Happy reading!
Jeno memarkirkan mobilnya di rumah besar tempat tinggal keluarga nya dulu. Cukup banyak yang berubah dari rumah itu jika dilihat dari tampak luarnya, rumah ini menjadi lebih modern daripada sebelumnya dengan tambahan garasi besar tempat mobil koleksi nya berkandang.
Keluar dari mobil, jeno mengambil sekotak martabak manis pesanan seseorang yang sedari tadi menunggu kepulangan dirinya.
"Aku pulang" tak lama terdengar suara langkah kaki dari tangga dengan tergesa. Seorang wanita dengan pakaian rumahannya datang kemudian memeluknya sebagai rutinitas kala jeno pulang. Jeno tersenyum, memeluk sosok yang sudah 3 tahun ia nikahi itu.
"Jangan kelamaan meluk akunya, yeji. Aku belum mandi. Masih bau mayat" ujar jeno sambil sedikit bercanda, melepas pelukan yeji, wanita yang sudah 3 tahun ia nikahi itu. Yeji merengut.
"udah pergi ke makam?" Tanya yeji yang paham tentang kebiasaan jeno setiap bulan di tanggal yang sama. Jeno mengangguk.
"udah tadi sekalian pulang. Bang suho sama kenzo juga habis dari sana" sahut jeno memberikan snelli dan tas serta martabak manis nya untuk dibawakan yeji.
"Ya udah kamu mandi dulu sekarang. Air nya udah aku siapin tadi. Aku mau masak dulu buat makan malam. Kamu mau dimasakkin apa?" Jeno hanya tersenyum, mengecup kening istrinya sekilas.
"Apa aja. Aku suka semua nya" yeji mencubit sedikit perut six pack milik suaminya walau jeno tidak kerasa
"Dasar. Udah sana mandi" usir yeji. Jeno hanya menggelengkan kepalanya.
Jeno mengenal yeji saat dia duduk di bangku perkuliahan, yeji seorang mahasiswi desain sementara dia menempuh pendidikan dokter nya. Awal mereka bertemu lagi lagi di perpustakaan kemudian jeno meminta nomor ponsel yeji kala itu dan berlanjut sering mengobrol hingga larut sembari menemani jeno belajar. Jeno juga kala itu baru tahu kalau yeji adalah kembaran dari hyunjin, temannya. Pantas mereka tidak asing.
Mereka berpacaran lebih dari 5 tahun, sebelum jeno yang saat itu menjadi residen memutuskan untuk menikahi desainer muda itu. Kabar itu hampir membuat geger orang orang karena Mark bahkan belum menikah. Tapi jeno sudah melamar kekasihnya dan memutuskan menikah lebih dulu.
Mark akhirnya mengalah, membiarkan adiknya melangkahi dirinya dulu. Sementara ia menyusul beberapa bulan setelahnya. Toh bukan masalah besar. Mark menunda menikah karena ayah mina meninggal waktu itu, jadi dia membiarkan adiknya lebih dulu. Tidak apa apa. Memang itu pertanda besar? Tidak kan? Toh dia juga akhirnya menikah.
Rumah besar jatuh ke tangan jeno karena jaehyun yang pergi ke amerika membawa rose serta kedua anaknya untuk membangun perusahaan cabang dan terkadang hanya pulang dua kali dalam setahun. Mark tinggal di apartemen dekat kantornya karena ia malas menempuh perjalanan jauh dari kantor ke rumah, tidak efisien. Begitupula sungchan yang tinggal bersama mark, karena jadwal nya, sungchan bakal pulang larut, dan jaehyun menyuruhnya untuk tinggal bersama mark dan mina saja atau membeli unit baru di dekat agensi, tapi mark menolak usulan kedua. Adiknya tetap adiknya. Sungchan lebih baik tinggal bersama nya daripada tinggal sendiri tanpa pengawasan, padahal sungchan sudah menginjak 27 tahun, tapi tetap saja dia bayi bagi Mark, jeno, dan jaehyun.
Jeno berjalan memeluk yeji yang sedang memasak makan malam. Memeluknya dari belakang. Mengendus leher sang istri. Yeji yang kini sudah terbiasa dengan sifat clingy milik suaminya itu hanya menggelengkan kepalanya.
Pada awalnya yeji terkejut melihat pria yang dijuluki sebagai si dingin dari kedokteran memiliki sifat manja. Tapi kini sudah terbiasa, malah aneh jika jeno tidak manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYALS
Fanfiction; royals means belonging or connected to a king or queen or a member of their family Menceritakan 4 bersaudara yang berhasil menjalankan hidup mereka sampai di titik dimana mereka bertemu dengan masa lalu. Masa kelam yang membuat mereka kehilangan...