"Iya iya aku tau, tapi kamu bisa sabar sedikit? aku punya anak dan istri, mereka nggak bisa aku tinggal"
"....."
"Kamu jangan macem macem ya! berani kamu sentuh anak aku, kamu habis di tangan aku!"
"....."
"Ck. Oke fine! aku kesana!"
Jaemin mematikan sambungan teleponnya, lalu langsung beranjak dari kursi kerjanya dan pergi keluar rumah, tanpa pamit pada anak dan istrinya.
Bahkan jaemin tidak menyadari, jika istrinya mendengar pembicaraan nya di telepon tadi.
'Jaemin mau kemana?'
Pertanyaan itu yang muncul di benak ryujin.
Ryujin diam memperhatikan punggung jaemin yang semakin menjauh dari pandangan nya.
"Kamu nyimpen sesuatu di belakang aku jaem", gumam ryujin lalu pergi menuju kamar anaknya.
•••
"Apa mau kamu?!"
"Aku mau kamu!"
"Jangan gila! Aku bahkan udah punya anak dan istri!"
"Iya aku tau! tapi gara gara kamu juga aku kayak gini!"
Jaemin mengusap wajahnya kasar. Sudah hampir 3 bulan ia di teror oleh wanita disampingnya ini, berbagai pesan dan telepon selalu memenuhi ponselnya. Jaemin bahkan sampai harus membeli ponsel baru, hanya agar ryujin tidak curiga.
Wanita itu memegang lengan jaemin.
"Aku tau ini berat, tapi ini semua karena ulah kamu juga. Kamu harus bisa ambil keputusan" ucap wanita dengan lembut
"Keputusan?" bingung jaemin
Wanita itu mengangguk.
"Tinggalin istri dan anak kamu, dan pergi sama aku. Atau kamu tetap sama istri kamu, dan aku nekat" ucap nya dengan wajah serius.
"Kamu gila?!" bentak jaemin tanpa sadar.
Wanita itu terkejut mendengar bentakan jaemin, dia menunduk.
Jaemin yang menyadari itu, lantas menarik wanita itu masuk kedalam pelukannya. Sungguh, setiap kali menyentuh wanita lain, jaemin selalu merasa bersalah pada ryujin, terlebih lagi Jia. Dia merasa sudah sangat berdosa.
"Maaf, aku emosi tadi" ucap jaemin sembari mengelus rambut wanita itu.
"Kamu jahat! kamu udah tau aku lagi nggak bisa di bentak! kenapa kamu bentak?!" marah wanita itu
Jaemin mengeratkan pelukannya.
"Maaf... aku minta maaf..."
•••
Ryujin memandang layar tv dengan tidak minat, sebab pikirannya tengah melayang entah kemana. Memikirkan siapa yang menelepon suaminya tadi, dan mengapa suaminya begitu terlihat terburu buru. Bahkan sekarang sudah hampir tengah malam, jaemin pergi dari siang sampai sekarang belum ada tanda tanda akan kembali.
Ryujin mencoba mengenyahkan pikiran buruk tentang suaminya. Tidak, dia tidak boleh berpikiran negatif tentang suaminya.
Tak lama terdengar suara pintu kamar terbuka, menampilkan sosok jaemin yang masih mengenakan pakaian yang sama dengan tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah || End✓
FanfictionTentang ryujin dan jaemin yang udah pacaran sekitar 4 tahun, dan disuruh nikah sama orang tua masing masing. Tapi pernikahan yang mereka jalanin nggak berjalan semulus kapas, pasti ada lika liku yang mereka hadapin.