Happy reading!
"dek, minta tolong anterin yeji ke butik. Kamu sekalian mau berangkat kan? Mas udah dijalan soalnya ada urusan pagi ini" ujar jeno menelepon sambil menyetir audi miliknya. Sekarang pukul 7 tapi jeno sudah rapi dengan kemeja warna merah maroon dan celana berwarna krem. Mulutnya mengunyah sandwich buatan yeji karena terburu buru untuk berangkat.
"Iya nanti sekalian. Adek mau mandi dulu ini baru bangun" ujar sungchan yang saat ini masih bersandar di ranjang miliknya.
"Iya udah sana mandi. Jangan ngebut. Awas ngebut, tesla nya mas ambil lagi" ancam jeno sambil memutar kemudi berbelok ke sebuah rumah sakit yang cukup besar.
memilih menghabiskan rotinya terlebih dahulu, jeno kemudian memakai snelli serta membawa tas nya keluar dari mobil.
Ini kali pertama jeno datang ke rumah sakit ini, banyak perawat dan dokter yang asing dengan dirinya. Apalagi wajah tampannya yang tidak disangka sangka turun dari audi berwarna putih.
"Udah dateng aja dok" kevin menyapanya. Seorang dokter residen yang ikut ke rumah sakit ini bersamanya. Jeno hanya tersenyum.
"Iya, ada yang diurus tadi" ujar jeno.
"Ya udah yuk masuk" ujar jeno kemudian berjalan bersama dengan kevin beriringan. Tentu saja, kedua dokter tampan ini menjadi sorotan bagi siapapun yang melihatnya.
"Langsung ke atas dok?" Jeno yang sedang membalas pesan yeji mengangguk.
"Iya. Saya ada janji nanti setelah ini" ujar jeno. Kevin mengangguk kemudian membuka lift.
"Dok, mau kemana lagi?" Tanya kevin. Jeno yang sedang merapikan tasnya kemudian menoleh. Ia mengecek jam tangan yang melingkar indah di tangan kirinya.
"Kamu ke renjun aja, vin. Kayanya dia bentar lagi dateng. Di ruang jenazah aja sekalian ngadem. Sekalian di cek ya jenazahnya" kevin tertawa kecil, candaan yang memang benar adanya. Kamar penyimpanan jenazah itu dingin membuat jeno kadang terlelap di samping jenazah yang seharusnya dia periksa. Kevin pun kadang seperti itu saking lelahnya.
"Ya sudah dok, saya tunggu disana" berpisah dengan kevin, jeno berjalan menuju sebuah ruangan yang berada di lantai 3 rumah sakit tersebut. Bibirnya nampak tersenyum tipis begitu beberapa perawat menyapa nya.
"Dokter daniel ada?" Tanya nya kepada salah satu perawat yang bertugas di luar ruangan tempat dokter yang ia sebut daniel itu praktek.
"Ada dok, tapi sedang ada pasien" jeno mengangguk sekilas.
"Masih lama?" Tanya jeno lagi.
"Satu pasien lagi dok" jeno kemudian duduk di ruang tunggu sembari bermain ponsel nya, menunggu pasien terakhir yang masih berada di luar. Sikap nya yang terlihat acuh dan wajah yang tampak datar membuat beberapa orang memilih untuk tidak menyapanya.
"Ini langsung masuk aja, mbak?" Ujar jeno begitu melihat pasien terakhir keluar dari ruangan dokter yang dia panggil daniel itu.
"Kalau dokter sudah ada janji, silakan masuk saja. Sekarang sedang waktunya jam makan siang" ujar perawat tersebut. Jeno mengangguk kemudian mengetuk pintu dan masuk.
"Beneran dateng nih anak" jeno yang baru saja masuk segera meletakkan tas nya kemudian duduk di kursi pasien sementara daniel berjalan mencuci tangannya.
"Cape banget gila dok dengerin orang ngomong. Mau tidur aja bawaannya" keluh jeno. Daniel hanya tertawa mendengar keluhan juniornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...