Wanita dengan gaya elegan nya itu, berdecak kuat mendengar suara tangisan bayi yang membuatnya tersulut emosi.
"Ck. BISA DIEM NGGAK SIH?!" bentak gowon yang mampu membuat tangisan bayi mungil itu semakin kencang.
Gowon, dialah yang menculik jia. Dia juga yang mengirimi pesan pada ryujin. Sekarang jia berada di salah satu apartemen nya, yang tidak di ketahui siapa pun kecuali dirinya dan para orang suruhan nya.
Gowon menggeram kesal karena tangisan jia tak kunjung berhenti, bahkan gowon sudah membawa salah satu pembantu dirumahnya untuk menjaga dan menenangkan jia, tetapi tetap tak berhasil menghentikan tangisan jia. Justru tangisan bayi mungil itu semakin menjadi jadi.
"Bi! Bawa dia keluar!!" Suruh gowon pada bia asna, pembantu yang dari rumahnya yang di tugaskan untuk menjaga jia.
Bi Asna mengangguk, lalu membawa jia keluar dari ruangan gowon.
Gowon menatap bangunan di depannya lewat jendela ruangan nya. Tersenyum miring saat membayangkan wajah wajah yang khawatir dengan keadaan bayi itu.
"Lo liat aja, seberapa lama lo bisa nemuin anak lo itu" ucap gowon lalu di akhiri senyuman sinis nya.
Bi Asna, wanita paruh baya itu masih mencoba untuk menenangkan bayi cantik itu, agak susah sebab jia banyak bergerak tak mau di gendong nya.
"Aduh... Neng... Diem ya neng, bibi nggak tau nama neng siapa. Jadi diem ya geulis" ucap bi asna mencoba menenangkan jia.
Sedangkan jia hanya sibuk menangis, memanggil manggil nama bunda nya.
Bi Asna kewalahan, tapi tak ayal bi asna masih terus mencoba menenangkan jia. Butuh waktu cukup lama hingga jia tenang dan tertidur di dalam gendongannya.
Bi Asna tersenyum lega, lalu membawa jia ke dalam kamar yang sudah di siapkan.
Membaringkan Jia secara perlahan, lalu menatap wajah sembab bayi mungil itu. Bi Asna mengusap lembut wajah Jia.
"Kasian kamu neng. Masih kecil, udah jadi korban penculikan. Sabar ya neng, bibi bakalan bantuin neng keluar dari sini" ucap bi asna dengan pelan agar tidak terdengar para bodyguard bodyguard nya gowon diluar.
Bi asna keluar dari kamar itu, untuk memberitahu majikannya, bahwa jia sudah tertidur.
•••
Satu kata yang menggambarkan keadaan jaemin sekarang, kacau. Keadaan jaemin cukup mengenaskan, kemeja dengan dua kancing yang terbuka, rambut berantakan, jas yang dilepas, dasi yang sudah hilang entah kemana, dan wajah yang murung. Jeno dan haechan menatap prihatin kearah jaemin. Satu masalah selesai, masalah baru muncul. Sungguh betah kehidupan rumah tangga jaemin.
Jaemin mengehela nafasnya, sudah malam dan putrinya belum juga ditemukan. Jeno dan haechan juga sudah berusaha mencari bukti yang kuat, tetapi tidak berhasil menemukan nya. Mereka mencoba mencaritahu lewat cctv komplek perumahan jaemin, tetapi cctv itu mati bersamaan. Dan juga cctv yang berada di rumah jaemin, ada orang bertopeng datang malam malam kedepan rumah jaemin, lalu mempilox cctv nya hingga menghitam. Tak ada lagi bukti yang bisa mereka cari. Satu satunya cara adalah orang itu yang menghubungi jaemin, lalu jaemin akan melacak nomor itu.
"Gimana? Udah dapet bukti baru?" Tanya jaemin tanpa menoleh kearah teman temannya.
Jeno menggeleng.
"Gue nggak dapet bukti apapun di komplek lo. Bahkan cctv para tetangga pun, ikut mati" jawab jeno
Jaemin menghela nafas nya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah || End✓
FanfictionTentang ryujin dan jaemin yang udah pacaran sekitar 4 tahun, dan disuruh nikah sama orang tua masing masing. Tapi pernikahan yang mereka jalanin nggak berjalan semulus kapas, pasti ada lika liku yang mereka hadapin.