Happy reading!
Mark, yang diberikan keajaiban oleh tuhan untuk bangkit dari kematian. Tidak juga sih. Tapi jantungnya pernah berhenti selama dua kali. Lalu apa dong?
ya, anggaplah seperti itu.
Ia sekarang masih terbaring di rumah sakit. Disampingnya, ada Mina yang tengah membersihkan handuk sesuai mengelap tubuhnya.
Istrinya tampak lebih cerah dari hari kemarin. Mungkin karena hari ini Mina istirahat dengan cukup."Udah mau tidur?" Mina bertanya. Mark menggelengkan kepalanya pelan. Bagian bawah tubuhnya masih tidak bisa digerakkan.
"ngga apa apa. Kaki kamu bakal baik baik aja, babe. Trust me. Kalaupun kenapa-napa. Aku bakal di samping kamu" Mina berujar setelah melihat Mark menatap bagian tubuh bawahnya dengan tatapan nelangsa. Dokter mengatakan bahwa kaki Mark akan lumpuh untuk sementara. Mark harus sering terapi nanti setelah dia sembuh.
"i love you" bisik Mark seringan angin di telinga Mina. Mina mencium tangan Mark yang sedari tadi ia genggam. "i love you more, mark"
Mark tersenyum kecil membiarkan tangannya digenggam oleh Mina sementara pandangannya menatap langit-langit ruangan yang berwarna putih.
Setelah terbangun dari tidur, Mark masih sering merasakan sakit di bagian kepala. Nafasnya juga sering susah. Kadang jemarinya tidak bisa merespon apapun sehingga beberapa kali dokter harus melakukan pemeriksaan apakah ada kerusakan lain pada syaraf nya.
"sssh" Mark meringis begitu Mina mengolesi salep pada wajahnya yang terluka. "Tahan sebentar ya" perih sekali. Sungguh. Hampir seperti ditonjok oleh Jeno, adiknya yang nakal itu. Jangan tanya kapan, karena kata Jeno 'sekali sekali muka lo ancur kenapa, biar ada aura bad boy nya. Soft boy banget sih' setelah itu tiga tinjuan langsung bersarang di sudut bibir Mark. Jaehyun yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya. Membiarkan kedua adiknya berkelahi tanpa alasan. Saling meninju satu sama lain sementara sungchan yang malah memekik ketakutan melihat dua kakaknya babak belur. Ingin melerai tapi ditahan jaehyun, kata jaehyun biarin aja dek mereka lagi mau gede. Besok adek gede kakak tinju gantian. iya. Benar kejadian, jaehyun pernah meninju sungchan tiba tiba tanpa alasan saat usianya menginjak dua puluh. Sambutan tentang kerasnya kehidupan katanya.
"Hei, lagi mikirin apa?" Mina berbisik kepada Mark saat Mark melamun.
"nothing" jawab Mark sambil tersenyum tipis.
"Kamu ngga tidur?" Tanya Mark. Mina menggelengkan kepalanya.
"Aku baru bangun waktu mau kesini. Oh iya, Kenan udah bisa nyusu lagi. Dia rakus banget sekarang" cerita Mina. Mark tertawa kecil.
"i miss him so bad. dia ngga rewel kan waktu aku tidur?" tany Mark. Mina menggelengkan kepalanya.
"kata ryujin dia ngga serewel Ryan. Mama juga bilang kalau dia ngga nangis kalau malem. Nangis kalau mau minum atau makan. Aku ngerasa bersalah karena ngga bisa nyusuin dia. Mark, i'm so sorry" Mark mengusap kepala Mina saat istrinya menundukkan kepalanya. Merasa bersalah karena tidak bisa menyusui Kenan selama mark tertidur.
"it's okey, babe. ngga apa apa. Bukan salah kamu. Kamu juga stress kemarin kan? Ini juga bukan kehendak kamu" bisik Mark. Mina hanya menganggukkan kepalanya.
"so, tell me. Kamu ngalamin mimpi apa sampai tidur lama?" Mark terdiam cukup lama.
"aku disini. di samping kalian" Mina mengerutkan keningnya. "Hm?"
"aku liat semua yang kalian lakuin. Aku disini"
Mark, saat itu ingat betul dia minta izin kepada Mina untuk pulang terlambat karena ada yang perlu dikerjakan. Mina menyetujui asalkan Mark jangan menyetir sendiri pulangnya karena akan sangat berbahaya jika dia menyetir sendiri. Mark mengiyakan kemudian menelepon supirnya tiga puluh menit sebelum kepulangannya.
mark tertidur di bangku belakang saat mobil mereka meninggalkan agensi, dia terbangun ketika merasa sedikit terbentur. Dia langsung membelalakkan matanya melihat supirnya tidak sadarkan diri dengan kaki diatas gas. Mark panik, ia mencoba menguasai mobil namun naas suara benturan keras merenggut kesadarannya.
Lalu yang Mark ingat adalah dia berada di luar mobil, menatap apa yang terjadi selanjutnya yaitu Jeno yang berteriak menggila pun ia melihat nya.
"JENO, ABANG DISINI" teriaknya, tapi Jeno tidak menoleh, tidak mendengar teriakannya. Jeno masih saja mencoba membuka pintu mobil miliknya.
"Yeji? Abang disini" ia menggerakkan tangannya di depan yeji yang gemetar memanggil polisi. Adik iparnya pun tidak menoleh. Mark kemudian mendekati Jeno yang masih memegang dongkrak
.
"Jen?" Jeno tidak menoleh. Mark bahkan tidak bisa menyentuh adiknya. "Jeno, Abang disini? Kamu panggil Abang ke siapa?" Tanya Mark kebingungan.
Mark tambah bingung ketika ia melihat dirinya sendiri terkapar di aspal dengan Jeno yang menangis. Dia mencoba mendekat ketika Jeno berteriak panik. Dia tersadar begitu ambulans datang. "Aku mati?"
Mark mengikuti kemana Jeno melangkahkan kakinya, bagaimana paniknya sang adik saat sampai di UGD sampai istrinya, Mina, datang yang menangis histeris.
Mark ingin memeluk Mina erat erat ketika Mina jatuh dan menangis memanggil manggil namanya. Mark disana. Berdiri di samping Mina, mencoba menggapai tubuh sang istri, mengatakan bahwa dia ada di sebelahnya.
Namun nihil, istri dan saudara saudaranya tidak ada yang melihat dirinya. Dia hanya bisa melihat tubuhnya yang dipindahkan ke suatu ruangan.
Mark mengikuti. Dia melihat orang orang sama dengan dirinya tengah menatap tubuh mereka yang terbaring. Kemudian dia bisa melihat satu per satu dari mereka di jemput seseorang dan pergi diiringi Isak tangis keluarga mereka.
Mark setiap hari berdiri di ujung ruangan, menyaksikan keluarganya berdoa di sampingnya. Di telinganya pun masih terdengar bisikan bisikan doa agar Mark kembali. Mark ingin mendekat, tapi tidak bisa. Ada sesuatu yang menolak dirinya untuk mendekati raga yang terbaring. Suara alat alat pun masih berdengung jelas di telinganya.
Ada seseorang memanggilnya, menyuruh Mark untuk mengikuti mereka pergi. Mark tidak tahu mereka siapa. Tapi mereka meminta Mark untuk ikut mereka. Mark karena tidak bisa menyentuh tubuhnya, hanya bisa berjalan mengikuti mereka walau samar samar terdengar teriakan Mina memanggil dokter.
Belum terlalu jauh, seseorang memegang tangannya. Menahannya untuk tidak menjauh.
"Bubu?" Ujarnya ketika melihat sosok yang tidak asing dengan dirinya menggenggam tangannya untuk tidak pergi.
"Mark, ikut bubu. Jangan jauh jauh" taeyong menarik Mark untuk kembali masuk ke dalam ruangan.
"bubu? Mark? Itu Mark dan ini Mark" ujar Mark kebingungan sembari menunju dirinya bergantian dengan tubuhnya yang berbaring di ranjang.
"Iya, itu Mark. Mark harus pulang, sekarang. Ini bukan waktunya Mark untuk sama bubu. Mark harus pulang sekarang" taeyong berkata dengan tegas.
"Tapi bubu, susah. Mark sudah coba tapi tidak bisa. Mark tidak bisa kesana" keluh Mark. Taeyong tersenyum tipis.
"Ayo bubu anter pulang. Rumah kamu bukan disini. Sekarang, Mark tutup mata. Mark denger apa?" Ujar taeyong. Mark menurut.
"Suara kakak, Mina, Jeno, Adek, sama doa" ujar Mark mendengarkan dengan teliti.
"Denger doa itu? Mark masih bisa berdoa kan? Mark masih inget tuhan? Ayo berdoa. Ikutin suara Jeno. Ikutin suara Mina. Ayo bubu anter sambil berdoa, jangan berhenti. Ikut bubu. Biar bubu anter kamu pulang" Mark kembali memejamkan matanya saat taeyong menggenggam jemarinya mendekati raga miliknya. Lalu dia kemudian terbangun dengan dokter di sampingnya.
Mina, menangis begitu deras mendengar cerita dari Mark. Ini benar benar keajaiban tuhan, Mark bisa kembali di pelukannya.
"terimakasih telah pulang, Mark. Terimakasih" ujar Mina sambil mencium punggung tangan Mark. Mark memeluk sang istri dalam kondisi berbaring. "terimakasih telah menungguku untuk pulang"
Diujung ruangan, sesosok bayangan tersenyum tipis melihat pemandangan di hadapannya sebelum kembali menghilang.
======================================
Terimakasih telah membaca, jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fiksi Penggemar; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...