-royals

1.3K 179 11
                                    

Happy reading!

bukankah jeno sudah pernah  mengatakan kalau jeno paling tidak suka kalau dirinya kedapatan shift malam? Apalagi kalau sendirian. Itu rasanya benar benar menyebalkan, sungguh. Kalau kau tidak percaya, cobalah datang sendiri ke rumah sakit..

"Gue duluan, jen. Hati-hati jaga malamnya, good luck deh" jeno hanya mengangguk saat yunseong yang berganti shift dengannya berjalan meninggalkan ruangan.


"yo, hati-hati. Titip salam buat dedek bayinya ya. Langsung mandi lo. Takut bawa apa apa dari sini" yunseong hanya mengangkat ibu jarinya sembari melangkah pergi menyusuri lorong gelap rumah sakit.



"Nananana" jeno bergumam sambil mengotak-atik komputer yang berada di depannya. Istrinya sudah jelas tertidur sekarang, bahkan sudah nyenyak. Selama hamil yeji lebih sering tidur daripada berpergian. Badannya juga mudah lelah padahal hamil muda. Wajar terasa lebih lelah karena dia membawa dua nyawa dalam tubuhnya.


Yeji juga sekarang jarang memakai make up, membeli tas mahal juga jarang (jangan bilang yeji kalau jeno juga senang karena uangnya tidak berkurang). Katanya, kalau hamilnya begini, anaknya laki-laki. Tapi jujur saja jeno tidak terlalu memperdulikan jenis kelamin anak anaknya nanti. Yang penting bisa lahir dengan baik dan sehat, baik dua juniornya maupun yejinya sendiri. Itu yang paling penting menurut jeno.




Tangannya membuka sandwich yang tadi ia buat untuk makan malam, dengan kacamata yang membingkai indah mata sipitnya serta hoodie yang menutup kepalanya membuat jeno layaknya boneka beruang besar yang kelaparan.





"Astaga, siapa lagi hey?" ujarnya ketika lampu yang berada pada ruangan ini padam secara tiba-tiba padahal tadi dia sedang asik mengunyah sandwich dan bermain game pada laptop dihadapannya.



Namun nihil, tidak ada seorangpun yang menjawab ucapannya. Lampu kemudian menyala dengan sendirinya. Oh. Ada yang jahil rupanya.



"Anna? Elsa? Itu kalian bukan?" Tanyanya kepada dua makhluk yang ia kenal disini. Biasanya jika dipanggil mereka akan muncul lewat jendela sembari melambaikan tangan sambil tertawa cekikikan jika memang mereka jahil, tapi setelah beberapa menit dia tidak melihat sosok yang ia kenali itu di jendela.



Lampu padam lagi.



Sialan.



Jeno hampir saja mengumpat karena sandwich miliknya, potongan terakhir yang sengaja ia sisakan lantas terjatuh kelantai saat melihat kaki yang terayun di plafon kamar jaga.



"Apes banget malam ini" ujar jeno sembari menatap kecewa pada sandwich, lebih tepatnya lantai karena ia tidak mau melihat langit langit tempatnya akan tidur.



Kalau kalian ingin tahu, ada wajah dengan seringai lebar hampir menyerupai sobekan bibir di plafon dengan kondisi terbalik. Kepalanya terputar menghadap jeno yang sedang berpura-pura menyibukkan diri. Mencoba tidak melihat.


"Halo, chan. Lo dimana?" Ujar jeno sambil melangkah keluar dari kamar jaga. Persetan dengan komputer yang masih menyala. Menyelamatkan diri dari ketakutan jiwa itu lebih penting.



Ia memilih menelepon haechan karena ryujin masih berada di rumah sakit ini. Atau paling tidak suaminya masih menjaganya hingga malam ini.



"Apa?" Ujar haechan setengah menguap.



"Lo dimana?" Jeno berjalan menjauh, mendekati keramaian atau setidak-tidaknya lebih ramai dari tempat nya tadi.


ROYALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang