Happy reading!
Saat ini, saat dimana yeji pulang bersama sang suami dengan raut wajah yang datar sementara tangannya memegang kemudi dengan erat guna mencoba menahan emosi nya yang makin meningkat.
"Mas, rambut baru aku gimana?" Yeji berkata sambil memberi tahu rambut nya yang berubah warna menjadi merah. Ia benar benar merubah warna rambutnya karena kata lia warna itu cocok untuknya, agar menyamarkan ulah Ryujin tentu saja. Jeno meliriknya sekilas sebelum kembali fokus kejalan. Bagaimana bisa istrinya berkata seperti itu?
Tidak ada jawaban yang dikeluarkan oleh Jeno selain menjalankan mobil sport nya lebih cepat daripada sebelumnya. Yeji bukan tidak tahu kalau jeno sedang emosi. Sangat sangat emosi. Terlihat dari rahangnya yang mengeras, serta urat urat di tangannya terlihat lebih menonjol dari biasanya.
Yeji bahkan tidak mau membuka mulutnya lagi melihat Jeno yang kini tengah memacu mobilnya gila gilaan menerobos jalan yang beruntung tidak sedang ramai. Mood jeno sedang memburuk dan lebih baik dia diam sambil memegang pegangan di sisinya semakin erat. Ia sangat takut kepada Jeno yang sedang emosi.
Jeno dengan cukup kasar memarkirkan mobil miliknya dengan asal di halaman rumah mereka. Memberi kode kepada yeji untuk turun. Sebelum berjalan tanpa menoleh.
Yeji pun mengikuti suaminya dengan takut takut. Suasana rumah yang biasanya bahagia karena celotehan absurd dari Jeno kini berubah menjadi mencekam karena tingkah pria itu yang berjalan dengan wajah datar.
Tidak ada omongan yang keluar dari Jeno, pria yang berprofesi sebagai dokter itu langsung mengganti pakaiannya dengan kaos polos dan celana pendek.
"Mas" jeno hanya melirik sekilas ke arah yeji kemudian meraih jaket kulit miliknya serta kunci motor yang tergantung di dekat kasur.
Ia berjalan sambil membanting pintu, meninggalkan yeji yang gemetar bukan main. Jeno yang emosi benar benar membuatnya ketakutan bukan main.
--
"Yeji bisa marah kalau lo ngelukain tangan lo lagi" jeno melirik ke arah pintu, melihat sang abang yang datang dan bersandar pada dinding samping pintu sambil memegang bir kalengan di tangan sementara rokok berada di sela sela bibirnya.
"Mina bakal marah kalo lo ngerokok lagi" jeno membalik perkataan Mark sembari melanjutkan tinjuannya pada samsak tak peduli tangannya yang mengeluarkan darah. Yang ia lakukan hanya meluapkan emosinya.
"Noh pakai" Mark melempar sarung tinju kepada sang adik sebelum duduk di salah satu sofa yang berada di sana, menyaksikan sang adik mengamuk sambil memukuli benda yang tergantung pada langit langit ruangan tersebut.
Jeno melirik sang abang yang duduk sambil sesekali menghembuskan asap rokok dari sela sela bibirnya. Ia lantas meninju benda dihadapannya dengan keras, berharap emosinya menguar begitu saja.
Ia sudah melepaskan bajunya, kini ia hanya tinggal memakai celana pendek miliknya. Keringat mengalir begitu deras pada tubuh berotot miliknya namun tidak kunjung membuatnya berhenti. Ia malah semakin keras meninju. Tidak peduli apakah tangannya masih berdarah atau tidak.
Mark sudah menghabiskan lebih dari tiga batang saat jeno menghampirinya dengan keringat yang mengalir pada tubuh berotot miliknya.
"Nih" mark melempar bir itu kepada sang adik. Jeno membuka bir tersebut dan menenggaknya. Membiarkan rasa terbakar mengalir pada kerongkongan nya.
"Tau dari mana gue di sini?" Ujar jeno sambil melepas sarung tinju yang sebelah kiri. Mark tersenyum.
"Apasih yang ga gue tau dari adek gue yang paling manja ini" jeno hanya berdecih. Ia kemudian mengajak Mark untuk bersulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...