Bab. 33.

900 49 4
                                    

"Ya lagi-lagi Selena mempermainkan kisah cintanya. Apa semua kebahagiaannya harus berawal dari kesakitan?"

***

BUMM!

BUMM!

Brian menatap Alex ngeri. Vampir arogan itu terus melemparkan energi menghantam gerbang besar yang masih bergeming. "Haruskah membuka gerbang dengan cara itu?" Dia takut jika Alex hanya akan membuat Eline marah karena gerbangnya dirusak.

"Diam! Kau bodoh!" Alex berseru. Pria itu semakin meningkatkan level kekuatannya.

"Untuk apa aku ikut denganmu jika kau hanya memakiku!" Brian tersinggung. Baru kali ini ada makhluk yang sering mengatainya bodoh selain Stiven. Rasanya dia ingin mematahkan tulang vampir arogan itu.

Alex menghentikan serangan. Manik coklatnya berpendar senang. "Ya, kemari Amour!"

"Sialan kau!" Eline muncul di hadapan pria yang berbinar menatapnya. Manik violet itu mengilat marah karena merasa telah diusik ketenangannya. "Kau ...." Taring runcing mulai keluar seiring kuku yang memanjang.

"Elie!" Reytasya muncul mengikuti sang adik. Dia kira ada sesuatu yang berbahaya sedang memaksa masuk ternyata hanya makhluk bodoh yang akan membuat Eline marah. "Jangan lakukan itu." Dia menyentuh tangan sang adik yang dingin. "Ingat! Sekarang bulan purnama!" Reytasya berbisik tepat di telinga adiknya.

Manik biru Brian tak lepas dari wajah Reytasya. Entah mengapa dia merasakan sesuatu yang menyesakan menghimpit dada. Brian menggeleng mengenyahkan pikiran bodoh yang bersarang.

'Hentikan Rolf!

Brian memberikan Maidling pada serigalanya yang berontak meminta alih.

Eline mengerjap. Manik violet itu sedikit meredup. "Jangan memancing amarahku." Dia memperingati Alex yang masih saja tersenyum.

Reytasya menghela nafas melihat taring dan kuku Eline yang menyusut. Manik magentanya menatap Alex tajam seolah dengan tatapan itu dia dapat membunuh keturunan Marttazone.

Tak sadar Brian berjalan mendekati kedua kakak beradik itu. Dia terpikat begitu dalam pada manik magenta yang dirindukan, tetapi belum ada setengah jalan tubuh pria itu terpelanting dengan keras.

Eline dan Alex menatap Reytasya tak percaya.

"Apa yang kau lakukan Kak?"

Reytasya mengulas senyum. "Membantumu." Dia menjawab asal.

Eline melotot. "Kau menyakiti Brian, dimana membantunya?"

Brian mengerang di atas aspal yang dingin. Pria itu tak menyangka akan mendapatkan kejutan tak terduga dari Reytasya.

"Jangan membuat mereka marah." Alex memperingati dan membantu Brian untuk duduk. "Aku mengajakmu bukan untuk diusir."

Brian mengabaikan Alex yang terus menggerutu. Manik biru itu memperhatikan Reytasya yang tampak tak menyukai kehadirannya.

"Bukannya kau tak menyukai pria-pria?"

Eline mengerucutkan bibir dan bersedekap dada. "Siapa yang mengatakan hal bodoh itu?"

"Aku. Apa bulan purnama mentulikan pendengaranmu?" Reytasya mencibir.

Brian yang sudah pulih mendekati kedua saudari itu dengan Alex di sisinya. "Aku tak ingin mencari perkara." Dia buru-buru menjelaskan saat maniknya menangkap pergerakan kecil Reytasya.

"Kami sedang tak terima tamu." Eline menyahut yang diangguki Reytasya. "Jadi, pergilah!"

"Amour." Alex merajuk.

Bastard Imortal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang