-royals

1.5K 171 3
                                    

Happy reading!

Jika kalian mengira menjadi dokter itu mudah. Kalian salah besar. Sangat salah.


Contohnya saja, ini pukul tiga pagi dan ada jenazah yang baru saja datang dari unit gawat darurat. Dan sialnya jeno sedang jaga malam dan tengah tertidur di ruang jaga.



"Maaf dok mengganggu waktu tidur dokter, saya mau mengantar jenazah" ujar seorang perawat sambil mendorong ranjang dengan kain putih yang menutupi tubuh seseorang yang tengah terbaring tanpa nyawa.



"Masuk aja. Taruh di ranjang nya. Diambil besok pagi kan?" Jeno bergumam sambil memiringkan tubuhnya, ia berkata tanpa membuka matanya. Ia sungguh mengantuk dan beruntung pekerjaan nya tidak terlalu berat layaknya dokter dokter jaga yang berada di ugd.


"Anu dok" perawat itu malah berbisik kepada jeno.


"Hm"


"Anterin dok. Saya ngga berani masuk ke dalam sendirian" jeno berdecak. Ini salah satu alasan mengapa dia malas berjaga malam. Tidurnya tidak akan nyenyak karena pasti perawat perawat yang mengantarkan jenazah meminta dirinya untuk menemani.


"Kamu perawat senior kok masih takut" jeno berkata setengah meledek. Ia kemudian terduduk di kasur nya.  Kemudian bangkit sambil menguap. Ruangan jenazah cukup sepi dan sangat gelap karena hanya ada satu penerangan di tengah tengah karena tidak ada otopsi jadi lampu tidak semua menyala. Hemat energi, kata jeno.


"Diisi dulu. Saya tunggu di sini" ujar jeno sambil bersandar di pintu. Melipat kedua lengannya di depan sesekali mengigil kedinginan karena suhu udara pagi hari ini cukup dingin. Begitu dirinya hampir terlelap, suara perawat tadi memanggil dirinya.



"Dok, dengar sesuatu ngga?" Jeno langsung membuka matanya begitu perawat itu berkata sedikit ketakutan. Matanya bergerak ke kanan dan kiri dengan gelisah. Ayolah, selama empat tahun lebih dia menjadi perawat, tentu saja hal yang paling menyebalkan selain berjalan di lorong saat jaga malam yaitu mengantarkan jenazah di pagi buta seperti saat ini.


"Denger apa? Ngaco kamu. Udah cepetan diisi datanya dulu" bohong jika jeno tidak mendengar suara cekikikan perempuan. Itu bukan anna maupun elsa. Jeno paham suara cekikikan keduanya. Apakah ada hantu baru? Dimana anna? Harusnya dia berusaha mencegah adanya hantu baru di ruangan ini atau pekerjaan nya ajan terganggu.


Mata jeno melirik ke tempat dimana anna biasa berada. Anna menggeleng seolah mengatakan bahwa bukan dia yang tertawa.


"Usir hantunya" ujar jeno dalam hati. Anna menatap nya datar kemudian melayang dan berjalan menembus tembok.


"Dok, sedang apa?" Jeno menghela napas nya lega begitu ada satpam yang sedang jaga malam menyapa dirnya dengan senter di tangannya.

"Nemenin dia, pak. Malem malem begini ganggu tidur aja ya pak?" Satpam tersebut hanya tertawa. Tawanya cukup membuat indra pendengaran jeno tidak lagi mendengar suara cekikikan perempuan itu lagi


"Pak, denger?" Suara tawa yang dimaksud perawat tadi kembali terdengar membuat ketiga pria itu saling pandang.



"Udah yuk mas. Kita balik cari makan aja di depan" ujar satpam itu mengalihkan pembicaraan agar tidak membahas hal horror di tempat yang horor seperti ini.


Tak lupa mengunci pintu, mereka bertiga kemudian berjalan menyusuri lorong gelap dan panjang di bangsal bayi. Sering sekali terjadi tangisan bayi di sini menurut perawat perawat yang berjaga malam.


ROYALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang