Happy reading!
"aku mau masak dulu. Ngga enak kak mina masak sendirian" pamit yeji. Jeno yang sedang melepas bajunya hendak mandi pun mengangguk membiarkan yeji menyelesaikan pekerjaannya.
"Aku mau mandi dulu" ujar jeno kemudian masuk ke kamar mandi. Rasanya ia ingin berendam di dalam bathub. Menyegarkan pikirannya sejenak. Beban pekerjaan nya sedang banyak belum ditambah teror yeji yang belum kunjung usai.
Mengisi penuh bathub di kamar mandi miliknya, tak lupa menyalakan lilin aromaterapi dengan wangi kesukaannya. Jeno kemudian masuk sambil meregangkan tubuhnya.
"Ah" lenguhnya saat merasakan nikmatnya air hangat yang mengenai tubuhnya. Tidak peduli celana sebatas paha yang masih ia kenakan. Berendam memang jalan terbaik untuk menyegarkan pikiran nya barang sebentar. Saking nikmatnya, bahkan jeno terlelap karena kelelahan.
---
Jeno melangkah menuju sebuah taman, entah apa ini bisa disebut taman atau gurun ia tidak tahu. Yang jelas ia hanya merasakan silau dan panas di sini. Ia kemudian melangkah mencari ujung dari tempat ini. Namun sayangnya tempat ini sepertinya tidak memiliki ujung dan berjalan membuatnya hanya kelelahan. Belum lagi dengan panas nya tempat ini membuatnya berkeringat.
"Jeno sini minum dulu" seseorang dengan suara familiar berteriak memanggil namanya. Jeno menoleh. Disana, di sebuah bangku di samping air mancur dan taman penuh bunga mawar yang tidak jeno lihat sebelumnya, sosok yang sangat ia rindukan duduk sambil melambaikan tangan. Senyumnya yang lebar tampak menyambut langkah jeno yang kian mendekat.
Jeno berjalan dengan sedikit terburu-buru. saking terburu-buru nya, bahkan ia sempat tersandung dan terjatuh..
"Jangan terburu-buru. Bubu di sini. Bubu belum pergi dari Jeno. Berjalanlah pelan pelan" pria itu, taeyong, berkata dengan lembut. Jeno perlahan sampai di samping kakak sulungnya yang tengah duduk sambil memegang sebotol air.
Melihat kakak sulung nya yang berada dekat dengannya, Jeno tidak bisa menahan rasa haru yang ada pada dirinya. Ia lantas memeluk erat tubuh taeyong. Nyata. Taeyong nyata. Ia bisa memeluknya setelah hampir sepuluh tahun tidak bisa. Jeno merasakan nya. Jeno merasakan taeyong mengusap punggungnya pelan.
"Jeno pasti lelah. Ini bubu bawakan minum untuk jeno. Sini, duduk di samping bubu" Jeno melepas pelukannya. Air matanya tidak bisa dibendung. Taeyong di hadapannya tampak berbeda. Wajahnya begitu cerah. Tidak lagi ada raut kelelahan atau kantung mata akibat lembur bekerja. Tawanya pun masih terdengar sama. Bubunya terlihat lebih tampan dari biasanya.
"Pelan pelan jeno. Bubu disini" ujar taeyong sambil mengusap rambut jeno. Membiarkan jeno meneguk airnya susah payah. Taeyong masih terus mengusap rambut Jeno sesekali mengusap keringat yang menetes pada tubuh sang adik.
"Sini tiduran" taeyong menepuk pahanya mengisyaratkan Jeno untuk beristirahat. Jeno menuruti. Ia menyipitkan matanya begitu netranya menangkap cahaya yang sangat terang.
"Silau ya? Sebentar" entah kejadian apa jeno tidak tahu. Yang jelas ada sebuah pohon menaungi keduanya secara tiba-tiba membuat suasana semakin sejuk di tengah tengah panasnya matahari yang kian membakar kulitnya.
"Adik bubu yang satu ini udah besar aja? Terakhir kali bubu liat masih sma ya? Sekarang udah punya istri aja" jeno memejamkan matanya. Usapan ini begitu nyata pada dirinya. Bahkan ia seperti ingin tidur disini.
"Namanya yeji. Istri jeno. Cantik orangnya. Galak juga kaya macan kalau kata hyunjin" cerita jeno. Taeyong tertawa menanggapi.
"Istrinya jeno baik. Suka bersih-bersih. Bubu suka" ujar taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...