Happy Reading!
Suara alarm ruangan Mark berbunyi begitu keras saat jeno baru saja datang. Dia melipir ke ruang tempat dimana Mark dirawat. Jeno lantas berlari mendekat. Memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Di dalam ruangan, dokter sedang membenarkan alat alat pada tubuh Mark. Mina menutup mulutnya tidak percaya melihat suaminya tidak merespon apapun di dalam sana. Sungchan hanya berdiri dengan jemari menyentuh kaca. Jeno melihat dari kaca. Meneguhkan hati melihat ke dalam. hanya ada garis yang kemudian berubah lagi. Kembali seperti semula. Jantung Mark berhenti kemudian berhasil dipacu kembali.
"Mas, adek, ikut kakak sebentar. Biar disini kak Mina sama mbak Irene yang jaga" jaehyun menarik pelan badan sungchan yang berdiri kaku menatap kedalam dimana Mark sedang memperjuangkan hidupnya. Jeno menurut.
"Adek, ikut kakak sebentar yuk. Kita makan dulu sebentar" ajak jaehyun merangkul sungchan yang tingginya melebihi dirinya. Sungchan dengan berat hati melangkahkan kakinya meninggalkan Mina yang masih memeluk Irene sambil sesekali mengusap air matanya.
Mereka kemudian duduk di bangku panjang yang berada di dekat kantin rumah sakit. Jaehyun membeli roti untuk adiknya serta sebotol air minum.
"Dimakan dulu" ujar jaehyun kepada Jeno dan sungchan.
"Makasih kak" sungchan menerima pemberian jaehyun begitupula Jeno. Mereka lantas memakan roti tersebut dalam diam.
"Ngerasa de Javu ya?" Ujar jaehyun pelan sambil meremas soda kaleng yang ia genggam. Ia tersenyum kecil. Sungchan mengunyah rotinya dalam diam sementara Jeno terdiam menggoyangkan botol air mineral yang tadi sudah diminum olehnya seperempat.
"Dulu bubu yang tiba tiba pergi, sekarang Abang juga ngga ada angin ngga ada ujan kecelakaan. Tuhan seneng banget main main sama kita ya, kayanya?" Jaehyun berujar pelan. Pria dua anak itu terdiam lagi cukup lama. Mengambil napas, kemudian menghembuskan nya kembali.
"Kakak tahu kalian berdua udah dewasa dari sebelumnya. Kakak yakin kalian ngga buta sama kondisi Mark sekarang. Apalagi Jeno, mas ngerti kan maksud kakak apa?" Jeno menghembuskan napas. Dia mengangguk. Sadar betul kondisi sang abang yang sudah dibilang susah untuk diselamatkan selain keajaiban dari Tuhan.
"Kakak cuma mau kalian belajar ikhlasin Abang ya dari sekarang" sungchan mengalihkannya pandangannya. Ia yang tadi menundukkan kepalanya kini menatap sembarang arah, mengalihkan pandangan dari jaehyun.
"adek?"
"Maaf kak, adek belum bisa" ujar sungchan pelan. Jaehyun merangkul bahu sungchan. Kalau boleh jujur sekarang, jaehyun rasanya masih seperti mimpi. Dia masih tidak menyangka, satu lagi anggota keluarganya terbaring tidak sadarkan diri.
"Ngga apa-apa. Pelan-pelan ya, dek. Kita pikirkan kemungkinan terburuk yang bakal terjadi sama Abang" jaehyun mencoba menasehati sang bungsu pelan pelan.
"bukan kemungkinan terburuk, memang itu yg sedang terjadi" Jeno bergumam lirih, namun suara itu terdengar oleh jaehyun. Jaehyun hanya tersenyum tipis.
"Kak" jaehyun yang sedang menatap ke arah cuaca yang sedang mendung itu langsung menoleh kepada sang adik.
"Kenapa dek?" Sungchan terdiam.
"Kenapa semua terjadi sama kita ya?" Lirihnya pelan. Jaehyun terdiam.
"Dek, inget. Kita semua ciptaan yang diatas. Kita ngga bisa menentang kehendak Tuhan. Mungkin Tuhan ngasih rezeki yang melimpah kepada kita. Hanya saja, tuhan menguji kita dengan cara yang berbeda. Tapi yang namanya ciptaan Tuhan, siap ngga siap. Dalam kondisi baik maupun buruk, sengaja atau tidak sengaja. Ketika tuhan berkata kita harus kembali. Maka saat itulah kita harus kembali di sisinya. Yang bisa kita lakukan hanya mencoba merelakan semuanya" nasehat jaehyun kepada adik-adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...