Ryujin terdiam mematung setelah melihat isi kotak yang berada di tangannya. Kenapa? kenapa wanita itu dengan tega mengirim benda yang seharusnya tidak ryujin tau.
Sebuah foto hasil usg dan surat pernyataan dari rumah sakit jika wanita itu mengandung anak laki laki, seperti yang jaemin inginkan.
Ryujin mengelus perutnya yang sudah lumayan buncit, namun tak terlihat karena ryujin selalu memakai pakaian yang oversize.
"Bunda?" panggil jia dari belakang ryujin.
Ryujin menoleh lalu tersenyum kearah jia.
"Udah siap?" tanya ryujin sembari menutup kotak itu.
Jia mengangguk.
"Ayo berangkat" ajak ryujin lalu menggandeng tangan jia untuk menuju mobil.
Setelah pertengkaran itu, jaemin tak pernah pulang lagi kerumah. Terhitung hampir 2 Minggu jaemin tak menunjukkan dirinya dirumah. Mashiho dan sunwoo juga sempat datang kerumah ryujin, memberitahu rencana mereka yang gagal karena jaemin yang terjebak dengan perasaannya sendiri.
Sakit hati? tentu.
Tapi ryujin bisa apa jika laki laki yang masih berstatus suaminya itu telah mencintai wanita lain, selain dirinya. Marah? itu sama saja memperkeruh keadaan. Balas dendam? sama sekali tak terpikirkan oleh ryujin, yang dia pikirkan hanya anak anaknya saja untuk saat ini. Memikirkan bagaimana nasib mereka kedepannya, jika ryujin mengambil keputusan yang merugikan anak anaknya. Untuk saat ini ryujin masih bisa sanggup bertahan dengan jaemin, namun untuk kedepannya... ryujin tak yakin masih bisa bertahan jika wanita itu saja tengah mengandung anak dari suaminya.
"Bunda?" panggil jia saat mereka tengah berhenti di lampu merah.
Ryujin menoleh.
"Kenapa sayang?" tanya ryujin
"Itu kotak apa?" tunjuk Jia pada kotak yang ryujin letakan di depan dasboard mobil.
"Bukan apa apa nak, cuma orang salah kirim paket" bohong ryujin dan Jia hanya mengangguk.
Setelah lampu berganti, ryujin langsung menjalankan mobilnya menuju sekolah Jia. Tak butuh waktu lama, ryujin dan Jia sampai di depan sekolah Jia.
Jia dan ryujin turun bersamaan.
Saat akan melangkah menuju gerbang, langkah ryujin dan jia terhenti secara tiba tiba. Ryujin yang diam mematung, dan Jia memandang datar tiga orang di depannya.
"Hai jia!" sapa gadis kecil berambut sebahu, soomin.
Jia hanya tersenyum singkat membalas sapaan soomin.
"Kamu dianterin sama mama kamu doang? papa kamu mana?" tanya soomin, ah dia bukan bertanya, melainkan tengah mengejek jia.
Jia? tentu hanya diam tak merespon sampai suara teman temannya datang dari belakang.
"Oy Jia!" panggil seojun dan mereka semua menoleh kearah seojun dan teman temannya yang lain.
Jia tersenyum sumringah, lalu melambaikan tangan pada mereka.
"Tante ryujinnnn" teriak jira sembari berlari menghampiri ryujin yang berdiri disamping Jia.
Jira berlari lalu memeluk pinggang ryujin dengan erat.
"Halo sayang" sapa ryujin saat jira berada di pelukannya.
"Kangen tau!" sembur jira sembari melepaskan pelukan mereka.
Ryujin terkekeh.
"Kamu kangen Tante, tapi kamu betah banget di Swiss" ejek ryujin yang membuat jira menyengir kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah || End✓
FanfictionTentang ryujin dan jaemin yang udah pacaran sekitar 4 tahun, dan disuruh nikah sama orang tua masing masing. Tapi pernikahan yang mereka jalanin nggak berjalan semulus kapas, pasti ada lika liku yang mereka hadapin.