Chap 62

404 62 9
                                    

Ryujin terbangun dari pingsan nya, ia menerawang keatas dan melihat ke sekeliling. Dia tau dia berada dimana, dia tidak akan bertanya seperti di sinetron Sinetron.

Haechan dan mama jisoo yang kebetulan menjaga ryujin, lantas berdiri dari duduknya ketika ryujin bangun dan duduk di atas brankar.

"Sayang... Kamu gapapa? Mana yang sakit?" Tanya mama jisoo tetapi ryujin diam, tidak menjawab.

"Jin, lo—

"Dimana jia?" Potong ryujin yang teringat dengan kondisi anak nya.

Haechan dan mama jisoo saling berpandangan.

Ryujin melihat tingkah mama nya dan haechan, lalu pandangan nya jatuh ke kemeja haechan yang masih ada bekas darah. Pikiran ryujin berkecamuk. Ryujin menyibakkan selimut, lalu melepas paksa infus dari tangan nya, sehingga punggung tangan nya mengeluarkan darah. Tidak peduli meski haechan dan mama jisoo yang mencoba menahan nya untuk pergi, tetapi ryujin tetap nekat untuk mencari tau keadaan putrinya.

Ryujin keluar dari kamar nya, baru melangkah melewati belokan. Dirinya sudah melihat ada jaemin, dan teman temannya disana. Ryujin berjalan dengan sedikit sempoyongan, berpegangan pada tembok agar tidak terjatuh.

Sedangkan mama jisoo dan haechan berusaha mengejar ryujin. Tetapi ryujin sudah lebih dulu sampai di depan ruangan Jia.

"Mana Jia?" Tanya ryujin saat sudah sampai di depan ruangan Jia.

Semua orang yang berada disana terkejut melihat ryujin yang berada di sini.

"Ryujin, kamu ngapain?" Tanya jaemin khawatir.

Ryujin tidak menjawab pertanyaan jaemin.

"Mana Jia?" Tanya nya lagi.

Mereka terdiam.

Ryujin geram, lantas melirik jaemin.

"Dimana anak aku?" Tanya ryujin pada jaemin.

Jaemin meraih pundak ryujin.

"Jia gapapa. Kamu tenang aja" jawab jaemin dengan lembut.

"MANA JIA?!" tanya ryujin yang sudah tidak sabar

Jaemin memeluk erat tubuh lemah ryujin.

"Dimana anak aku...." Tangis ryujin yang sudah pecah.

Jaemin mencoba menenangkan istrinya, lalu tak lama dokter keluar dari dalam ruangan yang Jia tempati.

"Pasien melewati masa kritis nya" ucap dokter memberitahu kondisi jia.

Mereka semua bernapas lega saat jia bisa melewati masa kritis nya. Tadi saat jia akan melakukan transplantasi darah, tiba tiba saja jia dinyatakan kritis. Wajah bayi mungil itu semakin pucat seperti mayat, maka dari itu dokter yang menangani jia buru buru melakukan tindakan cepat. Dan untungnya jia bisa selamat. Sekarang bayi itu tengah beristirahat di atas brankar rumah sakit, di dalam UGD.

Ryujin merosot kelantai saat tadi mendengar ucapan sang dokter. Anak nya sempat mengalami kritis, dan itu mampu membuat seluruh tubuhnya lemas bukan main.

Jaemin berjongkok membantu ryujin untuk duduk di kursi rumah sakit.

"Udah ya... Jia gapapa, dia anak kuat. Kamu gak usah sedih lagi" ucap jaemin sembari mengusap wajah ryujin.

Ryujin menatap jaemin.

"Gara gara aku dia kayak gitu jaem" lirih ryujin yang menyalahkan dirinya sendiri.

Jaemin menggeleng, tidak membenarkan ucapan ryujin. Walau kenyataan nya, dirinya yang sudah lebih dulu menyalahkan ryujin.

"Nggak, kamu nggak salah. Ini semua ulah gowon, jadi yang salah gowon sama aku. Paham?" Sanggah jaemin yang masih menangkup wajah ryujin.

Nikah || End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang