Happy reading!
Pagi ini cukup mendung namun hujan tidak turun padahal hawa dingin benar benar menusuk tulang. Namunisinilah mereka berada, sebuah makam yang tidak asing lagi bagi mereka.
Jaehyun, sungchan, serta Kenzo datang dari pihak keluarga. Yuta juga turut serta. Jaemin bersama anak buahnya sudah bersiap di sekitar pemakaman dengan senjata lengkap mengingat ini benar benar kasus yang sangat diutamakan oleh bapak menteri. Jaemin sekarang bahkan sudah berdiri di dekat pemakaman dengan kedua tangannya terlipat di depan dada sementara senapan terletak di pinggangnya untuk antisipasi
Jeno juga sudah datang dengan tim forensik yang ditunjuk secara langsung oleh atasan jaemin. Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam tim forensik dari tim rahasia bentukan negara. Dan Jeno, dipilih langsung sebagai pemimpin tim. Sehingga mau tidak mau dia tidak bekerja di rumah sakit untuk sementara waktu karena dia harus menyelesaikan kasus ini dalam waktu sesingkat mungkin
"Sebelum memulai, mari kita berdoa terlebih dahulu" semua orang menundukkan kepalanya saat Jeno berkata. Berharap hari ini benar benar di beri kemudahan.
"Selesai"
Jeno kemudian beranjak maju, mendekati nisan dari sang kakak sulungnya. Menundukkan kepalanya pelan. Berdoa sendiri sebelum melakukan upacara pembongkaran makam. Sebuah kebiasaan Jeno ketika melakukan hal ini. entah untuk makam siapapun. Jaehyun menitihkan air mata dari balik kacamata hitamnya. Sungchan merangkul Kenzo yang berdiri sedikit gemetar. "Ngga apa-apa, kita bisa percaya mas Jeno" bisik sungchan kepada Kenzo. Kenzo hanya menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai berdoa, Jeno langsung memberi aba aba untuk bersiap. Perlahan, mereka mulai menggali makam tersebut. Mencoba meraih kerangka tubuh taeyong. Dua orang turun dari pihak forensik, termasuk Jeno sendiri adalah orang yang menggali.
Perlahan lubang semakin dalam, Jeno juga sudah tidak melihat saudara-saudaranya di atas sana. Udara lembab serta hewan hewan tanah menyambutnya. Bahkan sekilas tercium bau bangkai. Jeno hanya mencoba mengabaikan hal itu.
"Dokter, masih kuat?" Jeno hanya menganggukkan kepalanya.
"Tenang aja. Oh iya minta sekop dong kayanya udah dalem banget" ujar Jeno. Dokter di belakangnya kemudian memberikan benda yang di maksud oleh Jeno.
Pelan pelan, Jeno menggali dengan sekop. Berhati hati agar tidak melukai kerangka yang tersisa dari tubuh taeyong. Jeno tersenyum saat alat yang berada dalam genggamannya mengenai sesuatu yang keras.
"Hai bubu, kita ketemu lagi" ujar Jeno begitu ia melihat tengkorak milik taeyong.
"Ayo tengkorak nya sudah dapat, kita hanya perlu mencari rusuknya" ujar Jeno sedikit menyingkirkan badannya membiarkan rekannya mencari kerangka tubuh dari kakaknya.
"Kantung" teriak Jeno kepada tim forensik yang berada di atas. Mereka kemudian buru buru mendekati jeno. Memberikan kantung jenazah untuk membawa kerangka tubuh yang masih berada di tanah.
Mereka mendekat hingga bisa melihat tulang belulang yang masih terkubur di dekat Jeno yang masih terus menerus menggali. Kenzo bahkan terduduk. Ia melihat ayahnya kembali. Walau dengan kondisi yang sangat berbeda dari seingatnya terakhir kali.
Jaehyun hanya mampu meremas bahu remaja yang sekarang tengah berlutut menatap liang lahat yang sedang digali. Mencoba menguatkan. Karena bagaimanapun, kehilangan ayah diusianya yang ke tujuh dan tumbuh tanpa kasih sayang sang ayah merupakan hal berat yang harus Kenzo alami. "Yang kuat, Ken. Om disini bareng Ken" bisik jaehyun. Kenzo tidak menangis sekarang. Ia bahkan lupa wujud sang ayah seperti apa, dan dia kembali bertemu sang ayah dengan kondisi seperti ini.
Jeno kembali naik setelah memastikan seluruh kerangka milik taeyong tidak lagi tersisa. Ia kemudian bersama dokter yang bersamanya di bawah kemudian mengangkat kantung berisi tulang taeyong yang belum lebur dengan tanah yang disambut tim diatasnya.
Jaemin mengulurkan tangannya begitu Jeno hendak naik ke atas. Jeno tersenyum tipis kemudian naik dengan bantuan jaemin. Jaemin menepuk bahunya sekilas sebelum berbicara dengan anggota tim nya.
Ah jaemin, Jeno belum menjelaskan ya jaemin itu siapa?
Oke, sembari menunggu mereka bersiap siap untuk pergi. Mari berbicara tentang jaemin.
Jaemin, pria yang berumur lebih muda beberapa bulan dari Jeno itu adalah sahabat terdekat yang dimiliki Jeno selama Jeno hidup. Mereka berteman ketika Jeno SMA.
Mungkin kalian selama ini mengira jaemin adalah orang yang tidak punya pekerjaan. Dia selalu berkeliaran di kota dengan kamera miliknya, mengambil semua momen dalam lensanya bersama secangkir kopi panas dengan asap yang mengepul lalu berakhir di klub malam menghabiskan malam hari dengan wanita penghibur.
Jika kalian menganggap jaemin seperti itu, kalian salah.
Jaemin sedang bekerja jika seperti itu, jaemin adalah mata-mata kelas tinggi yang bertugas untuk membobol komplotan narkoba yang meresahkan beberapa waktu belakangan. Jadi dia setiap hari melakukan tindakan penyamaran. Dengan menyamar sebagai fotografer, dia bisa mengenal daerah daerah jangkauan komplotan mereka. Termasuk klub malam yang jaemin sering kunjungi yang juga merupakan tempat bertransaksi. Tidak hanya sebagai fotografer, apapun tugas penyamaran jaemin sudah pernah jalani. Sehingga banyak orang yang menyebutnya pengangguran dan bukannya bekerja di perusahaan milik ayahnya. Padahal jaemin sendiri sedang dalam mode penyamaran.
Jaemin tidur dengan wanita juga karena misi, dia sempat beberapa kali membius wanita yang tidur dengannya demi menyadap ponsel mereka. walaupun dia terkadang menikmati malam dengan mereka. Ya hitung hitung sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Sebuah fakta yang tidak pernah terungkap adalah Jeno orang pertama yang dilirik pimpinan tim baru jaemin. Mereka mengincar Jeno dan sempat melatih Jeno beberapa waktu sebelum Jeno harus mengambil keputusan untuk mundur, demi menjadi seorang dokter. Maka jangan heran, Jeno bisa melacak seseorang dari nomor ponsel atau bahkan membobol database dari suatu organisasi. Apalagi jika bersama jaemin. Mereka berdua, satu paket. Semuanya akan mundur melihat kombinasi dua pria tampan ini.
"Ini makam terakhir kan?" Tanya jaemin kepada Jeno yang sedang membersihkan tangannya. Kerangka tubuh taeyong sudah masuk ke dalam mobil, siap dibawa untuk diperiksa.
"Iya. Yang lainnya udah semua dibawa" jaemin hanya menganggukkan kepalanya. Mereka berdua masih duduk di kap mobil yang berada di depan pemakaman, menyaksikan tim mereka membawa benda benda yang sekiranya penting serta merapikan kembali tanah yang tadi dikeruk.
"gimana rasanya?" Tanya jaemin. Jeno tersenyum.
"Gatau. Gue bingung. Sebentar lagi ini selesai. Tapi gue belum dapat clue apapun" ujar Jeno sambil meminum air mineral yang disediakan.
"Lo ngga tau sosok itu siapa? Kira kira ada yang dendam ga sama keluarga lo?" Jeno menggeleng.
"gue cuma yakinnya paman. Karena orang tua sialan gue udah mati duluan jadi mereka ga bisa ngelakuin apapun" mereka terdiam begitu jaehyun sungchan dan Kenzo datang menghampiri.
"Om" Kenzo memeluk Jeno secara tiba tiba. Jeno hanya menepuk punggung sang keponakan pelan.
"Papa, bakal baik baik aja kan sama om?" Bisik Kenzo. Jeno tersenyum tipis. "Iya. Om bakal jagain baik baik nanti"
"Kamu bakal nyampe kapan mas?" Tanya jaehyun kepada jeno.
"Secepatnya, kak. Sebelum jasad supir dari Abang semakin membusuk. Jadi sebentar lagi kita cek tulang belakangnya apa ada indikasi obat yang sama atau tidak" jaehyun hanya menganggukkan kepalanya kemudian menepuk bahu Jeno sekali.
"Kakak percaya sama mas. Apapun hasilnya nanti"
=======================================
terimakasih telah membaca, jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...