Happy reading!
"gimana hasilnya?" Ujar jaemin kepada Jeno yang baru saja keluar dari ruangan. Ia kemudian melemparkan sekaleng soda dingin kepada sahabatnya itu. Jeno menerimanya.
"Sebentar lagi hasilnya keluar. Ini jasad nya sudah bisa dimakamin lagi setelah ini" ujarnya sembari meminum soda miliknya. Mereka berdua kemudian berjalan untuk mencari tempat duduk yang akan mereka gunakan untuk membahas sesuatu.
"Gimana gimana?" Jaemin kemudian mengembalikan buku diary milik taeyong yang ia pinjam dari Jeno guna mencari tahu siapa yang diduga pelaku.
"ada beberapa orang yang kita curigai Jen. Anak anak orang yang dulu pernah korupsi sama kakak lo, beberapa musuh perusahaan, sama paman. Diantara ketiga itu, menurut lo yang mana yang paling mungkin?" Tanya jaemin sambil meminum americano miliknya. Jeno mengangkat bahu. Terdiam sejenak.
"Semuanya mungkin. Tapi yang pertama sama yang ketiga yang paling mungkin" jaemin mendengarkan pendapat Jeno baik baik.
"Yang kedua jelas ngga mungkin karena mereka diawasi ketat sama bang Jo. Anak buah mereka baik yang kedata ataupun yang gelap, bang Jo punya identitas nya. Kalaupun kecolongan, mereka ngga bisa berkali kali" jaemin menganggukkan kepalanya. Masuk akal juga.
"Gue rasa orang ini ngga begitu kenal sama Abang" ujar Jeno tiba tiba. "Hm?"
"Gelas yang ada racunnya itu gelas berisi teh, sementara Abang suka banget sama kopi. Jadi diminum sama supirnya" asumsi Jeno. Jaemin mengangkat gelas americano dinginnya.
"atau mungkin target nya adalah supir pribadi Abang lo sendiri agar mudah mengelabuhi netizen?" Ujar jaemin santai.
Keduanya nampak terdiam dengan pikiran masing masing.
"Gue turut berdukacita, Jen" ujar jaemin tiba tiba.
"Kenapa?" Jaemin menunjuk diary taeyong dengan dagunya. Jeno hanya tersenyum pahit.
"Gue bahkan masih belum terima sampai sekarang kelakuan dia. Gue masih mau nangkep dia atau setidaknya ngebuat dia mati di tangan gue sendiri" jaemin hanya tertawa kecil, mengangkat sudut bibirnya ke atas.
"gue kalau jadi lo juga sama. Ini benar benar biadab. gue ngga tau gimana kak taeyong bisa hidup saat ngelewatin itu. Kalau gue, mending mati. Gimanapun caranya" Jeno memasukkan kedua tangannya di saku, badannya ia sadarkan pada kursi.
"gue juga ngga ngerti. Dia terlalu baik jadi orang. Gue ngga tau lagi kalau jadi dia"
"Menurut lo kenapa paman ini pergi ke luar negeri?" Jeno bertanya.
"Kerja?"
"Dia orang kaya. Buktinya dia bisa nyogok petinggi kepolisian sampe sekarang. Kalaupun mereka berteman, ngga mungkin juga kalau tanpa biaya. Pasti keluar duit banyak" jaemin mengiyakan setuju.
."Apa dia kabur?" Jaemin berspekulasi.
"Kabur dari mana?" Tanya jeno.
"Bukan itu pertanyaannya, tapi kabur dari apa" Mereka berdua kembali terdiam sembari meminum minuman yang ada di genggaman.
"Gue mau balik duluan deh cape banget asli" ujar Jeno sambil berdiri. Jaemin cepat-cepat membereskan minumnya.
"Ikut ah. Nebeng gue nyampe rumah lo" jaemin berujar.
"ngapain ikut?"
"Minju lagi main disana, baliknya sama gue. Kalau gue bawa mobil nanti mobil dia siapa yang anter" Jeno hanya ber oh ria menanggapi ujaran jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...