukaannya. "Tapi kali ini aku udah siap berantakan."
Jeno diam, dia rasa tak ada satu katapun yang bisa dia lontarkan atas untaian panjang yang cintanya lontarkan. Cintanya ya, Jeno kembali menerawang jauh beberapa tahun kebelakang, kembali teringat dalam memorinya kala dia yang mati-matian membawa percaya Renjun yang rasanya sangat tabu.
Kesalahan yang dia perbuat belakangan ini jelas tak mungkin Renjunnya tak merasa, Renjun terlalu peka untuk segala rasa yang ada pada diri Jeno. Pun dengan perasaan cinta yang kian memudar, Jeno yakin sepenuhnya jika Renjun sudah mengetahui jika dia tak lagi cinta. Jeno juga yakin jika Renjun tau belakangan ini dirinya kerap kali bertemu dengan wanita yang menaruh rasa padanya dan mabuk bersama. Barangkali Renjun juga tau jika dia hampir meniduri salah satu wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
OS || NOREN ✔
FanfictionSecuil kisah dari kesayang kita semua, Jeno dan Renjun ⚠ BxB ⚠ Noren Area ⚠ Bukan Lapak Homophobic ⚠ Disertai Typo Dimana-Mana Start : 30 Agustus 2021 End : 31 Maret 2022 S2 Mulai : 8 Mei 2022 Selesai : -