Setelah melewati keadaan tegang yang panjang, ryujin dipindahkan keruang rawat. Sementara anak nya harus berada di inkubator untuk waktu yang tak bisa di tentukan.
Ryujin tengah tertidur karena kelelahan, sementara Jisung dan Yuna yang menjaga ryujin. Mereka bisa bernafas lega saat dokter memberitahu kepada mereka bahwa operasi ryujin berjalan dengan lancar, walau sempat mengalami pendarahan hebat, tetapi dokter bisa menangani nya. Dokter juga memberitahu soal kondisi bayi ryujin yang belum diketahui siapa namanya itu. Memberitahu bahwa sempat ada komplikasi pada saluran pernapasan sang bayi, karena tersumbat oleh air ketuban sang ibu yang menyebabkan dia tidak menangis seperti kebanyakan bayi pada umumnya. Jisung dan Yun juga bisa bernafas lega saat dokter sudah menjelaskan secara rinci bagaimana keadaan bayi ryujin.
"Aku mau ke ruang inkubator dulu, mau liat anak nya kak ryujin" ucap Yuna saat mereka melihat kondisi ryujin.
Jisung menoleh.
"Aku ikut" ucap nya lalu beranjak dari kursi yang berada disamping brankar ryujin.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang inkubator, ada perasaan yang mengganjal saat mereka ingin menemui bayi ryujin, mungkin karena ketidakhadiran jaemin sebagai sosok ayah disamping anak keduanya.
Yuna dan Jisung berhenti di depan ruang inkubator, melihat dari kaca bayi mungil yang tengah tertidur dan hanya di baluti oleh Pampers dan selimut. Bayi itu begitu mungil, bahkan Yuna sampai gemas sendiri melihat keponakan keduanya. Mereka tak perlu repot repot bertanya yang mana bayi Ryujin, karena di depan inkubator sudah tertulis nama sang ibu, jika bayi itu belum memiliki nama.
Bayan Ryujin'in bebeği.
Yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia ‘Bayi nyonya ryujin’
Jisung tersenyum haru begitu melihat anak kedua kakaknya, walau terlahir prematur, tetapi wajah nya sudah sangat mirip sekali dengan ayahnya. Jisung hampir mengumpat, begitu melihat wajah keponakannya, yang mirip dengan kakak ipar brengsek nya.
"Kecil banget badannya" ucap Yuna sembari memandangi bayi ryujin dengan tangan yang memegang kaca.
"Prematur 7 bulan sayang, jelas kecil" jawab Jisung yang membuat Yuna menoleh kearah nya.
"Kalo bayi prematur bisa sehat nggak sih sung?" tanya Yuna dengan wajah polosnya yang membuat Jisung tersenyum gemas.
"Bisa sayang, tapi harus dalam pengawasan ketat dari dokter" jawab Jisung sembari mencolek hidung mancung Yuna.
Yuna memengang hidungnya lalu mengangguk mengerti.
"Sayang banget ya kak jaemin nggak bisa liat anak keduanya, padahal dia pengen banget punya anak cowok" ucap Yuna sembari melihat kearah keponakannya.
"Iya sih, tapi aku masih kesel sama dia. Gara gara dia teteh sama Jia jadi kabur kaburan kayak gini" jawab Jisung kesal
Yuna mendongak untuk melihat wajah Jisung yang lebih tinggi dari nya.
"Itu urusan rumah tangga mereka, tugas kita cuma membantu kalo salah satu dari mereka butuh bantuan kita. Mau bagaimana pun juga, mereka kakak kakak kita", ucap Yuna bijak
"Mau jelek, mau bagus, mau ganteng mau cantik, mereka tetep saudara kita. Tugas saudara saling membantu" lanjut Yuna yang membuat Jisung terpaku.
•••
Jaemin keluar dari dalam kamarnya, berjalan santai setelah mandi. Setelah pertemuan nya dengan haechan tadi, perasaan aneh itu sedikit demi sedikit menghilang, entah perasaan apa yang dia rasakan, tetapi hati dan pikirannya terus memutar nama ryujin. Jaemin harus tetap positif thinking, ryujin dan Jia pasti baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah || End✓
FanfictionTentang ryujin dan jaemin yang udah pacaran sekitar 4 tahun, dan disuruh nikah sama orang tua masing masing. Tapi pernikahan yang mereka jalanin nggak berjalan semulus kapas, pasti ada lika liku yang mereka hadapin.