Happy reading!
"jen ikut ke rumah bang Suho ga nih?" Jeno yang nampak asik bersantai menoleh kepada Jaehyun yang sudah rapi.
"Mau. Tapi kakak yang nyetir. Males" ujar jeno. Jaehyun berdecak.
"Iya, udah ganti baju sana" hari ini jeno jaga malam dan yeji sudah berangkat bekerja lebih dulu. Jaehyun dan rose tinggal sementara waktu di rumah besar, sembari menunggu rumah mereka selesai.
Kurang dari satu jam, mereka sudah sampai di rumah besar milik suho.
"Loh kapan pulang?" Irene memeluk rose sekilas, bersalaman layaknya ibu ibu pada umumnya.
"Udah tiga hari lebih kayaknya mbak. Mbak sekeluarga sehat? Udah berapa bulan?" Tanya rose. Irene tersenyum sambil mengelus perutnya yang membuncit.
"Udah mau delapan nih. Masuk yuk masuk. Kenzo malah belum pulang, tuh anak ngga ada bedanya sama jaehyun" jaehyun yang disindir hanya tertawa. Ia menggendong evan yang enggan turun di tempat yang baru.
"Ya kalau jaehyun ngga jadi bang toyib nanti hermes rose siapa yang bayar" rose memukul pelan lengan suami nya membuat irene tertawa.
"Mas, jaehyun nih" panggil irene kepada suho yang berada di kamar nya.
"Lagi istirahat mungkin abang nya" ujar jeno yang sepertinya tidak disadari oleh irene.
"Loh kamu ikut jen? Bosen banget dimana mana ada kamu" ujar irene setengah bercanda yang dibalas tawa jaehyun dan rose. Jeno hanya memajukan bibirnya.
"Nah tuh turun" ujar irene begitu suho turun dengan pakaian yang lebih rapi.
"Udah lama ya? Maaf maaf baru mandi" ujar suho kemudian menyalami jaehyun, rose, juga jeno.
"Ini namanya siapa haloo?" ujar nya kepada evan yang tidak mau lepas dari gendongan jaehyun, enggan mengeluarkan wajahnya.
"Tuh ditanya om nya siapa namanya dek, kenalan dulu tuh" ujar jaehyun berusaha membujuk anaknya pelan pelan membuat evan mau tak mau menoleh.
"Evan,om" ujarnya dengan suara kecil. Clara tidak ikut, ia memilih membuntuti sungchan yang sedang sibuk syuting walau nanti harus berakhir dititipkan di ruangan sang abang.
"Wajahnya kok persis banget jaehyun. Copyan nya banget ini" jaehyun hanya tertawa.
"Duduk duduk" ujar suho mempersilakan tamu jauh nya itu untuk duduk di ruang keluarga yang lebih nyaman.
"Gimana kerjaan jae?" Jaehyun yang memangku evan sambil sesekali menyuapi sang anak dengan bolu buatan irene menoleh.
"ya biasa lah bang. Tapi sekarang udah pindah kesini. Ngga enak juga lama lama di negara orang" ujar jaehyun sambil tersenyum. Suho menyeruput kopinya sambil mengangguk angguk.
"Terus kamu ngapain ikut?" Ujar suho kepada jeno yang merengut. Jaehyun tertawa lagi lagi. Jeno selalu saja menjadi bahan ledekan irene dan Suho, selain karena mereka satu rumah sakit, jeno adalah orang yang sering bermain ke rumah suho untuk studi kasus.
"Ya emang kenapa sih bang? Mau main aja, mau liat arwana nya udah digoreng apa belum" suho menggelengkan kepala mendengar adik jaehyun itu menjawab asal pertanyaan nya sambil memakan kacang di toples.
"Dasar jeno"
"Makan siang di sini ya? Biar mbak masak. Sekali kali nih" ujar irene memotong pembicaraan yang terdengar asik.
"Duh ngerepotin nanti mbak, biar nanti di rumah aja" ujar jaehyun. Irene mengibaskan tangannya.
"Gampang itumah. Masak aja bukan perkara bersar. Ya ngga jen?" Jeno mengangguk.
"Benar mbak" jaehyun memukul kepala adiknya.
"Heh, ngerepotin orang aja kamu" jeno mengangkat bahunya.
"Emang masakan mbak irene enak kok" belanya.
"Udah sering dia disini jae, jangan aneh kalau udah mirip rumah sendiri" ujar suho. Irene hanya tertawa
"Ya udah biar rose yang bantu mbak, sekali kali nginjek dapur mahal ya ngga?" Ujar rose. Irene hanya menggelengkan kepalanya. Padahal ia tahu rumah rose lebih mewah daripada rumahnya.
"Dapur mahal kalau abang Mark masak mah bakal ancur ancur aja" sekali lagi, tangan jaehyun memukul kepala jeno.
"Ish kenapa pukul-pukul sih kak nanti kena cedera kepala nih. Bukan begitu bapak dokter?" Suho hanya tertawa membalasnya.
Obrolan mereka terus berlanjut hingga suara mobil terdengar. Kenzo sepertinya pulang dari kampus.
Benar saja, kenzo masuk dengan almamater yang dipegang di lengan kiri sementara seorang anak berpakaian seragam sekolah dasar menyusul nya dari belakang.
"Halo kenzo" kenzo yang tadi menunduk membalas pesan dari temannya langsung terperanjat terkejut mendengar suara yang sudah lama tidak ia dengar.
"Om jae?" Jaehyun hanya tersenyum mengangkat alisnya. Ia tahu keponakan nya itu tidak mengharapkan dirinya pulang cepat karena mau tak mau om nya sudah meminta nya untuk mengambil alih perusahaan utama milik sang papa.
"Halo kenzo, long time no see" ujar jaehyun. Jeno tertawa melihat keponakan nya mematung begitupun suho. Ia sudah mendengar cerita jaehyun bahwa jaehyun ingin kenzo segera mengambil alih perusahaan taeyong tapi anak itu masih belum mau.
"Om kapan pulang?" Tanya kenzo.
"Udah cukup lama dan kayaknya senin udah ngantor" kenzo melotot. Ia berarti harus ikut ke kantor om nya dong?
"Biasa aja kali kenzo, yuk darren ganti baju sama mama dulu" ujar irene menegur putranya kemudian mengambil darren, anak nya yang berusia 7 tahun dan baru masuk sekolah dasar itu. Kenzo tersadar kemudian menyalami kedua om nya.
"Kamu takut banget sama om perasaan" ujar jaehyun. Kenzo mengangguk yakin.
"Om bisa ngga sih kenzo ditunda dulu. Sampai kenzo lulus gitu?" Pinta kenzo.
"Kamu ngga langsung naik pangkat kenzo. Kamu masih harus magang di kantor dulu. Kamu harus dari bawah. Jadi om pikir biar nanti kamu umur 20 tahun udah ngerti seluk beluk kantor dan ambil alih jabatan presiden di kantor. Oh iya, kantor pusat lagi bikin 4 cabang baru di 4 negara yang berbeda" Kenzo melotot. Mendengar nya saja sudah membuat dirinya pening.
"Bisa sakit aku yah" keluhnya kepada Suho yang hanya tertawa.
"Ini besok ayah pensiun kamu ambil alih rumah sakit juga" Kenzo menatap horor sang ayah.
"Yah, please? Darren aja ya? Darren yang katanya mau jadi dokter" mohon Kenzo.
"Darren masih kecil, kamu aja dulu cita cita jadi pilot malah ambil bisnis" sahut irene.
"Udah udah makan dulu. Yuk kalian juga udah matang tuh sayurnya" ujar Irene sebelum putra nya mendebat dirinya lagi.
"Oh iya bang, ada yang mau jeno tanyain" ujar jeno begitu mereka selesai makan. Suho yang sedang meninum air nya meneguknya kemudian menoleh.
"Tanya apa?"
"Gagal jantung dan pemasangan ring di jantung" suho mengangguk.
"Tumben kamu tanya. Pasien mu?" Jeno mengangguk. Mengambil sebuah kertas dan bolpoin.
"Jenazah nomor 71" suho kemudian menjelaskan tentang pemasangan ring pada jantung secara mendetail. Jeno memang mempelajari nya dulu tapi tidak mendalam. Jadi dia bertanya kepada ahlinya yang memang sedang ada berada di hadapannya.
"Doctor things" ujar Kenzo sambil memutar bola matanya.
=======================================
Jangan lupa vote dan komen buat next update 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...