Bab 46

533 43 1
                                    

"Rasanya begitu menyakitkan ketika melihat, seseorang yang memiliki darah sama, bergerak kompak menyakiti dengan tujuan melenyapkan. Dia tak tahu sekuat apa kekuatannya, tetapi apa dia salah jika hanya mengharapkan hidup bahagia?" Eline Herzone.

***

Brian menghela nafas, kembali mencoba bersabar. "Ayolah! Jangan membuatku telat menyusul mereka."

"Yes! Akhirnya berhasil!" Steven berseru saat titik hitam melebur seutuhnya membuat cairan itu berubah warna menjadi bening. "Jangan meminumnya." Dia memperingati karena sang adik menatap tabung itu tanpa kedip.

"Kak ... "

"Aku mengizinkanmu! Jadi, pergilah!"

Brian dan Rolf berseru senang. Jiwa serigalanya mengharapkan bertemu mate sejak kemarin.

"Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran!"

Brian tak perlu disuruh dua kali. Pria itu membawa keperluan secukupnya yang terdiri dari beberapa ramuan. Meskipun Brian tak yakin ada sesuatu hal yang berbahaya telah menunggunya, dia tetap harus berjaga-jaga. Di dunianya hewan saja bisa berpikir dan hutan hidup persis seperti makhluk. Rasanya Dia sudah lama tak menunjungi imortal. Bagaimanakah tempat itu sekarang?

****

Kabut ungu berpendar membungkus kedua kesatria, menahannya, menyerang dengan jutaan jarum tak kasat. Tetapi belum berhasil jarum itu melukai lawannya, kabut langsung tersedot dengan ketiga pedang yang bersatu mengeluarkan cahaya warna yang berbeda.

Ametis mengumpat dalam hati. Manik violet itu mengamati cara kerja pedang terkutuk.

Alex terengah. Pria itu tahu, dia tak akan sanggup melawan kesatria imortal yang bersatu. Menahan serangan kedua pedang saja dia harus berjuang mati-matian.

"Ikutlah dengan kami!"

Manik coklat itu memicing, terkekeh, menatap wajah kesatria yang tertutup topeng. Tetapi dari manik abu itu yang mengilat Alex tahu siapa pria itu. "Hallo! Kakak Ipar. Apa kabar?"

"Ikut dengan kami!"

Alex menggeleng dramatis, menatap terluka kakak pertama Eline layaknya kekasih yang ditinggalkan.

Eline yang melihat Jon melesatkan cahaya kearah Alex bergerak sigap. Gadis itu membuat perisai, memantulkan cahaya kepengirimnya.

Jon membelalak kaget. Dia mencoba mengendalikan kekuatannya tetapi gagal. Cahaya itu berasal darinya dan harusnya dia mudah menghilangkan cahaya itu. Tetapi seperti ada kekuatan besar yang mengendalikan, semakin lama Jon menghindar, semakin lincah cahaya itu mengejar.

Keempat kesatria yang berdiri tak jauh menyatukan pedang siap memecahkan serangan. Tetapi telat karena Eline kembali melesatkan cahaya violet, mematahkan formasi.

Cahaya violet itu membelah menjadi empat mengejar buruannya masing-masing. Ukuran yang kecil hampir membuat cahaya itu tak terlihat tetapi sejatinya begitu mematikan.

Biasanya semakin tak terlihat, semakin mematikan. Bisa mematipulatif lawan, menyatu dengan apapun di sekeliling.

Kelima kesatria yang tersisa bergerak serentak saling berdekatan, menetralisir serangan Ametis yang berbahaya.

"Kami tak akan membunuhmu! Datanglah dengan berdamai."

Alex yang sudah bisa mengendalikan nafasnya, berseru marah. "Heh! Makhluk bodoh, rendahan, tak berperasaan!"

Salah satu kesatria yang tak terima rekannya dikatai seperti itu menggerakan tangan melemparkan bola api biru yang dapat melelehkan gunung es. Tetapi lagi-lagi serangan itu dilenyapkan Ametis dengan mudah. Bahkan, kelima kesatria tak melihat pergerakan sekecil apapun dari Eline.

Alex kembali mengeluarkan kekesalannya. "Kau itu seorang kakak Al! Adik bungsumu telah lama pergi, tumbuh menjadi gadis tangguh yang harus berjuang hidup mati untuk bertahan. Apa kau sedikit saja tak membiarkannya pulang dengan baik? Apa kau tak ingin memeluknya? Menanyakan beban seperti apa yang kau pikul selama di dunia manusia?"

Semua orang yang mendengar itu terhenyak. Bahkan tanpa sadar Eline meneteskan air mata!

Tetapi Jon yang berhasil membebaskan diri memutar otak mencari jalan lain. Meskipun yang diutarakan Alex sebuah kebenaran, kedamaian harus ditegakan. Mereka sudah beratus-ratus tahunn lamanya tak bertemu Ametis. Bagaimana jika monster itu tak bisa dikendalikan? Bagaimana jika Ametis mengamuk? Atau yang lebih parah, para kesatria dan petuah tak tahu seberapa kekuatan gadis yang dikutuk

****

Sudah direfisi! Koment jika typo atau kesalahan masih menyempil!

Bastard Imortal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang