Seperti yang sudah direncanakan jaemin dan hina kemarin, mereka sepakat untuk pergi ke dokter kandungan bersama. Dan disinilah mereka sekarang, menunggu antrian untuk check up karena jaemin tidak memakai dokter pribadi.
"Soomin masih di jalan?" tanya hina saat jaemin duduk disampingnya setelah mengambil nomor antrian.
Jaemin mengangguk.
Hina melihat kearah lobby rumah sakit, berharap soomin segera datang.
"Kamu udah sarapan kan?" tanya jaemin
Hina mengangguk.
"Udah"Jaemin dan hina sama sama terdiam, tidak ada pembicaraan diantara mereka sampai seorang ibu ibu yang duduk tak jauh dari hina bersuara.
"Hamil berapa bulan mbak?" tanyanya
Hina dan jaemin menoleh kearah ibu ibu itu.
Hina tersenyum.
"6 bulan Bu" jawab hina ramah
Ibu itu tersenyum.
"Wahh sama kayak anak saya" ucap nya bahagia
Hina tersenyum melihat ibu itu.
"Kesini sama siapa mbak?" tanya ibu itu sembari melirik jaemin yang duduk disamping hina.
Hina melirik kearah jaemin.
Ibu itu juga ikut melirik kearah jaemin lalu tersenyum.
"Oalah, sama suaminya ya mbak?" ucapnya setelah melihat jaemin.
Jaemin menoleh lalu tersenyum kikuk, begitupun dengan hina.
"Suaminya baik banget ya, mau nganterin istrinya ke dokter kandungan. Menantu saya boro boro, sibuk terus" celoteh ibu itu yang tanpa sadar membuat suasana diantara hina dan jaemin semakin canggung.
"Ah i-iya bu" balas hina yang masih bingung ingin menanggapi seperti apa ucapan ibu itu.
Lalu tak lama hina mendengar suara anak kecil yang sangat familiar baginya.
"Mama! Papa!"
Hina dan jaemin kompak menoleh ke asal suara, dan mendapatkan soomin yang tengah berlari dengan seorang supir dibelakangnya.
"Jangan lari lari nanti kamu jatuh soomin" tegur jaemin saat soomin sudah berdiri di depannya.
Soomin hanya tersenyum sembari menunjukkan deretan giginya.
"Wahh, ini anak pertama nya ya mbak?" tanya ibu itu saat melihat soomin.
Hina menoleh lalu tersenyum.
"Iya Bu, anak pertama saya" jawabnya.Ibu itu tersenyum hangat.
"Semoga keluarga nya samawa ya mas mbak" doa nya
"Kalau begitu saya pamit dulu" pamit ibu itu lalu pergi dari hadapan jaemin dan hina.
"Omongan ibu tadi, nggak usah dipikirin" ucap jaemin tiba tiba.
Hina menoleh sembari mengerutkan keningnya.
"Lho...Emang kenapa? toh kalau anak ini lahir, mau nggak mau kamu harus nikahin aku kan?"
"Hina. Jangan mulai"
Hina hanya diam memandang jaemin dengan tatapan yang sulit diartikan.
'Kamu harus nikahin aku jaem! harus!'
•••
"Tuh, udah aku bilang jangan banyak kerja" sungut junkyu setelah keluar dari ruangan dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah || End✓
Fiksi PenggemarTentang ryujin dan jaemin yang udah pacaran sekitar 4 tahun, dan disuruh nikah sama orang tua masing masing. Tapi pernikahan yang mereka jalanin nggak berjalan semulus kapas, pasti ada lika liku yang mereka hadapin.