Happy reading!
Satu hal yang Jeno lakukan setelah pengadilan adalah mengendarai mobilnya menuju rumah sakit dengan Yeji dan jaehyun. Mendengar kabar Mark sudah bangun dari tidurnya membuat mereka bahagia bukan main.
Sungchan, yang sedari kemarin bekerja di agensi dan belum sempat pulang pun langsung dikabari dan katanya tengah bergegas ke rumah sakit. Membiarkan pekerjaan tertinggal begitu saja, tak apa nanti dia bisa kembali lagi.
Saat mereka masuk ruangan Mark, disana hanya terdengar isak tangis dari Mina. Bukan. Bukan tangisan kesedihan, tapi tangisan bahagia karena sekarang Mark kembali menggenggam tangannya dengan erat.
"Mark? Akhirnya ya Tuhan" jaehyun mendekati Mark yang sudah membuka matanya, berkedip-kedip pelan. Mark lantas memejamkan matanya begitu jaehyun mengecup keningnya. Air mata mengalir dari ujung mata Mark. Ia bahkan mengira dirinya akan mati saat itu juga. Tapi Tuhan berkehendak lain, hidupnya masih panjang. Ia masih diberi kesempatan untuk membesarkan Kenan dengan tangannya sendiri.
"Lo ngga jadi mati?" Mark mengangkat ujung bibirnya begitu Jeno menyindirnya. Jeno berkata dengan mata berair. Mark kemarin mendengar Jeno yang menangis tersedu-sedu saat dirinya tertidur. Nanti biar itu jadi bahan ejekan Mark untuk adiknya.
"Permisi, saya izin hendak mencabut alat dari tuan Mark dan menggantinya dengan yang lebih ringan" jaehyun menyingkir, begitupun Mina. Namun tangan Mark menggenggam jemari Mina lebih erat, pertanda sang pujaan hati tidak boleh meninggalkan nya.
"kok aku mau nangis ya?" Yeji berbisik di telinga Jeno. Jeno yang sudah menangis hanya tertawa mendengar bisikan sang istri.
"Iya, minumnya pelan pelan" satu hal yang dicari Mark adalah minum. Ia merasa haus bukan main. Mark meminum air yang diberikan melalui sendok oleh Mina pelan pelan.
"Kondisi tubuh Mark berangsur baik, namun kita perlu mengawasi perkembangan Mark lebih lanjut. Mark kemungkinan besar akan kesulitan untuk berjalan nantinya, namun hanya diperlukan terapi untuk membuatnya kembali berjalan dengan normal. Jeno lo bisa mengecek hasilnya sendiri nanti. Ini hasil CT-scan dari Mark" Jeno menerimanya kemudian membukanya dan mempelajarinya. Tidak ada pendarahan yang berarti seperti sebelumnya. Ada beberapa yang menjadi masalah namun Jeno belum bisa memastikan, Mark memang masih perlu dilihat perkembangannya.
"Terima kasih, hankyeon" Jeno kemudian menyalami temannya itu. Hankyeon tersenyum. "Sama-sama. Nanti gue balik lagi. Jangan buat Mark mikir terlalu banyak. Gue tau lo ngerti harus apa" hankyeon menepuk bahu Jeno pelan kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Mark.
Mark yang sekarang bisa bernapas tanpa ventilator pun menatap langit-langit sambil sesekali mengedipkan matanya. Mencoba membiasakan dirinya dengan cahaya yang masuk ke dalam retina mata miliknya.
"Kak Mina, selamat" yeji memeluk Mina yang berjalan mendekati dirinya membiarkan jaehyun dan Jeno menggantikannya. Yeji dan Mina duduk di sofa yang berada di ruangan VVIP milik Mark.
"Yeji, terima kasih udah bantuin Mark waktu kecelakaan. Padahal aku udah pasrah. Tapi Mark benar benar kembali" ujar Mina sambil memeluk iparnya. Yeji hanya mengusap-usap punggung wanita beranak satu dengan pelan. "Abang emang hebat" bisik yeji sambil menenangkan Mina.
"Sekarang kak Mina istirahat dulu ya? Kecapean banget kayanya. Kita masih disini kok. Nanti gantian kalau kita mau pergi" ujar yeji. Mina tersenyum kemudian meminum air yang berada di botol hingga tandas kemudian merebahkan dirinya di sofa. Badannya butuh diistirahatkan.
"Mina tidur, dia belum tidur sejak kemarin" jawab jaehyun saat mata Mark melirik Mina yang sekarang tengah terbaring di sofa. Sementara yeji duduk di sampingnya. Perut iparnya sudah sangat besar. Berapa minggu ya yang dia lewatkan untuk perkembangan keponakannya?
"Ada yang sakit ngga?" Mark menggeleng pelan mendengar ucapan Jeno.
Pintu kamar Mark terbuka, sungchan masuk dengan pakaian formal miliknya. Nafasnya terengah-engah karena berlari.
"Abang" sungchan memeluk Mark yang masih tertidur. Badannya yang besar menggeser badan milik jeno. "Astaga. Udah tau badan Segede gentong malah dorong dorong" sindir jeno. Jaehyun tertawa renyah. Bahagia karena keempatnya bisa berkumpul bersama lagi.
"diem dulu" judes sungchan dengan tangisannya. Astaga anak ini.
"Ini Mark, anak yang gantiin kerjaan kamu. Hebat kan?" Mark hanya tersenyum, tangannya perlahan terangkat menepuk pelan kepala sang bungsu. Bangga karena sungchan bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.
"Hai Mark udah baikan?" Yuta Johnny dan doyoung datang. Mark menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan dari yuta.
"Gimana sidangnya?" Yuta mengangkat bahu mendengar pertanyaan jaehyun.
"Mereka kena vonis kelalaian juga. Tapi buat kasus yang satunya, renjun yang ambil alih" Mark mengerutkan keningnya.
"Jangan dipikir, otak lo masih belum waras. Nanti tambah sinting" Jeno mengibaskan tangannya ke arah Mark. Mark mendengus kemudian menusuk kaki Johnny yang berdiri di samping ranjangnya.
"Kenapa?" Tanya Johnny.
"La..per" ujar Mark pelan.
"Emang udah boleh makan sama dokter? Kalau udah boleh nanti Abang minta ke perawat di sini" Mark menggeleng.
"ayam"
Mereka menengok Mark dengan horor. Mark menatap orang orang dihadapannya dengan polos. Mata besarnya berkedip kedip tanpa dosa.
"Ini kayanya otak lo bener bener kegeser waktu kebentur sama jok. Nih kaya gini nih jadinya" Jeno kembali mencibir Mark.
"Yang lain ya, bang. Abang belum boleh makan yang aneh aneh soalnya" ujar jaehyun pelan. Mark menganggukkan kepalanya. Ia sedikit kesal, padahal bayangan ayam bakar dengan sambal itu terlihat jelas di pikirannya, tampak nikmat.
"Permisi" seseorang mengetuk pintu.
"Iya, masuk" jaehyun berkata. Jaemin dengan pakaian hitam hitamnya datang membuka pintu dengan renjun yang berada di sampingnya.
"oh jaemin?" Jaemin hanya tersenyum. Aneh sekali menatap mereka dengan pakaian kerja miliknya.
"udah sadar bang?" Mark hanya tersenyum dan mengangguk.
"Ada perlu apa jaem?"
"Ini kak, niatnya jaemin ada perlu sama Jeno sebentar" ujar jaemin.
"Kenapa sama gue gue?" Jaemin segera mengeluarkan kertas dari amplop di sakunya kemudian melemparkannya kepada Jeno. "Apanih?"
"Yang lo mau" mereka hanya menatap Jeno tidak mengerti. Apa yang dimaksud oleh jaemin? Jeno hanya diam membaca selembar kertas yang diberikan oleh jaemin. "Thank you, jaem"
Jeno berbalik menghadap keluarganya, badannya ditegakkan. Pandangannya berubah menjadi lebih serius. Ia mendekati jaehyun. Memberikan amplop tadi kepada jaehyun.
"Kenapa Jen?" Tanya jaehyun.
"Saya, Jeno, mendapatkan mandat untuk memeriksa ulang dan mengkaji dari awal penyebab kematian atas nama tuan taeyong. Oleh karena saya mendapatkan tanggung jawab ini, saya meminta izin kepada pihak keluarga dari tuan taeyong agar saya bisa membongkar makam tuan taeyong guna menyelesaikan penyelidikan yang akan saya lakukan"
========================================
Terimakasih telah membaca, jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...