Happy reading!
Jeno melangkahkan kakinya keluar dari ruangan jaga. Beberapa perawat menyapa dirinya yang hanya dibalas dengan senyuman tipis serta anggukan kepala saat Jeno berjalan menyusuri lorong. Ia akan mengunjungi ruangan Mark untuk yang terakhir, mungkin saja.
Alat Mark akan diambil pukul empat, dan sekarang pukul tiga. Jadi dia sepertinya adalah orang terakhir sebelum pengambilan alat. Dia sendiri sudah menegarkan hatinya untuk siap ditinggal oleh saudaranya yang lain. Kakak terdekatnya.
"Jen" jungwoo tiba tiba memanggil dirinya. Jeno menolehkan kepalanya melihat pria bertubuh tinggi itu datang dengan terburu-buru.
"Kenapa bang?" Tanya Jeno. Jungwoo lantas cepat cepat memberikan map kepada Jeno berisi hasil dari pemeriksaan yang ia lakukan. "Ini punya Lo. Gue lagi buru-buru banget" Jeno lantas menerima map itu sementara dirinya menatap jungwoo aneh.
"Buru-buru kemana sih, bang? Ada masalah apa? Lo kenapa?" Tanya Jeno ikutan panik. Jungwoo menggelengkan kepalanya.
"Masalah besar, jen" jawab jungwoo ambigu. Masalah besar? Jungwoo kenapa? Apa ia terkena masalah karena permintaan Jeno?
"Iya, masalah apa? Ada kepolisian yang tanya sesuatu sama lo?" Tanya Jeno tidak sabar. Jungwoo menggelengkan kepalanya
"Gue harus lari ke warung depan buat beli bakso. Gue lagi balapan sama lino yang kalah harus traktir. Gue duluan ya Jen, gue mau makan banyak soalnya" Jeno terbengong melihat apa yang diucapkan oleh jungwoo. Pria itu berkata seperti sedang melakukan rap. Bahkan dirinya sekarang berlari begitu kencang. Sepeninggal jungwoo, jeno hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ada ada saja.
Jeno kemudian memasukkan map itu ke dalam tas sebelum kembali melangkah menuju ruangan Mark. Seperti biasanya, begitu dia datang, ada seseorang pula yang pergi dari dunia. Satu keluarga sedang menangis sambil memeluk seorang wanita berkisar tiga puluh tahun yang baru saja meninggal dunia. Jeno menarik napas nya. Mencoba menenangkan dirinya.
Di depan ruangan Mark, kakak nya sedang berdiri dengan bersandar pada dinding. Cairan bening ada di ujung matanya. Mina menangis dengan menggenggam kedua tangannya menatap Mark dari balik kaca. Rose disampingnya, mengusap usap pelan bahu Mina.
"Udah pulang kerja, Jen?" Jaehyun cepat-cepat menghapus air matanya melihat sang adik yang datang dengan snelli yang ia kenakan. Jeno tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya. "Di dalem ada orang?" Tanya jeno. Rose mengangguk. "Sungchan lagi di dalem. Bentar lagi juga keluar" Jeno hanya ber oh ria.
Benar. Tak lama kemudian sungchan keluar dari ruangan Mark dengan mata yang sedikit membengkak akibat menangis. Jeno menepuk bahu sungchan pelan sebelum masuk ke dalam ruangan tempat Mark masih memejamkan mata dengan selang yang mencoba membantu hidupnya.
"Oy Mark, kita ketemu lagi" biasanya Mark akan menjawab "gue Abang lo ya, panggil Abang" tapi sekarang tidak ada jawaban selain alat yang berbunyi pelan.
"Enak ya jadi lo tidur terus, sementara gue ngga bisa tidur. Curang banget sih" ujar Jeno mengeluh. Disamping ruangan Mark sudah diisi oleh seorang anak kecil yang juga tertabrak truk. Dokter yang berada disana hanya tersenyum tipis melihat kehadiran jeno.
"Lo sadar ngga sih kalau lo ngerepotin orang orang kaya gini? Tuh kak Mina nangis tiap hari, Kenan nyariin dimana ayahnya terus-terusan. Gue tau lo bakal pergi, tapi bisa ngga sih lo bangun lebih lama? Ngga kasian liat Kenan masuk ke golongan kita, golongan anak yatim diumur yang belum satu tahun" Jeno mengoceh setengah meyindir Mark. Berbincang seperti biasanya saat Mark masih sadar yang akan dibalas tawa kencang dan renyah dari ayah Kenan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...