Happy reading!
Sudah kebiasaan yeji untuk membangunkan tiga orang pria kesayangannya yang entah ini baik atau buruk, meniru kebiasaan tidur Jeno yang tidak mau bangun.
"Astaga" yeji menggelengkan kepalanya melihat kesayangan-kesayanganya yang sekarang tidur di kasur bersama. Jeno tengah tertidur telentang, dengan bantal guling di pinggir tubuhnya agar tidak menendang dua jagoan tampannya.
Yeji benar benar bersyukur karena sekarang pola tidur Jeno benar benar teratur atau setidaknya Jeno terbangun di malam hari hanya untuk mengganti popok si kembar bukan karena mimpi buruk. Bahkan Jeno bisa tidur lebih dari delapan jam sehari. Suatu pencapaian yang luar biasa.
"Mas, bangun. Udah pagi nih. Kan rumah kita kedatangan tamu"
Hari ini, teman teman serta saudara-saudara jeno berniat akan berkumpul bersama di rumahnya, mengingat sudah lama mereka tidak bermain bersama.
"Nanti" Jeno bergumam tapi tidak membuka matanya. Dia malah berbaring menutupi matanya dengan tangan. Membiarkan dirinya terlelap lagi.
"Mas, bangun ih" ujar yeji sambil menekan hidung mancung milik jeno membuat Jeno terbangun karena kehabisan napas. Jeno kemudian menarik yeji hingga tubuh istrinya terjatuh di atas tubuhnya.
"Kenapa sih sayang? Pagi pagi udah ngomel aja" ujar Jeno dengan suara seraknya. Ia memeluk tubuh istrinya.
"Tangannya jangan kemana mana!" tegur yeji saat merasakan elusan tangan Jeno kemana mana. Jeno hanya tersenyum tipis.
"Sekarang jam berapa?" Tanya Jeno. Yeji melirik jam di dinding kamar mereka. "Jam enam lebih dua puluh" Jeno tersenyum
"Masih bisa satu ronde, ayo main cepet" ajak Jeno.
"Ini udah siang, Jeno. Ayo bangun. Kan semalem udah" ujar yeji, namun bukan Jeno namanya jika melepaskan sang istri. "Satu aja deh, ayo main cepet"
Mari kita tinggalkan mereka sampai disini saja.
Jeno turun dengan membawa Jeremiah dalam gendongannya sementara Noah sudah dibawa yeji tadi untuk disusui.
"Heh bangun, jangan tidur terus, bangun" ujarnya sambil menggoyangkan tubuh putra sulungnya agar membuka mata.
"Anak lo bukan boneka, anjing" jaemin yang prtama kali datang ke rumah Jeno, tanpa membuka pintu langsung mengambil tempat duduk di sofa yang berada di depan Jeno. Jeno menatap jaemin datar. "Lo masuk rumah orang ketuk pintu dulu kek atau basa basi dulu. Ini main nyelonong aja" sindir Jeno.
"gue udah chat lo tadi. Yang bales yeji katanya lo lagi mandi. Yaudah gue masuk aja. Eh ada makanan ga?" Jika saja Jeremiah tidak ada dalam gendongannya, Jeno sudah dengan senang hati memukul kepala jaemin.
"Ngga ada. Lo berangkat pagi, lo harus masak sekarang. Sana bantu di dapur. Bikin apa kek. Gue juga laper" usir Jeno. Jaemin merengut.
"Males ah. Pesen aja kali. Gue pesenin ya? Santai gue yang bayarin. Duit baru turun nih" ujar jaemin sambil membuka ponsel miliknya.
"Yaudah pesen aja, lo tau kan kesukaan yang lain" jaemin menganggukkan kepalanya.
"Minju mana? Putus lo sama dia? Apa lagi ribut?" Tanya Jeno sambil mencium pipi anaknya yang hanya tertawa renyah. Bayi nya benar benar menggemaskan.
"Kagalah. Ribut kecil doang kemarin. Sekarang udah akur lagi" ujar jaemin.
"Ribut kenapa lagi lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fiksi Penggemar; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...