Bab 49

692 43 2
                                    

"Sedikit hebat, hanya sedikit. Tak lebih, tetapi bisa kurang."

Yus mengetatkan rahang di balik tudungnya menahan rasa yang sulit dijelaskan. Dia memusatkan seluruh kekuatannya pada satu titik. Angin berdesir hebat disekitar pria elf itu membuat tanah coklat yang damai terangkat dan berputar-putar.

Manik coklat Alex mengamati lawannya, menganalisa sebelum akhirnya mendengus. Apa melawannya harus mengeluarkan kekuatan sebesar itu? Ah! Jika sudah seperti ini Yus benar-benar ingin membunuhnya.

Tanah coklat yang bergulung di sekitar Yus kembali turun, menyisakan angin dan kemisteriusannya. Jika dilihat angin itu memang tak sedasyat buatan Ametis, rasanya saja Alex ragu mampu terbawa, tetapi bukan itu masalahnya. Jika ujung angin itu menyentuh seujung kulit bisa mengakibatkan luka besar seperti bekas koyakan hewan buas. Alex pernah melihatnya saat Yus melawan salah satu bangsa Troi yang memberontak

Untuk waktu lama manik mereka saling beradu, mengunci, mengintimidasi. Tetapi Alex juga tak tinggal diam! Pria itu sudah bersiap dengan pedang terkutuknya.

Yus melancarkan serangan, Alex membuat perisai.

Putra Emmi bergerak lincah seakan menari bersama angin menciptakan gerakan menebas. Cahaya yang keluar dari pedang Alex terlihat indah, tampak seperti pertunjukan di malam sunyi.

Pertunjukan di malam sunyi, adalah festifal di dunia imortal yang akan hadir seribu tahun sekali.. Di hari itu tak akan ada matahari, semua terlihat gelap dan sunyi. Biasanya di jantung dunia imortal orang-orang akan berdagang ataupun memperlihatkan pertunjukan hebat.

Mungkin untuk para kesatria, pertunjukan seperti tarian Alex atau Eline sudah biasa karna hampir setiap perkelahian kesatria akan menunjukan kekuatan, menyatu dengan alam adalah setrategi paling bagus. Tetapi untuk penduduk biasa, apa lagi makhluk yang tak memiliki kekuatan, gerakan itu begitu indah, dan mereka hanya bisa melihatnya saat pertunjukan di malam sunyi, atau tidak saat tak sengaja melihat para kesatria berkelahi.

Yus menatap datar Alex yang begitu santay menghadapi serangannya. Alex begitu menjengkelkan! Dari dulu pria itu selalu berhasil memancing amarahnya, seseorang kesatria yang terkenal dengan ketenangan. Yus mengeluarkan sihirnya memang tak sehebat kaum penyihir, tetapi sihir bangsa Elf dapat sedikit membantu saat di dalam perkelahian.

Alex melotot. Serangan angin Yus berhasil diatasi, tetapi serangan berikutnya sudah melesat. Alex terangkat tiga meter melayang di udara.

"Heh! Bodoh! Sihir sialan ini tak akan mampu membuatku kalah!"

Meskipun Alex sudah terdesak, sedikit kesulitan melawan, pria itu masih saja angkuh.

"Dasar bocah!" Yus menggerakan kedua tangannya memmbuat gerakan meremas.

Alex seperti terhimpit, tetapi pria itu tetap berusaha melawan.

Tetapi Yus tak akan membiarkan Alex bebas dengan mudah. Tangannya merauk tanah jarak jauh, mengendalikan tanah-tanah itu dan melemparkannya tepat di wajah Alex yang jelas sekali tak menyangka.

Dengan sekejap Alex melayang-layang, mengikuti gerakan tangan Yus.

Eline menoleh, gadis itu menggeretakan gigi-giginya melesat berdiri tepat di hadapan Yus, memotong serangan berikutnya.

Alex yang melayang-layang langsung terpental dan terjun bebas. Pria itu membuat perisai, tetapi tak cukup kokoh dan akhirnya meledak tepat tubunya menyentuh tanah. Setidaknya perisai itu sedikit mengurangi benturan. 

Alon yang melihat keadaan kacau di sekeliling, mendesah, bingung harus berbuat apa. Jika para kesatria berpencar dan sibuk dengan permasalahannya, para kesatria sudah jelas tak akan meraih kemenangan. Tetapi jika para kesatria berhasil bersatu, kekalahan Eline kemungkinan bisa terjadi. "Kau mau ke-mana?"

Rei yang sendari tadi memandangi tubuh Reytasya, menitikan air mata. "Aku ingin memeluk Eta."

Suara lirih Rei membuat Alon terdiam. Sejak kepergian dua adik mereka, kerajaan menjadi hampa.

***

Sudah direfisi! Koment jika typo atau kesalahan masih menyempil!

Bastard Imortal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang