Pagi ini sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak pada Renjun. Diawali dengan bangun kesiangan, sang mama yang lupa membangunkannya, babanya yang sedang pergi ke luar kota, gegenya yang pergi terlebih dahulu sebelum mengantarkannya ke sekolah, ditambah dengan matahari pagi yang cukup menyengat, dan jangan lupakan dirinya yang tengah sendirian menunggu bus di halte dekat rumahnya.
"Aku akan telat jika begini. Mama~ huwee Injun tidak mau dihukum."
Bibirnya mengerucut kebawah tak kala netranya berhasil melihat sisa waktu yang hanya 15 menit sebelum bel masuk berbunyi.
"Pokoknya ini salah Lucas ge yang udah ninggalin aku tadi pagi. Awas aja nanti aku ga bakal biarin dia deket-deket sama Haechan kalo di sekolah!"
Dengan wajah yang tersungut emosi Renjun tanpa sadar menghentak-hentakan kakinya ke tanah, jangan lupakan wajah cemberut serta bibir yang mengerucut menambah kadar kegemasan seorang Nakamoto Renjun.
Dari arah kejauhan terlihat seorang pemuda dengan motor hitam kesayangannya yang tengah melaju dengan kencang, namun dia memelankan lajuannya ketika netranya menangkap sosok mungil yang masih menjadi kesayangannya.
Jung Jeno, pemuda yang kini berhenti tepat di depan Renjun yang mana kala membuat Renjun mengerjap dengan polos. Jangan lupakan wajah bingungnya yang nampak semakin menggemaskan. Rasanya Jeno ingin sekali mengusak surai selembut kapas dari si bungsu Nakamoto jika tak mengingat bahwa waktunya sedang tak tepat.
"Jeno?"
Renjun memiringkan kepalanya seraya menatap pemuda Jung tersebut dengan bingung.
Jeno tersenyum dan mengulurkan helm yang biasa di pakai Renjun untuk segera pemuda manis tersebut kenakan.
"Ayo naik."
"Hah?"
"Ayo Renjun buruan nanti telat."
Menunggu respon Renjun yang sepertinya akan lambat, maka dengan inisiatif Jeno memasangkan helm pada kepala Renjun dan menguncinya dengan benar.
"Pegang pundakku kalo kamu susah naiknya."
Dengan tanpa suara Renjun segera menuruti perkataan Jeno. Ada perasaan menghangat di dalam hati Jeno ketika tangan lembut Renjun menyentuh pundaknya. Jeno tersenyum dengan puas di balik helm fullfacenya.
"Pegangan ya, takutnya kamu jatuh."
Renjun mengangguk dengan lucu, yang mana mengundang kekehan Jeno yang melihat dari balik kaca spion. Renjun lantas membawa tangannya untuk berpegangan pada tas punggung milik Jeno, setelahnya Jeno melajukan motornya dengan kecepatan tinggi mengingat mereka hampir telat.
Jeno tak menyesali perbuatannya yang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, karena dengan hal itulah kini Renjun refleks memeluk pinggangnya dengan kencang. Jeno tersenyum puas tanpa Renjun ketahui.
Setelah sampai di depan gerbang banyak pasang mata yang melihat keduanya dengan sorot berbeda, bahkan ada yang sampai berteriak heboh ketika melihat mereka kembali berboncengan.
Renjun awalnya ingin melepaskan pelukannya pada pinggang Jeno sebelum pemuda Jung tersebut menarik kembali tangannya untuk tetap memeluk pinggangnya.
"Jung Jeno sialan!" Rutuk Renjun didalam hatinya.
Setelah sampai di parkiran Renjun bergegas untuk turun dari motor hitam Jeno, namun sayangnya Renjun lagi-lagi tak bisa membuka pengait helm yang mana mengundang kekehan ringan dari pemuda Jung tersebut.
"Sini aku bantu."
Dengan berat hati Renjun kembali mendekat ke arah Jeno, nafasnya tercekat tak kala merasa jarak diantara keduanya terlalu dekat. Dapat Renjun rasakan bahwa kini pipinya memanas bahkan sampai ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OS || NOREN ✔
FanfictionSecuil kisah dari kesayang kita semua, Jeno dan Renjun ⚠ BxB ⚠ Noren Area ⚠ Bukan Lapak Homophobic ⚠ Disertai Typo Dimana-Mana Start : 30 Agustus 2021 End : 31 Maret 2022 S2 Mulai : 8 Mei 2022 Selesai : -