Jaemin menemukan titik terang keberadaan putrinya. Setelah hampir 2 jam haechan berusaha mencoba melacak nomor itu, dan akhirnya bisa dilacak lokasinya. Nomor itu berada di jalan melati nomor 14, yang itu tandanya berada di kawasan apartemen mewah.
"Kita kesana sekarang?" Tanya junkyu
Jeno menggeleng.
"Jangan! Gue yakin nih orang bakalan pindah pindah lokasi" cegah jeno
"Kita kirim orang buat ngawasin daerah apartemen disana" usul hyunjin
"Gue udah suruh sunwoo gerakin semua pasukan" ucap jaemin
"Sekarang yang perlu kita lakuin, cari tau di apartemen mana dia. Karena disitu nggak cuma satu apartemen, ada 5 gedung disana" ucap haechan dengan serius.
Yang lainnya mengangguk, agak sedikit heran dengan sikap haechan yang bisa seserius ini. Bahkan jaemin pun hampir membuka mulutnya, ketika haechan berbicara dengan nada serius. Sungguh keajaiban dunia.
"Biar gue yang cari tau" ucap junkyu sembari berdiri
"Gue sama junkyu yang cari tau kesana" timpal hyunjin
Mereka mengangguk mengiyakan. Bermodal sedikit informasi dari ryujin, mereka nekat mencari tau kesana.
Junkyu dan hyunjin beranjak pergi dari sana untuk mencari tau, di apartemen mana dia bersembunyi. Masalah siapa yang menculik jia, itu hal belakang. Yang terpenting sekarang adalah dimana dia menyembunyikan jia. Jangan sampai papa taehyung dan ayah yuta tau, jika cucu mereka diculik. Itu akan berbahaya. Karena mereka tidak akan pernah melepaskan orang yang sudah menyakiti cucu berlian mereka.
•••
Ryujin berdiam diri di balkon kamarnya. Matanya menyipit ketika mobil hitam jaemin masuk ke pekarangan rumah. Ryujin memandang kosong kedepan. Mengingat, jika tadi jaemin membentak dirinya, lagi.
Ryujin mencengkram kuat besi pembatas balkon.
Sayang... Maafin bunda nak.. kamu baik baik disana ya.. tunggu bunda sama ayah temuin kamu..
Ryujin diam melamun, hingga tak sadar jika jaemin sudah masuk kedalam kamar.
Jaemin yang melihat ryujin di balkon, hanya melewatinya menuju kamar mandi. Biarkan dia mendiamkan istrinya itu, agar menjadi pelajaran untuk ryujin kedepannya.
Angin malam semakin terasa menusuk kulit putih nya, ryujin mengusap ngusap lengan nya sendiri. Wajahnya yang pucat, menjadi semakin pucat karena terkena angin malam. Ditambah lagi perut yang kosong, ryujin semakin pusing memandang kedepan. Dirinya memilih untuk masuk kedalam kamar, dan mengunci pintu balkon.
Saat ryujin berbalik, ryujin melihat jaemin yang sedang memakai baju di depan lemari. Ryujin terdiam kaku, dirinya merasa bersalah atas hilangnya jia. Ryujin lantas berjalan menuju ranjang, dan merebahkan tubuhnya disana.
Sementara jaemin hanya melirik sekilas kearah ryujin, lalu berjalan menuju pintu penghubung antara kamarnya dengan ryujin dan kamar jia.
Ryujin memandang sendu, punggung jaemin yang perlahan menghilang dibalik pintu. Perlahan air matanya jatuh, rasa bersalah nya semakin menjadi dengan tingkah jaemin yang mendiaminya.
•••
Pukul satu dini hari, ryujin masih belum bisa memejamkan matanya, padahal dirinya merasa ngantuk. Mungkin karena biasanya jam segini, putri kecilnya sedang menangis karena haus. Tapi sekarang, semuanya terasa hampa karena tidak ada putri kecilnya yang bawel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah || End✓
FanfictionTentang ryujin dan jaemin yang udah pacaran sekitar 4 tahun, dan disuruh nikah sama orang tua masing masing. Tapi pernikahan yang mereka jalanin nggak berjalan semulus kapas, pasti ada lika liku yang mereka hadapin.