Happy reading!
Pagi ini Jeno terbangun lebih dulu dari istrinya, ini jam sembilan waktu Paris tapi dia sudah selesai melakukan olahraga pagi. Ia baru saja turun dari lantai yang dijadikan tempat gym oleh pihak hotel. Tubuhnya yang sekarang hanya memakai kaos tanpa lengan berwarna hitam hingga menampakan bisep nya yang jelas sekali terbentuk.
Setelah berolahraga, badannya terasa lebih bugar dan segar walau dia hanya berlari di treadmill dan sedikit mencoba alat alat gym lain. Yang jelas, lelah setelah penerbangan sekarang sudah hilang.
Ia kemudian membuka kamar mereka, tampak yeji masih bergelung dengan selimut. Sepertinya dia masih sangat lelah karena berjam jam duduk di pesawat lalu harus meeting dengan tim di malam hari.
Jeno berjongkok di samping ranjang sehingga tubuhnya sekarang sejajar dengan kepala sang istri. Jeno mengusap usap rambut yeji pelan.
"dari mana?" Gumam yeji yang memang sedari tadi terbangun, hanya enggan saja membuka mata dan bangun. Rasanya ingin terus tidur saja.
"Dari gym diatas. Kok udah bangun. Bangun kapan?" Tanya Jeno, yeji menarik selimutnya kembali. Enggan sekali dia bangun. Tapi dia harus bekerja hari ini.
"Udah lama, tapi males" jujur yeji. Jeno hanya tertawa kecil.
"Aku mau mandi nih, mau ikut ngga?" Yeji mengangguk kemudian merentangkan tangannya minta digendong.
"Manja banget sih" ujar Jeno tapi tangannya perlahan mengambil posisi agar bisa menggendong yeji dengan nyaman. Jeno lantas menggendong yeji ala bridal, sementara yeji hanya diam, mengedip ngedipkan matanya sembari menyandarkan kepalanya di tubuh Jeno. Membiarkan Jeno memandikan dirinya.
Sesi mandi yang biasanya tidak lebih dari tiga puluh menit sekarang menjadi dua jam, tentu saja Jeno yang meminta bonus di sela sela mandi yang membuat mandi mereka molor berkali kali lipat.
Jeno sedang bermain ponsel dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana jeans miliknya, ia terlalu malas memakai baju selepas mandi. Panas katanya.
Sementara Jeno sedang berselancar di sosial media miliknya sembari menunggu pihak hotel mengantarkan sarapan untuknya, yeji bahkan sudah duduk di kursi yang berada di depan cermin. Mengeluarkan alat alat make up dari kepala hingga kaki. Sekarang istrinya tengah mengoleskan sesuatu pada wajahnya, Jeno tidak tahu make up atau apapun itu selain bedak, maskara, pensil alis, dan lipstick, ah masker dia tahu, dia sering melakukannya karena paksaan sang istri yang selalu berkomentar "mas, kamu kuseman deh"
"Yang, nanti aku ketemu temen ya? Kamu ditinggal ngga apa apa? Nanti pulangnya aku jemput" ujar Jeno sambil memeluk bantal guling sambil tengkurap. Rambutnya berantakan, Shirtless, well kalau yeji boleh bilang, Jeno kalau sedang begini sangat sangat panas. Ditunjang dengan tubuh berotot, rambut yang berwarna hitam, wajah tampan, uang banyak, wanita mana yang tidak tergila-gila pada suaminya. Beruntung, yeji sudah mengunjungi dukun kenamaan agar suaminya tidak tergoda dengan wanita lain. Oh tentu saja yeji bercanda, suaminya itu bucin dirinya. Satu hari yeji pulang aja Jeno uring-uringan.
"Siapa? Perempuan atau laki-laki?" Tanya yeji sambil menggambar alis.
"Perempuan, namanya kak seulgi. Aku ada urusan sama dia buat kakak" jawab Jeno jujur. Tidak ada yang harus dibohong-bohongi disini.
"Kakak siapa? Kakak mu banyak, mas" belum sempat Jeno menjawab, suara pintu berbunyi, ah sarapan mereka sudah datang. Jeno langsung berlari karena ia juga kelaparan mengabaikan tubuhnya yang tidak memakai atasan, beruntung petugas hotel yang mendatangi ruangan mereka adalah pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...