Bab 02

6.7K 269 37
                                    

"Aku bukan sesuatu hal yang kau bisa nikmati." Eline Herzone.

***

"Turunkan aku di sini!"

Brian menggeleng. Kondisi sekeliling yang sepi membuat hati dan otak pria itu menolak permintaan Eline. Sebenarnya bukan permintaan, lebih tepatnya gadis itu memerintah.

"Aku menyuruhmu!"

"Di sini sepi ... "

Belum juga Brian menyelesaikan perkataannya, Eline sudah lebih dulu memotong.

"Kau tahu aku bukan manusia. Jadi, hal apa yang kau khawatirkan?"

Brian mengulum senyum. Mobil hitam itu berhenti tepat di depan gerbang rumah megah yang tampak tak berpenghuni. Ditambah beberapa lampu jalan padam menciptakan kesan mistis. "Memangnya aku bilang mengkhawatirkanmu?" Brian semakin mengulum senyum ketika Eline hanya diam. "Ah! Tidak masalah jika kau tidak bisa menjawabnya." Pria itu kembali bersuara, menampilkan ekspresi kecewa yang membuat Eline semakin jengah. "tetapi bagaimana jika bertamu dulu di kediamanku?"

Eline menoleh. Maniknya sudah kembali ke-warna semula, tak ada lagi warna violet yang mengilat-ngilat terang bak setrum bertenaga tinggi.

Brian membalas tatapan Eline. Mereka berdua saling tatap sebelum perkataan Brian menghancurkan. "Aku tahu mengapa kau sangat jarang berekspresi."

Eline memutuskan kontak mata lebih dulu. "Aku tidak butuh penjelasanmu." Eline menunduk, menatap gelang di tangan kanannya yang bergetar.

Gelang itu terlihat seperti gelang pada umumnya yang biasa dibandrol dengan harga fantastis. Giok yang berbentuk bulatan kecil berwarna hijau jamrut mengelilingi lengan kanan Eline. Motif gelang itu memang simpel tetapi berkelas dan elegan. Jika dilihat sekilas, memang tak ada yang aneh. Tetapi bukan Brian kalau tak tahu gelang khusus milik bangsa vampir.

Brian pernah membaca buku sejarah mengenai makhluk penghisap darah yang biasa disebut vampir. Mereka memiliki kerajaan yang dipimpin seorang raja dan ratu. Vampir yang tinggal di dalam kerajaan dan bekerja untuk rakyat, biasa disebut vampir bangsawan. Di tiap-tiap kerajaan memiliki alat komunikasi, semua vampir bangsawan wajib memilikinya. Masing-masing kerajaan memiliki ciri dari gelang yang menjadi simbol.

Gelang itu berguna untuk membedakan keluarga, kasta, dan kekuatan dari wilayah yang dikuasai. Selain itu gelang yang dipakai bangsa vampir juga berguna untuk saling melacak satu sama lain dan mengirim pesan kepada sang pemakai. Sama seperti werewolf yang bisa saling mengirim pesan lewat pikiran dengan kawanan satu pack-nya.

'Adik sialan! Di mana kau?'

'Di mana saja'

'Kau meninggalkan tasmu padaku, sedangkan kau sibuk bersenang-senang dengan pria di luar sana!'

'Sudah urusi saja kekasih bodohmu'

Eline memutuskan percakapan itu sepihak.

"Siapa yang mengirimu pesan?"

"Bukan urusanmu!"

Brian mendengus mendengar nada ketus Eline. Gadis itu terlalu cuek dan angkuh. Sepertinya dia belum pernah melihat Eline tersenyum, ah, jangankan tersenyum! Wajah gadis itu saja selalu datar seolah tidak ada ekspresi lain yang bisa ditunjukan. Gelar Sang Penguasa Batu Ametis sangat cocok untuk Eline, si gadis dingin yang tak tersentuh. Moomgoddes selalu saja memberikan keistimewahan kepada anak-anaknya yang terpilih dengan sesuai seolah-olah sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari.

Eline menatap Brian aneh. Pria itu tersenyum sangat lebar ke-arahnya dengan pandangan kosong. Seharusnya Eline sudah bisa memasuki pikiran Brian, tetapi werewolf bodoh itu menguncinya. Eline bukan maling. Dia bisa saja membaca paksa membobol pertahanan pikiran Brian. Tetapi Eline meyakini sesuatu! Buah tak akan jauh jatuh dari pohonnya. Ya, membaca pikiran Brian sama saja seperti melihat Alpha Carl. Tidak dulu atau sekarang. Bangsa sialan itu selalu membuat Eline jijik. "Apa yang ada di otakmu?"

Bastard Imortal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang