Bab 66

154 17 0
                                    

"Pasti Raja Alaric dan Ratu Zela begitu bangga denganmu."

Eline mengembangkan senyumnya lebih lebar. Dia harap juga begitu tetapi menjadi kesatria berprestasi sepertinya bukan suatu kebanggaan untuk Alaric dan Zela.

"Orang tuaku saja selalu membanding-bandingkan aku denganmu." Pria berwajah tampan menggerutu tetapi suaranya masih dapat terdengar jelas.

Eline memperhatikan pria itu. Tampilan nya begitu sederhana bahkan tak menunjukan bahwa dia seorang bangsawan kelas tinggi, tetapi aura dan kehadiran nya yang ada di meja bangsawan kerajaan menjawab pertanyaan sang putri Geosentris.

"Ya, benar. Mereka selalu saja tidak terima dengan kekalahan putranya." Pangeran lain menyahut.

"Pasti berada di posisimu sangat menyenangkan." Elly menyeletuk mengundang anggukan para bangsawan.

"Cantik, terlahir dari keluarga penguasa, cerdas, berprestasi, dan ... ah! Kau memiliki semua yang diinginkan para putri."

Eline menatap gadis yang baru saja bersuara, menyebutkan kelebihan tanpa mereka tahu balasan yang setimpal untuk bayaran itu. "Semua yang terlihat sempurna juga memiliki kekurangan."

Putra mahkota Gragata menenggak hingga tandas cairan merah yang ada di dalam cangkirnya. Tatapan pria itu begitu meneduhkan dengan wajah tampan dan bibir padat. Manik coklat nya mirip dengan seseorang yang baru pertama kali Eline temui. Pria yang selalu bersikap manis dan menganggap bahwa dia adalah pelindung Eline. Padahal berkali-kali pria itu hampir mati dan entah untuk keberapa kalinya Eline menyelamatkan nya.

"Apa kau sudah memiliki tunangan?"

Eline membalas tatapan teduh itu. Dia terdiam beberapa detik untuk berpikir dan mencari jawaban dari pertanyaan sang putra mahkota. "Entahlah. Aku tidak pernah ... berkencan?" Dia terdiam kembali, merasa lucu dengan kata yang baru keluar dari mulutnya. Berkencan? Sepertinya dia terlalu kecil untuk mengatakan itu.

"Ada yang mengganjal pikiranmu?" Sang putra mahkota bertanya, menunjukan rasa khawatirnya.

"Tetapi beberapa kali aku melihatmu tidak begitu dekat dengan Raja dan Ratu." Olive memotong, menghentikan percakapan diantara Eline dan putra mahkota Gragata. Dia terlalu muak melihat tatapan memuji para bangsawan. Dia rasa fisiknya juga menarik, tak jauh berbeda dengan putri bungsu Geosentris. Apa karena dia memiliki status dibawah putri itu? Atau orang-orang hanya tertarik karena Geosentris?

Eline mengulurkan tangan kearah meja di sisi Elly tetapi gerakan nya dipotong putra mahkota Gragata. "Terima kasih." Dia menerima cangkir keristal yang disodorkan. Gadis itu berusaha bersikap biasa saja dengan pertanyaan yang dilontarkan Olive. Cairan merah itu melewati tenggorokan, memberikan rasa sejuk tak terkira. "Sebagai seorang anak dari keluarga terhormat yang memiliki status tinggi." Gadis itu mengatakannya dengan perlahan, mempertegas siapa jati dirinya. "Orang tuaku begitu sibuk. Ditambah putra putri Geosentris memiliki kelebihannya masing-masing, selalu memberikan yang terbaik, dan selalu menjadi yang teratas. Karena itu banyak hal yang harus beliau bicarakan dengan orang-orang hebat milik imortal."

"Kabar kelebihan itu sampai terdengar kekerajaan sebrang." Pria dengan tampilan sederhana menyahut.

"Geosentris terlalu kuat untuk dikalahkan." Putra mahkota terkekeh. Maniknya menyorot jenaka, sedikit mengerling kearah Eline.

Olive yang mendengar itu mengepalkan tangan. Dia meletakan cangkir yang masih ada isinya. "Kau dan keempat kakakmu memang orang-orang pilihan Selena." Dia tersenyum tetapi manik putihnya menyorot dingin.

Eline menyecap minumannya dalam diam. Manik violet itu bergulir menyapu wajah para bangsawan yang beraneka. Jumlah mereka banyak tetapi yang berani berbicara hanya segelintir. Dia menghitung dalam hati bangsawan yang menampilkan raut masam bahkan ada beberapa yang secara terang-terangan menatap tajam. Jumlahnya ada sepuluh, ya, sepuluh orang yang patut dicurigai.

"Lalu bagaimana dengan kabar ibumu yang memiliki warna rambut dan mata perak?"

"Apa masalahnya?" Putra mahkota Gragata menatap Olive dengan kening yang berkerut.

Olive mengangkat pundak. "Ada rumor yang mengatakan itu adalah pertanda kemalangan ...

"Jaga mulut kotormu!" Eline memotong. Dia memberikan tatapan peringatan pada sang putri mahkota. "Ingat! Bagaimanapun keluargaku, kami adalah tuanmu. Kekuatan perajuritmu hanya seujung kuku kekuatan Geosentris."|" Dia mengatakannya dengan tajam membuat udara di sekitar meningkat.

Olive mengatupkan rahang menahan kesal. Dia terdiam beberapa detik merangkai kata-kata yang mampu membalikan keadaan. Putri bungsu Geosentris itu terlalu pongah. Gadis itu hanya beruntung lahir di dalam kerajaan sebesar Geosentris, ya, tidak sepertinya yang terlahir dari keluarga bekas jajahan."Tetapi aku hanya mengatakan rumor yang beredar yang menurutku masuk akal."

"Sudah." Putra mahkota Gragata memotong. "Lagi juga itu hanya rumor dan belum kebukti kebenarannya." Pria itu melemparkan tatapan tajam pada Olive yang membuang wajah.

"Pantas bukan kalau Geosentris menjadi yang teratas karena kekuatan gelap ratu Zela." Olive belum merasa puas. Dia ingin mempermalukan Eline. Dia benci Andru terus membela putri pongah itu. "Aku meragukan jati dirrri ... "

Belum perkataan itu selesai dikeluarkan Eline membuang isi dari cangkir yang di genggamnya, meguyur Olive tepat di wajah membuat mahkota dan anak rambut yang menjuntai lengket dengan gaun dibagian dada yang basah. Keadaan yang amat memalukan untuk bangsawan tinggi, apa lagi di saat perjamuan masih berlangsung.

"Dasar tidak tahu sopan santun!" Olive menyeka wajahnya kasar, melotot kearah Eline yang menampilkan raut datar.

Para bangsawan hanya terdiam. Mereka kaget dengan kejadian yang baru saja terjadi, tetapi perkataan Olive selanjutnya hampir membuat debaran keras.

"Kau memiliki perilaku rendahan. Pantas jika ibumu diperbincangkan begitu."

PLAAK!!!

Tamparan keras Eline mendarat di pipi kanan Olive membuat gadis itu terbanting menabrak meja. Cangkir yang disusun rapih, terjun bebas menghantam lantai menciptakan bunyi nyaring.

Mahkota Olive terlepas. Tetapi dia merasakan kepalanya begitu berat dan nyeri. Tamparan itu begitu bertenaga untuk ukuran gadis kecil, tamparan dengan kekuatan yang tak biasa. Ya, dia dapat merasakan kekuatan tak wajar yang langka mengalir di dalam tubuh putri bungsu Geosentris.

Alaric dan Lovetta muncul yang disusul Reytasya.

"AdA apa ini?"

***

Sudah direfisi! Koment jika typo atau kesalahan masih menyempil!

Bastard Imortal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang