-royals

1.2K 161 11
                                    

Happy reading!

"astaga" Jeno terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang penuh keringat. Dia mimpi buruk. Tidak, bukan hanya mimpi. Ini seperti sebuah firasat tapi Jeno tidak mau memikirkannya lebih dalam. Yang jelas sekarang jantungnya berdegup sangat kencang, keringat terus keluar dari pori pori tubuhnya.

Jeno melirik yeji yang terbaring memeluknya dari samping, istrinya masih terlelap dengan nyenyak dengan tubuh yang tertutup selimut hingga leher.

Perlahan Jeno menggeser badannya agar yeji tidak bangun karena jam masih menunjukkan pukul tiga pagi. Bahkan matahari saja belum terbit.

"Mau kemana?" Yeji bergumam begitu merasakan lengan yang menjadi bantalannya berpindah. Jeno mengusap usap punggung yeji membiarkan istrinya tertidur kembali.

"Mau ke kamar mandi sebentar" yeji berdehem kemudian berbalik tidur kembali

Jeno kemudian berjalan menuju balkon dengan ponsel miliknya, tidak menuju kamar mandi sesuai apa yang tadi ia katakan pada sang istri.

Jeno kemudian menutup pintu balkon rapat-rapat. Udara dingin Santorini menyambut dirinya. Jeno lantas menyugar rambutnya putus asa. Detak jantungnya bahkan masih berdegup sangat kencang. Tubuhnya terasa tegang. Terakhir kali ia seperti ini adalah sepuluh tahun yang lalu sebelum meninggalnya sang kakak.

Bingung harus meluapkan kegundahan hatinya kemana, alhasil jeno mengeluarkan sekotak rokok dan korek api dari dalam kamar. Namun sebelum itu, ia harus memastikan pintu kamar tertutup dengan rapat agar asap rokok tidak mengenai yeji dan si kembar.

Jeno duduk di balkon sambil menghisap rokoknya, berharap dirinya akan kembali tenang. Rasa hangat sekarang sudah terasa pada dadanya.

Jeno membuka ponsel miliknya, mengirimkan sesuatu kepada seseorang melalui email sebelum bergulir ke menu sosial media.

"Halo dek?" sungchan menelpon dirinya saat melihat dirinya masih online

"Mas kok belum tidur?" Protes sang adik dari sambungan telepon. Sungchan sepertinya tengah merajuk atau kesal dengan sesuatu dari nada suaranya.

"Kebangun nih. Kamu ngapain jam segini?" Tanya Jeno sambil menyesap kembali rokoknya.

"Bukannya adek yang harus tanya ke mas ya? Ngapain mas jam segini masih bangun? Disini masih malem tau. Ini aja adek baru pulang dari rumah yujin" ujar sungchan berkata jujur.

"Kok malem banget pulangnya? Ngga macem macem kan?" Tanya Jeno khawatir.

"Engga kok. Tadi emang pulang kerja nya telat, terus yujin nitip makanan jadi pulangnya sekalian anter ke rumah yujin. Ada mama papanya juga kalau mas ngga percaya" bela sungchan

"Tapi pamit kan ke mama papa nya yujin?" Jeno mematikan rokoknya yang sudah habis. Ia kemudian mengambil rokok baru kemudian menyalakan lagi.

"Iya lah"

"Abang sama kakak udah pulang?" Jeno kembali bertanya.

"Kakak udah kayanya. Tadi minta dibungkusin dimsum. Lagi kepengen kayanya. Kalau Abang belum, tadi adek cek masih ada di ruangannya sendiri. Lembur kayanya"

"Terus sekarang kamu lagi nyetir?"

"Engga, adek disamping jisung, ini niatnya mau nginep di rumah jisung soalnya mau bahas design rumah sama interiornya. Ada chenle juga. Soalnya kalau pagi sama siang suka sibuk jadi ga keburu" Jeno hanya menganggukkan kepalanya, menghembuskan asap ke udara bebas.

"Ya udah, bilang sama jisung nyetir nya hati hati. Kalau adek ada kekurangan buat biaya atau buat apapun. Nanti telepon mas aja, mas cover" ujar Jeno. Sungchan tertawa.

ROYALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang