"Aku selalu mempunyai apapun. Harta! Tahta! Bahkan kebanyakan gadis rela mengemis cintaku. Tetapi mengapa ketika aku mencintainya, Selena seperti tak memberi kemudahan?" Alex Martazone.
***
"Bukan urusanmu?" Alex mengulang perkataan Brian. Dia tahu siapa pria dengan manik biru, rambut merah, hidung bangir, bibir tipis, dan ... wajah mesum. "Kau memiliki nama Brian Carles. Anak Alpha Carl dan Luna Marlyn. Putra bungsu yang tinggal lama di dunia manusia bersama putra kedua, benar begitu?"
Brian melotot saat Alex mengetahui jati dirinya dengan baik. "Alex ... Martazone?" Brian sedikit ragu saat mengatakannya.
Tetapi pria itu malah bertepuk tangan, membuat lorong yang hening sedikit ramai. "Sejak pertama kali kau mengikuti Eline, aku mencari tahu tentangmu. Kukira kau manusia bodoh yang memiliki otak mesum ... "
Brian semakin melotot, tetapi memilih menunggu.
"Eh, ternyata kau makhluk dari dunia kami. Memiliki kedua orang tua hebat dengan reputasi mengerikan, kalian berhasil menciptakan penilaian baru. Tak banyak pemberitaan tentangmu karena Carl dan Marlyn begitu melindungi kalian."
Brian mengerutkan alis, sedikit bingung. Adakah sesuatu yang tak diketahuinya?
"Asal kau tahu, ya ... " Alex menyugar jambul yang baru dibuatnya pagi ini. "Aku kekasih Eline, tunangan ... "
"Tetapi Eline tak mengakuimu!" Brian menyergah. "Kau jangan terlalu berharap."
"Heh! Serigala. Jangan kau pikir aku tak bisa menghabisimu sekarang!"
Brian menatap datar pria di hadapannya. Arogan, kata yang tepat untuk menggambarkan pria ini. Apa semua bangsa fampir memiliki sifat yang satu itu?
"Kenapa kau melihatku begitu?" Alex mengerutkan alis bingung. Biasanya jika orang lain dihina, mereka akan berubah menyeramkan. Setidaknya Alex menunggu Brian seperti itu, agar dia bisa memberikan pelajaran yang berguna untuk bocah ingusan macam Brian. "ah. Iya! Pasti pria -pria di bangsamu tidak setampan aku, kan?"
Brian menggeleng heran. Tak ada gunanya dia meladeni fampir arogan seperti Alex, hanya akan membuang-buang waktu. Brian melangkah menjauh, memilih lorong yang berbeda dengan Eline.
Alex berdecak malas. "Dasar tidak tahu sopan santun." Alex menggerutu dan berjalan di lorong yang sama dengan gadisnya
****
"Eline."
Reytasya melirik salah satu kursi yang kosong di depan. Gadis nakal itu membolos lagi?
"Eline." Jakob memanggil kembali.
"Tidak hadir Mr." pria yang duduk di samping meja Eline menjawab.
Jakob menatap jauh ke-belakang, tepatnya menatap ke-arah meja Reytasya yang berada di sudut. "Nona Reytasya!"
Gadis itu tersenyum ramah. Jauh di dalam hati dia merutuki adiknya. Eline selalu saja merepotkan, membolos tanpa memberi tahu lebih dulu.
"Adikmu ke-mana Nona Reytasya?"
"Maaf Mr. Tadi adik saya sudah datang, tetapi sepertinya Eline sedang di kamar mandi." Reytasya menjawab mantap.
Jakob mengangguk dengan mata yang masih menatap Reytasya tajam. "Nona Eline sudah tiga kali tidak mengikuti matkul saya. Tolong sampaikan padanya jika tidak ingin mendapatkan jam tambahan, pertemuan berikutnya wajib hadir."
Reytasya mengangguk mengerti.
'Adik sialan!'
'Ada apa sih Kak?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Imortal (tamat)
FantasyWARNING! Cerita ini memiliki banyak virus, kata-kata fulgar, khayalan klasik, dan penggambaran ... Eline Herzone, gadis canntik tanpa cela itu adalah seorang putri dari keluarga bangsawan terhormat bangsa vampir. Parasnya yang disebut-sebut duplikat...