Alon dan Rei bergegas mendekati Reytasya. Mereka tak menoleh sama sekali kebelakang, kedua putra Geosentris percaya Eline mampu mengatasi semua.
"Bagaimana, Al?"
Alon menyipitkan mata, memperhatikan dengan seksama kabut tipis yang terlihat seperti serabut, mengelilingi tubuh Reytasya. "Entahlah."
Gadis yang sedang bermeditasi membuka mata mendengar suara yang dikenali. "Pergi!"
Itu perkataan yang sangat tak diinginkan Alon dan Rei.
Reytasya mengatupkan mulut. Manik magenta itu berkaca-kaca menatap kedua pria berjubah yang berdiri menjulang. Dengan hanya melihat kedua warna manik itu dia tahu siapa mereka.
Alon menghela nafas. "Aku merindukanmu." Kata-kata yang sudah beratus-ratus tahun dipersiapkan, akhirnya keluar dengan bergetar.
"Pergi!" Reytasya mengusir sekali lagi. "Aku dan Eline tak membutuhkan kalian!"
Rei merangsek maju, tetapi aliran listrik begitu deras menyerang tubuh.
Alon melotot, sekuat tenaga membantu Rei. Tetapi bukannya terlepas mereka malah tersetrum bersama. Susah payah Rei melepaskan diri.
Reytasya menitikan air mata melihat kedua kakaknya yang menahan sakit. Gadis itu membuang wajah. Mungkin ia tak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi, mungkin ia terlalu kecil saat itu, mungkin ia tak cukup paham dengan situasi di masa lalu. Ya, mungkin begitu. Tetapi saat beberapa waktu yang lalu, Reytasya berhasil bersitatap dengan sang delima. Manik merah yang mengilat bak kobaran api itu menemuinya, meminta secara baik-baik sesuatu yang jelas-jelas Reytasya tak akan memberinya.
Rei dan Alon menyatukan kekuatan, kedua pedang bersatu mengeluarkan cahaya lembut.
Tubuh adik kakak itu langsung terpental, mendarat keras di atas tanah, tetapi perisai itu tak berhasil dihancurkan.
Sedangkan keenam satria yang kewalahan mulai bisa menaklukan serangan.
Eline yang terlalu terbawa masa lalu tak sadar mengendorkan kewaspadaan. Kekuatan yang mengurung Jon juga melemah membuat pria demigot itu berhasil melepaskan diri.
"Aku kira kau Kakak yang baik." Eline masih menatap datar Yus.
"Ma ... maaf."
Eline menyeringai. "Apa sekarang kau juga sedang memanipulasiku seperti di masa lalu?"
Tepat saat Eline mengatakan itu cahaya menyilaukan mata melesat kearahnya. Tetapi gadis itu sudah dapat menebak, melayang, membuat perisai menghindari serangan.
Yus langsung menoleh. Pria Elf itu menatap ketujuh kesatria yang sudah berbaris, mengarahkan pedang kesatu titik, menghabisi Eline.
Yus menatap kembali Eline yang melayang-layang di udara, bertahan, dan melesatkan serangan. Pria Elf itu tak sedang membohongi Eline, Dia tak menyangka keadaannya akan cepat berbalik.
"Yus! Kemari!"
Teriakan Jon bertabrakan dengan suara gemuruh yang dikeluarkan dari kekuatan besar yang beradu.
Yus bimbang. Dia masih bisa melihat bagaimana Eline menatapnya terluka dan dia bisa merasakan bagaimana gadis itu teringat masa lalu.
Alex yang mulai pulih melesat dan mengambang di sisi Eline.
Eline tak banyak berkata. Ketujuh pedang menjadi masalah terbesar sekarang! Dia tak bisa membahayakan Alex ataupun Reytasya. Gadis itu harus membereskan ini semua... belum juga dia mengatur strategi baru Alex terpental karena hantaman pedang Jon.
Pria demigot itu memisahkan kekuatan dan menyerang Alex yang fokus dengan satu titik.
Eline pecah konsentrasi. Demi melihat Alex terjatuh gadis itu terdorong.
Jon yang melihat celah menyeringai dan mengarahkan kekuatan besar ke-arah Eline yang belum siap.
Yus melotot. Tanpa diperintah, tanpa desakan seseorang, hanya karna bisikan hati kecilnya pria itu melesat memeluk tubuh Eline yang terjun, siap menjadi hantaman kekuatan pedang terkutuk Jon.
****
Sudah direfisi! Koment jika typo atau kesalahan masih menyempil!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Imortal (tamat)
FantasyWARNING! Cerita ini memiliki banyak virus, kata-kata fulgar, khayalan klasik, dan penggambaran ... Eline Herzone, gadis canntik tanpa cela itu adalah seorang putri dari keluarga bangsawan terhormat bangsa vampir. Parasnya yang disebut-sebut duplikat...