- royals

1.8K 181 3
                                    

Happy reading!

Yeji terbangun begitu mendengar suara keributan di kamar nya. Rupanya jeno sudah bangun sambil terburu buru memakai jaket nya, lengkap dengan masker di tangan.


"Mas?" Jeno yang sedang memakai jaket nya menoleh ke arah sang istri yang terbangun karena kebisingan yang dia buat.


"Maaf, kamu kebangun ya?" Yeji hanya mengangguk. Menarik selimut nya ke atas hingga menutupi bahunya yang telanjang akibat kegiatan suami istri mereka.


"Mau kemana malam malam begini?" Jam menunjukkan pukul 2.45 dan diluar juga sedang hujan deras. Tapi suaminya sudah memakai pakaian rapi.

"Aku harus pergi. Ada kasus dan kepolisian yang minta aku dan tim turun tangan. Kamu ngga apa apa kan aku tinggal?" Yeji hanya mengangguk dalam selimut nya.


"Hati hati, di luar hujan. Jangan sampai kepleset" peringat yeji sambil memejamkan matanya lagi karena masih lelah. Jeno mendekat, mencium kening istrinya.


"Aku pergi dulu ya, sayang? Hati hati di rumah. Jangan buka pintu kalau aku belum telepon, rumah biar aku kunci dari luar. Kalau aku belum pulang, kamu tahu aku ada dimana. Dateng aja. Maaf banget ninggalin kamu" yeji menurunkan selimut nya.


"Udah sana pergi sebelum bukti di tkp hilang. Kasihan keluarga nya" ujar yeji memahami pekerjaan suaminya. Bukan satu dua kali jeno mendapatkan panggilan tengah malam seperti ini.  Yeji sangat paham. Waktu itu sangat berharga bagi keluarga korban.


"Ya udah mas pergi. Kamu jangan lupa sarapan ya sayang. Jaga diri" mengecup kening yeji sekilas. Jeno keluar dengan memakai masker dan jaket nya. Tak lupa mematikan lampu dan menaikkan suhu kamar agar tidur sang istri semakin nyaman. Yeji hanya tersenyum tipis. Kemudian memejamkan matanya. Suaminya akan baik baik saja. Dia percaya suaminya lebih dari apapun.

"Dok" jeno sampai di tkp sekitar pukul 3 malam, sudah banyak tim kepolisian yang berjaga. Garis polisi juga sudah terpasang di tkp. Jeno yang sudah memakai pakaian lengkap nya hanya mengangguk membalas sapaan oknum kepolisian itu.


Mendekati jasad yang terjatuh dari jembatan, jeno mengecek nadi nya terlebih dahulu memastikan ada kesempatan bagi mereka untuk tetap hidup atau tidak. Ternyata semuanya sudah berhenti, wanita itu mati.


"Cari barang yang bisa di buat sebagai bukti" ujar jeno sambil memerintah beberapa anggota tim nya untuk mencari bukti. Beruntung sekarang orang orang tengah tertidur lelap, apalagi hujan deras yang turun membuat barang bukti mudah hilang.


"Bawa ke ambulance, saya tunggu di ruangan" ujarnya kepada salah satu tim nya. Mereka mengangguk, membawa masuk tandu dan membawa jasad itu dengan hati hati.


"Nanti gue sendiri yang kesan" bisik seorang anggota kepolisian bertubuh tinggi kepada jeno yang sedang memunguti barang bukti. Jeno mengangguk pelan.

Selepas membersihkan TKP, jeno langsung masuk ke ruang jenazah tempat nya biasa mengautopsi. Jeno langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih steril.

Lampu mulai menyala, jeno masuk dengan tangan yang dibalut sarung tangan. Perawat dan anggota tim menunduk begitu melihat jeno datang. Jeno melirik ke luar, seorang polisi memberi kode dengan mengangguk.


"03.45 operasi dimulai"

Lebih dari enam jam jeno berdiri di dalam, meneliti semuanya dengan memerhatikan hal hal kecil agar tidak terlewat.

"Nih" melempar sebuah berkas kepada polisi tinggi itu, jeno langsung merebahkan dirinya di sofa.


"Nih sprite titipan lo" jeno menangkap sprite kalengan itu dan membukanya. Langsung meminumnya membiarkan rasa segar memenuhi tenggorokannya.


ROYALS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang