"Aku tidak tahu apa yang Slena takdirkan untukku. Bahkan kalau boleh meminta, aku ingin meminta Ares pada Selena" Eline Herzone.
****
Eline berdiri di puncak gunung. Dia memicing kearah cahaya yang terlihat semakin jelas. Cahaya magenta! Raut wajah gadis itu berubah pias dengan matanya yang melotot. Magenta adalah warna kekuatan Reytasya, kekuatan tinggi yang hanya dianugrahi pada segelintir makhluk imortal. Tanda tanya besar bersarang di kepala Eline. Dengan siapa kakaknya bertarung? Dia tak dapat menerawang krkuatan yang beradu dengan sang kakak. Sepertinya lawan kali ini tak bisa begitu saja diremehkan. Eline melesat menghampiri arena pertarungan.
Hujan telah berhenti. Tetapi guntur masih saja bersenandung seolah tak merestui apapun yang terjadi di bawahnya.
Eline bersedekap dada. Gadis itu mendarat di atas pohon tua yang menjulang kokoh. Dahan-dahan yang mengelilingi membuatnya tak terlihat, ditambah pekatnya malam menyamarkan keberadaannya. Dia bisa melihat dengan jelas Reytasya yang sedang mengerahkan kekuatan tetapi dia tak tahu siapa lawan kakaknya. Orang itu memakai jubah dan tudung, wajahnya tersamarkan dengan kabut hitam yang menyelubungi.
Tampilan Reytasya lebih enak dilihat ketimbang Eline. Gaun seksi yang melekat pada tubuh Reytasya tak tampak basah, rambut panjangnya juga masih tertata rapih. Tak seperti Eline dengan pakaian tidurnya yang lepek dan rambut acak-acakan. Sepertinya kekuatan Reytasya melindungi gadis itu dari kondisi di sekitarnya.
Eline tak bisa tinggal diam. Dia tak tahu sudah berapa lama Reytasya menyerang, tetapi mengetahui gadis itu adalah seorang pengendali kekuatan yang baik membuat Eline sedikit tenang.
Reytasya terus melancarkan serangan. Gadis itu belum terpukul mundur, lawan di hadapannya juga belum menyerah.
"Bisakah kau melawanku?" Reytasya merasa geram. Jika seperti inbi terus-menerus bisa-bisa dia kalah karena kelelahan.
Tak ada jawaban. Lawannya masih bergeming, menangkis setiap serangan yang terarah untuknya.
"Dasar pecundang!" Reytasya melesat memutari lawannya. Kedua tangan gadis itu sudah tak mengeluarkan cahaya.
Eline yang ingin turun membantu, mengurungkan niatnya. Dia tertarik dengan apa yang akan dilakukan Reytasya tetapi melihat lawan sang kakak yang hanya terdiam, Dia bisa menyimpulkan. Orang itu tak menyerang kakaknya. Lalu, bagaimana bisa kakaknya menyerang orang itu? Eline tahu Reytasya tak akan menyerang orang lain tanpa sebab. Menurut Reytasya 'apa yang kau tanam, esoklah yang akan kau tuai' Persetan dengan itu! Eline tak mempercayainya. .
Reytasya memiliki pemikiran seperti itu juga karena kedua orang tua mereka. Raja dan Ratu yang selalu mengajarkan kebaikan, menghilangkan kebencian, ternyata tak lebih baik dari seorang pembunuh. Eline mengepalkan tangan mengingat masa lallunya.
Sedangkan di tengah-tengah tanah lapang Reytasya masih melesat mengitari lawannya, sedikit memberikan gerakan tipuan untuk mengecoh. Tepat diputaran ke-empat tangan gadis itu bergerak melemparkan sesuatu kearah langit yang masih bergemuruh.
Eline tersadar dari lamunannya. Dia berdecak menyaksikan pertunjukan yang dibuat Reytasya. Tak begitu buruk tetapi menandakan lawan kali ini memiliki kekuatan besar sampai membuat Reytasya mau tak mau membunuhnya.
Cahaya magenta yang Reytasya lemparkan tampak seperti jutaan pasir yang mengambang di langit. Kerlap-kerlip magenta itu sangat indah sekaligus menakutkan.
Gemuruh guntur masih lantang terdengar! Serabut-serabut cambuk bertenaga listrik tampak dari cela-cela yang mengintip. Menghantarkan rasa yang berbeda.
Eline menatap lekat orang bertudung yang tampak tenang berdiri, tampak tak gentar dengan apa yang dilakukan Reytasya. Apakah orang itu tak tahu hidupnya sebentar lagi?
Reytasya berdiri di hadapan lawannya dengan Telapak tangan yang terbuka menghadap atas! Gadis itu sudah bersiap-siap tetapi orang di hadapannya masih berdiri tenang tak melakukan sesuatu. Setidaknya melawan atau pergi. Ah, mungkin lawannya kali ini sudah bosan hidup.
Eline meloncat turun dari persembunyiannya. Apakah kemunculannya sekarang mengganggu kedua orang itu? Eline menatap lawan Reytasya yang juga menatapnya.
'Mengapa kau ada di sini bodoh!'
'Aku mencarimu.'
'Jangan mendekatiku!'
Eline mendengus. Dia melirik punggung Reytasya. Rambut gadis itu berkibar hebat, seolah pusaran angin berada di sekelilingnya.
'Aku tidak berminat.'
Setelah Eline memutuskan komunikasi Reytasya langsung mengepalkan telapak tangan. Jutaan kerlap-kerlip di atas sana seolah tersedot dan mengumpul di satu titik. Reytasya mengambang di udara bertepatan dengan jutaan kerlap-kerlip yang berjatuhan.
Orang bertudung itu mendengak sambil merentangkan tangan seolah menyambut kekuatan besar yang di nantinya.
Eline yang melihat itu dibuat heran. Tak akan ada yang bersikap tenang ketika kakaknya mengeluarkan seluruh kekuatan, tetapi orang bertudung itu? Betapa berat penderitaan orang itu sampai begitu bahagianya menyambut ajal. Tetapi untuk kali ini sepertinya Eline salah menduga. Dia memicingkan mata menatap orang yang terus ditimpa kerlap-kerlip cahaya magenta. Manik hitam Eline berubah violet. Dia menangkap sesuatu yang ganjil dan akan membahayakan kakaknya.
Kerlap-kerlip cahaya magenta yang menyentuh lantay langsung berubah menjadi asap putih. Kerlap-kerlip itu terus berjatuhan tanpa habis, tetapi lawan Reytasya belum menunjukan sesuatu, masih berdiri kokoh. Bahkan jubah yang digunakan masih tampak baik-baik saja, tak seperti makhluk-makhluk lain yang akan berubah menjadi abu ketika terkena kekuatan Reytasya yang satu itu.
'Hentikan kak!'
'Apa yang kau katakan Elie?'
'Hentikan!'
'Apa?'
'Apa kekuatanmu itu mempengaruhi kelebihanmu yang lain?'
'Ah! Adik sialan!'
'Hentikan!'
Eline tahu kerlap-kerlip itu tak akan ada habisnya kecuali Reytasya yang menghentikannya. Dia semakin yakin bahwa orang bertudung itu bukan sembarang makhluk berkekuatan besar. Kekuatan Reytasya yang sebesar itu saja belum bisa membuatnya terluka.
****
Sudah direfisi! Koment jika typo atau kesalahan masih menyempil!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Imortal (tamat)
FantasyWARNING! Cerita ini memiliki banyak virus, kata-kata fulgar, khayalan klasik, dan penggambaran ... Eline Herzone, gadis canntik tanpa cela itu adalah seorang putri dari keluarga bangsawan terhormat bangsa vampir. Parasnya yang disebut-sebut duplikat...