"Jelasin apa maksud dari semua ini hina?!" tanya jaemin sembari menunjukkan sebuah video CCTV yang menampilkan hina bersama laki laki paruh baya.
Hina gemetar, dia bingung harus menjelaskan bagaimana pada jaemin.
"K-kamu salah paham jaem" tampik hina sembari menggeleng
Jaemin berdecih mendengar ucapan bohong yang keluar dari mulut hina.
"Kamu masih mau bohong disaat bukti udah ada di depan mata kamu?! IYA?!" ucap jaemin dengan emosi
Hina menggeleng dengan air mata yang mengalir, berusaha menggapai lengan jaemin tetapi langsung ditepis kasar oleh jaemin.
"Nggak! kamu harus dengerin aku dulu! itu semua nggak bener! I–itu semua cuma rekayasa orang yang benci sama aku jaem. Aku mohon percaya sama aku" ucap hina yang mencoba menjelaskan pada jaemin.
Jaemin tertawa sinis.
"Rekayasa? kamu pikir aku bodoh?! Ini semua asli! bukti bukti yang orang ini kirim, semuanya valid!" ucap jaemin membalas ucapan hina sembari menunjukkan beberapa bukti lainnya.
"Jadi selama ini kamu udah bohongin aku? Kamu ngaku ngaku hamil anak aku padahal itu bukan anak kandung aku!!" bentak jaemin sembari menendang meja.
Hina terjingkat saat jaemin menendang meja.
"Jaem.." lirih hina
"Bego banget ya aku, udah naro perasaan yang salah ke kamu selama ini!" ucap jaemin dengan dingin.
"Nyesel aku selama ini baik sama kamu!" lanjut jaemin sembari berjalan keluar dari apartemen.
Hina berlari saat melihat jaemin yang melangkahkan kakinya keluar apartemen, berusaha menggapai lengan jaemin tetapi lagi-lagi selalu di hempas dengan kasar oleh jaemin. Terus memanggil nama jaemin agar sang pemilik nama mau menoleh padanya.
"Jaemin! jaem, dengerin aku dulu! itu semua bohong! kamu harus percaya sama aku!" ucap hina sembari terus mengikuti langkah jaemin yang semakin dekat dengan pintu apartemen.
Jaemin tak menoleh sedikitpun, dia terus berjalan lurus kedepan tanpa memperdulikan hina yang terus memanggil namanya.
"Jaem—
Bruk
"Akh!"
Jaemin menoleh kebelakang saat mendengar suara tubrukan.
"HINA!" teriak jaemin saat melihat hina yang terjatuh dilantai sembari memegangi perutnya.
Darah segar mengalir dari paha hina, dan itu semakin membuat jaemin panik.
"Na! hey! kamu gapapa?!" tanya nya panik
Hina mencengkram erat lengan jaemin, berusaha menahan rasa sakit pada perutnya.
Hina menunduk, merasakan sakit yang teramat pada bagian perutnya.
"Jaem... S–sakit" lirih hina dengan suara yang pelan.
Suaranya tercekat karena menahan sakit. Jaemin buru buru menggendong hina saat melihat darah yang mengalir dari paha hina semakin banyak.
Jaemin keluar dari apartemen, baru beberapa langkah dirinya sudah bertemu dengan 3 orang laki laki dan 1 orang anak kecil yang menghadang jalan nya.
"Mama!" teriak soomin yang berada di gendongan Jihoon.
Soomin terkejut saat melihat hina yang meringis kesakitan digendongan jaemin.
"Mama kenapa pa?!" tanya soomin panik
Jaemin tak menjawab dan melanjutkan langkahnya melewati orang orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah || End✓
FanfictionTentang ryujin dan jaemin yang udah pacaran sekitar 4 tahun, dan disuruh nikah sama orang tua masing masing. Tapi pernikahan yang mereka jalanin nggak berjalan semulus kapas, pasti ada lika liku yang mereka hadapin.