Happy reading!
Ini baru jam sepuluh pagi saat yeji baru saja pulang dari tempat yoga bersama sang mama, dia harus mempersiapkan diri untuk kelahirannya nanti. Tapi sekarang, mobil suaminya kok sudah terparkir di halaman rumahnya.
"Ma, tumben amat Jeno pulang jam segini" ujar yeji tidak percaya. Biasanya Jeno kalau bekerja paling awal pukul dua siang, tapi ini kenapa jam 10 Jeno sudah pulang?
"lagi ngambil sesuatu yang ketinggalan kali, dek? Apa dia libur?" Yeji menggelengkan kepalanya tidak tahu. Yang jelas, Jeno tidak libur hari ini. Yeji yang tadi mengantarkan Jeno sampai mobil ketika hendak berangkat.
Yeji dan mamanya kemudian masuk ke dalam rumah berpapasan dengan hyunjin yang baru saja bangun tidur sambil menguap. "Hyunjin, Jeno udah pulang dari tadi?"
Hyunjin menggelengkan kepalanya. "Gue baru bangun. Ngga tau. Iya mungkin" jawab hyunjin asal kemudian duduk di sofa.
"Kamu nih kebiasaan, mandi dulu kalau mau turun" tegur mamanya. Hyunjin mengerang. Malah menidurkan dirinya di sofa dengan choco di pelukannya.
"Ma, yeji cek Jeno dulu ya, takut kenapa-napa dia" pamit yeji kemudian masuk ke dalam kamar mereka.
Yeji sedikit lega begitu melihat jeno, suaminya, tengah bergelung dengan selimut sambil memejamkan matanya. Tertidur begitu nyenyak. Yeji mendekatkan dirinya kemudian menempelkan punggung tangannya di dahi Jeno.
Panas.
Suhu tubuh Jeno naik. Jeno yang selama ini tidak pernah sakit akhirnya tumbang. Suhu tubuhnya tinggi, badannya menggigil.
"duh sakit" mendengar gumaman yeji, Jeno membuka matanya yang terpejam. "udah pulang?" Bahkan suaranya sangat serak.
Yeji mengangguk. Ia sedikit panik karena suaminya itu jarang sakit atau bahkan tidak pernah sakit selain selesai berkelahi dengan orang. "Kamu kenapa bisa sakit kaya gini, astaga" yeji kemudian memberi termometer kepada Jeno untuk mengukur suhu tubuh suaminya.
"Kecapean" ujar Jeno pelan. Ia menyadari itu semua. Dia selalu pulang telat, jarang makan, berbohong kepada yeji bahwa dia sudah makan padahal nyatanya belum, tidur nya pun berantakan. Mimpi buruk memang tidak lagi menemaninya, tapi ketakutan tentang fakta yang ada benar benar menggerogoti malamnya.
"40 derajat" ujar yeji.
"Aku ambil obat dulu, obatnya yang mana?" Yeji bertanya kepada Jeno. Mau bagaimanapun, yang dokter adalah Jeno sendiri. Jeno yang tahu obat apa yang akan ia minum. Jika yeji memberinya asal, bisa keracunan nanti.
"aku udah nitip ke jaemin. Tapi tolong yang, bawain makan ya? Aku laper banget" lirih Jeno. Yeji mengangguk.
"aku beli bubur dulu sebentar" Jeno menggeleng.
"Ngga usah bubur, ngga apa apa. Nasi sama lauk aja yang ada. Sama air putih aja yang anget ya? Maaf banget ngerepotin kamu" ujar Jeno. Yeji menggelengkan kepalanya. "Bukan masalah, sayang. Sebentar ya. Tidur lagi aja, jangan dipaksain" Jeno mengangguk kemudian memejamkan matanya lagi sementara yeji berjalan kembali ke dapur.
"Kenapa dek, Jeno nya?" Tanya mama yang masih berada di dapur sembari mengomeli hyunjin. Biasa. Keluhan anak laki laki.
"Jeno sakit, ma. Yeji mau ambil makan buat dia" ujar yeji sambil mengambil piring.
"Tumben amat dia sakit. Ngga biasanya" hyunjin berkomentar.
"Ngga tau. Dia kayanya cape banget belakangan ini. Pulang malem terus. Eh itu tolong bukain pintu, dong. Jaemin kayanya bawa obat buat Jeno" hyunjin yang disuruh lantas bangun sementara yeji kemudian membawa nampan berisi nasi dan sayur sop untuk suaminya lengkap dengan air putih hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...