"Apa kutukan legenda itu akan terjadi padaku? Jika Selena menginginkan pengorbanan suci. Tumbalkan aku, lindungi dia. Seseorang yang mampu membuatku menghilangkan rasa takut" Reytasya Herzone.
****
Brian menatap sekilas pria di samping Eline. Tatapan tak bersahabat dengan wajah masam sudah menjelaskan bahwa pria itu tak menyukainya! Dia memutar bola mata jengah. Manik biru itu kembali menatap wajah cantik gadis di hadapannya.
Alex benar-benar dibuat geram oleh Brian. Bayi serigala itu menatap miliknya mendamba dan dia tak suka!
'Jangan duakan mateku manusia!'
Brian mendengus di dalam maidlingnya yang membuat Rolf menggeram tak suka.
'Jangan berbohong Rolf! Kau juga menyukai gadis itu kan?'
Rolf menggeram kembali.
'Pertanyaan bodoh! Semua makhluk di alam ini ditakdirkan dewi bulan untuk tunduk dengan pesona Ametis!'
'Jangan mempersulit keadaan Rolf! Kau juga menyukainya jadi hentikan omong kosongmu!'
'Tetapi aku tidak akan sudi mengharapkan mate orang lain.'
Brian memutus maidling dengan serigalanya. Rolf selalu saja bertentangan dengan jiwa manusianya.
Eline menatap datar pria yang terbaring lemah. Dia iba dengan pria itu! Alex terlalu gila untuk ukuran penerus kekaisaran!
Reytasya berdeham. Kakinya melangkah mendekati Eline, memutus ke-dua pasang mata yang saling bertaut.
"Jangan memberi perhatian lebih, amour!" Alex menegur. "Dia hanya butuh beberapa jam untuk memulihkan tubuh manusianya jadi jangan berlebihan!"
Eline memutar bola mata jengah. Mengapa Alex selalu saja menyepelekan tindakannya?
"Rencananya jika serigala bodoh itu sudah pulih aku akan menantangnya kembali sampai dia bisa mengalahkanku."
Eline berdecak malas.
"Gagalkan rencana bodohmu sialan!" Eline berkata ketus. Dia tak habis pikir dengan isi kepala Alex. Apakah kewarasan pria itu sudah benar-benar menghilang?
Melukai anggota keluarga inti tanpa alasan yang kuat sama saja mengibarkan bendera perang. Meskipun Eline dan Alex mengenal baik Pack Carl dan para pemimpinnya bukan berarti tindakan Putra Marta dapat dibenarkan. Apa lagi Alex menantang seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman di bawahnya. Apa masih pantas pria gila itu disebut calon kaisar? Rasanya disebut kesatria saja seperti mendustakan takdir Selena.
Eline mendesah pelan. Untuk apa dia mengingat segala peraturan yang hanya berlaku di dunia imortal? Saat ini mereka sedang di dunia manusia yang isinya orang-orang lemah. Persetan jika suatu saat nanti mereka akan kembali.
Brian melemparkan tatapan membunuh kepada Alex. Fampir angkuh itu sungguh gila! Apa Alex sudah buta? Apa pria itu tak melihat kondisi tubuhnya? Apa Alex berniat membuatnya menjadi serigala pincang? Ah! Dasar fampir arogan.
Reytasya mencebikan bibir. Adik sialannya selalu saja menjadi rebutan pria-pria. Pantas saja jika Lovitta iri dengan adik bungsu mereka. "Tidakkah kau ingin mengucapkan terima kasih padaku?" Dia terlihat geram.
Brian mengangkat wajahnya menatap gadis yang baru saja berkata. Wajah gadis itu sedikit mirip dengan Eline. Ingatannya jatuh pada kejadian beberapa jam lalu. Oh Dewi Bulan mengapa kau menakdirkan jalan kami seperti ini?
Rolf sendari tadi terus saja mendesak keluar. Serigala itu mengendus bau yang menyengat dari dalam tubuh Reytasya.
'Aku harap kau tidak akan menakutinya'
Rolf menggeram. Serigala itu tak terima dengan perkataan Brian.
'Dasar manusia! Seharusnya kau sadar! Karenamu mate kita pergi dan menolak pilihan Selena'
Brian bungkam. Perkataan Rolf terlalu nyata untuk dibantah.
"Maafkan aku yang melupakan bantuanmu," ucap Brian canggung. Dia memilih memutuskan komunikasi dengan Rolf.
Reytasya tersenyum geli. "Tidak apa-apa,"
Brian tersenyum tulus. Ada rasa yang menyenangkan dan menenangkan saat berada di sisi Reytasya. Putri yang dulu bersikap manis di depannya telah menjalma menjadi gadis nakal. Bahkan tatapan lugu bercampur keingin tahuan sudah tak terlihat dari manik itu. Rasanya tahun-tahun sulit telahg dilewati matenya sampai mampu mengubahnya sedewasa ini. Matenya? Apa dia masih panytas menyebut Reytasya mate? Brian memperhatikan tiap lekuk wajah belahan jiwanya. Bibir dan hidung matenya terlalu mirip dengan Eline. Tak sadar dia kembali menatap wajah Sang Penguasa Ametis.
Reytasya yang melihat itu menggeleng heran sedikit menyemangati dirinya. Serigala di hadapannya masih saja seperti dulu, tak ada yang berubah meski waktu terus berjalan. Apa Selena begitu membencinya? Apa Selena tak mengizinkannya bahagia? Reytasya menghela nafas memperhatikan tatapan Brian yang berbeda pada adiknya. Reytasya mendengus sebal. Ya, lagi-lagi adiknya! Bukan hanya di dunia mereka Eline selalu menjadi rebutan! Tetapi sepertinya adik sialannya itu akan selalu menjadi rebutan dimanapun gadis itu berada. "Terkadang kehadiran adikku memang dapat melupakan segalanya," cibir Reytasya.
Eline melotot. Apa yang dikatakan Reytasya? Apa kakaknya menyukai Brian?
'Ambillah kalau kau ingin.'
'Dia menginginkanmu.'
'Aku tidak menginginkannya.'
'Kau selalu saja menolak pria-pria tampan.'
Reytasya memutuskan komunikasi itu sepihak. Dia melirik ke-arah Eline yang menatapnya datar.
Brian terkekeh. Dugaannya selama ini benar. "Oh jadi kalian berdua adalah saudara?"
Reytasya mengangguk mantap, sedangkan Eline hanya terdiam.
Brian mengulum senyum. Matanya mengedip sebelah ke-arah Reytasya. "Aku pikir kalian sepupu.: Rasanya pertanyaan matenya terlalu bodoh. Bagaimana bisa dia tak mengetahui tentang wanita yang dipilihkan Dewi Bulan? Meskipun Brian serigala terdusta tetapi dia tak benar-benar mendustakan takdirnya.
Alex berdecak malas. Serigala di hadapannya sungguh menjijikan! Pria itu akan menjadi orang selanjutnya yang patut dia waspadai. Tangan kanannya memeluk pinggang Eline dari samping. Gadisnya tak memberontak membuat Alex semakin mendekatkan tubuh mereka.
"Memangnya kau tidak tahu siapa aku?"
"Aku tahu! kau gadis tercantik kedua di kampus ini ... " Brian memberi jeda, bergantian menatap Eline dan Reytasya. "Sepertinya hanya itu yang kutahu." Lanjutnya setelah lama berpikir.
Reytasya mencebikan bibir. Tetapi dia tak membantah pernyataan itu!
"Dan kau ... " Brian menghentikan tatapannya pada wajah Eline. "Gadis tercantik pertama di kampus ini." Brian menyeringai. Dia terlalu sibuk mengagumi Sangt Ametis sampai lupa posisi Reytasya. Manik coklat itu menatap Eline memuja tetapi tatapan itu tak bertahan lama. Wajah Brian mengeras, matanya memicing tak suka menatap lengan fampir arogan yang melingkar di pinggang Eline.
Alex menyeringai menatap Brian. Dia mengulas senyum mengejek.
Eline masih menatap kakaknya. Manik hitam itu sedang mencari sesuatu dari raut wajah dan gerak tubuh Reytasya.
"Apa sekarang kau menyukaiku?" Reytasya mencibir. Dia bersedekap dada membalas tatapan Eline.
*****
Sudah direfisi. Koment jika typo atau kesalahan masih menyempil!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Imortal (tamat)
FantasyWARNING! Cerita ini memiliki banyak virus, kata-kata fulgar, khayalan klasik, dan penggambaran ... Eline Herzone, gadis canntik tanpa cela itu adalah seorang putri dari keluarga bangsawan terhormat bangsa vampir. Parasnya yang disebut-sebut duplikat...