Chap 56

316 61 43
                                    

Setelah pertengkaran nya dengan ryujin, jaemin langsung pergi ke apartemen gowon. Pikiran nya kalut, di satu sisi dia merasa sangat bersalah pada ryujin karena sudah menampar nya. Tapi disisi lain, dirinya merasa kalau gowon butuh dirinya. Jaemin merasa bimbang dengan keadaan yang sekarang dia hadapi. Membantu mantan kekasih nya, dan melukai istrinya. Atau berhenti membantu mantan kekasihnya, dan memperbaiki rumah tangganya dengan ryujin.

Jaemin mencengkeram stir mobil dengan kencang, menginjak pedal gass dengan kecepatan di atas rata rata. Saat sudah sampai di gedung apartemen gowon, jaemin langsung berlari masuk kedalam. Menaiki lift dan mencari unit gowon.

Jaemin masuk kedalam apartemen gowon yang sedikit terbuka. Jaemin membeku ketika melihat gowon yang memegang pecahan guci. Kedua orang tua gowon sudah beruha membujuk anak nya untuk tidak melakukan hal hal nekat, tetapi seperti nya gowon tidak mendengarkan kedua orang tua nya.

"Gowon... Sayang... Taro nak, kamu taro pecahan guci itu sayang... Ada mama disini, kamu jangan nekat ya sayang ya" bujuk mama gowon, Kwon eunbi.

Gowon menggeleng dengan keras.

"Nggak!! Aku nggak mau taro pecahan guci ini!! Aku mau mati aja!!" Ucap gowon berteriak

Eunbi dan sungwoon ayah gowon, sudah panik bukan kepalang saat gowon ingin menggores lengan nya dengan pecahan guci itu.

Jaemin yang melihat itu, lantas berlari menghampiri gowon.

Grep

Jaemin memeluk gowon dengan erat, tidak membiarkan gowon melukai dirinya sendiri.

"Lepas!! Lepasin aku jaemin!!!" Gertak gowon yang mencoba melepaskan pelukan jaemin.

"Nggak!! Gue nggak lepasin lo, sebelum lo buang pecahan guci itu!!" Jawab jaemin dengan nada tegas nya.

Gowon tidak mengindahkan ucapan jaemin, dirinya masih terus berusaha untuk melepaskan diri dari jaemin, hingga dirinya merasa lelah dan pasrah berada di dalam pelukan jaemin.

Orang tua gowon bernafas lega ketika gowon sudah tidak memberontak lagi.

Jaemin memberi isyarat kepada sungwoon, untuk mengambil pecahan guci itu. Sungwoon yang paham langsung menghampiri Putri nya, dan mengambil pecahan guci itu. Telapak tangan kanan gowon sudah berlumuran darah, karena menggenggam erat pecahan guci itu.

Jaemin mengelus rambut pirang gowon dengan lembut, membisikkan kata kata penenang untuk gadis itu. Dan setelah itu, jaemin menuntun gowon untuk menuju kamarnya.

Mendudukkan gowon di sisi ranjang, sedangkan dirinya berjongkok di depan gowon.

"Kamu kenapa kayak tadi hm?" Tanya jaemin dengan tangan yang memegang tangan kiri gowon.

Gowon memandang kosong kedepan.

"Hey... Liat aku won..", bujuk jaemin dengan suara lembut

Perlahan gowon melihat kearah jaemin. Jaemin tersenyum lembut, lalu bertanya kembali.

"Kamu kenapa tadi? Ada yang ganggu pikiran kamu? Iya?" Tanya jaemin

Gowon menggeleng.

Jaemin mengernyit bingung.

"Terus?"

"Pas aku bangun, kamu nggak ada disini. Aku pikir kamu pergi lagi ninggalin aku" lirih gowon sembari menunduk.

"Aku nggak pergi, tadi aku cuma pulang buat mandi sama istirahat sebentar" ucap jaemin sembari mengusap lembut punggung tangan gowon.

"Kamu nggak akan pergi dari aku lagi kan?" Tanya gowon

Nikah || End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang