"Enjoy guys" Author.
*****
Sang Ametis berteriak lantang merobek apapun yang mencoba meredam. Urat-urat berwarna putih bermunculan memenuhi sekujur tubuh. Gadis yang disebut mewarisi kekuatan kutukan, melesat mendatangi ribuan-tombak yang mengarah padanya.
Reytasya dan Alex yang melihat itu hanya mampu mengedipkan mata tak sanggup lagi mengeluarkan suara.
Sepertinya Ametis menguasai Eline membuat gadis itu kehilangan akal sehat. Harusnya mereka menghindar seperti tadi! Harusnya mereka bertahan sekuat tenaga! Harusnya ... belum juga kekagetan mereka hilang, Eline melemparkan Reytasya dan Alex.
Manik magenta Reytasya semakin bersinar terang. Tanah-tanah hitam di belakang hampir sedikit lagi menyentuh tubuhnya, Alex juga tak jauh berbeda. Tetapi mereka berdua seperti di lindungi prisai bulat, tombak tak sama sekali dapat menembus membuat benda-benda itu berjatuhan.
Alex memejamkan mata. Pria itu melayang, melesat, sudah siap dengan kemungkinan terburuk. Jika tanah hitam di sekeliling mereka adalah monster, dia akan melawan sampai titik darah penghabisan. Ya, hanya itu usaha yang dapat dilakukan sambil menunggu Eline sadar.
Kedua orang yang sudah bersiap tertegun. Mereka saling berpandangan sebelum menengok ke-satu arah. Disana Ametis sukses menguasai Eline. Gadis itu laksana monster kegelapan, mengendalikan tanah hitam dan awan mendung yang menggulung. Tetapi berita baiknya monster itu masih mengingat Alex dan Reytasya. Ametis tak membiarkan mereka jatuh bahkan melindungi dengan prisai kokoh.
Tanah hitam menari-nari, letupan kecil terlihat dari permukaan. Tombak-tombak yang melesat seperti tak mau tunduk, ada pengaruh lain yang membuat tombak itu bergerak seperti memiliki akal. Tetapi Eline tak akan menyerah, hanya satu masalah kecilnya dan dia bisa menuntaskan itu segera.
Reytasya dan Alex yang mengambang terhenti bersisian. Kuatnya angin tak sama sekali membuat tubuh mereka tergeser barang sejengkal. "Apa Elie akan baik-baik saja?" Alex masih mengamati gerakan sang ametis yang ikut menari. Lebih tepatnya di sekeliling gadis itu yang mengikuti.
Reytasya yang berada dekat dari Alex mendengar jelas suara pria itu yang bergetar. Dia tahu pria di sampingnya begitu mencintai Eline. Melihat gadis yang dicintai berjuang sendirian membuat Alex seperti disentil. Tetapi kekuatan kegelapan ini begitu dasyat dan bukan tandingan mereka. Reytasya yakin Ametis bisa menyelesaikannya! Bagaimanapun Ametis adalah kegelapan dan Eline bagian dari Ametis.
Kedua orang yang menonton semakin cemas melihat pertunjukan di depan mata mereka. Ametis melesat ke-sana ke-mari dengan gerakan yang sulit ditangkap mata. Hanya kibaran ujung pakaiannya yang sedikit terlihat.
Awan mendung mulai tersibak, memperlihatkan langit cerah, tidak lagi berwarna merah.
Susul menyusul dengan tanah hitam yang menyusut, terserap oleh bayangan hitam di atas sana. Sudah tak ada lagi tombak hitam ataupun tanah laksana ombak. Semua sudah lenyap tak bersisa, menyisakan tanah jingga di bawah.
Suara ledakan terdengar dari arah bayangan hitam membuat getaran dasyat di sekitar. Alex dan Reytasya terpelanting, terjatuh tanpa pertahanan, dan tergeletak tak berdaya. Ledakan yang mampu membuat apapun remuk.
Eline tersengal. Gadis itu baru saja mengeluarkan kekuatan besar dalam waktu lama yang membuat tenaganya terkuras. Dengan perlahan dia turun dan menapak dengan kaki bergetar.
Kutukan itu memang dasyat tetapi selalu berhasil membuat pemiliknya seperti dibunuh secara perlahan. Memang tak ada yang berhasil menyentuh Eline barang sehelai. Ametis begitu dasyat dan menakutkan, menyerang sama saja memilih mati. Tetapi bukan makhluk lain musuhnya, bukan apapun itu di sekelilingnya. Musuh Eline adalah Ametis dan sialnya selalu saja ada hal yang membuat Eline harus mengerahkan kekuatan Ametis, itu sangat menyakitkan bagi tubuhnya.
Alex mengerang. Pria itu sudah lama berbaring membiarkan tubuhnya beregenerasi tetapi tak kunjung pulih. Sedangkan kabar Eline belum diketahuinya.
Keadaan Reytasya tak jauh berbeda. Saat ledakan itu terjadi, mereka tak bisa mengeluarkan kekuatan barang pertahanan. Energi Ametis memang tak bisa diremehkan, mengakibatkan makhluk apapun yang terkena ledakannya menjadi lambat beregenerasi.
Tak jauh dari tempat Eline berdiri muncul kesepulh makhluk yang tak ingin ditemuinya, setidaknya jangan sekarang! Jangan disaat Ametis sukses menguasainya.
Kesepuluh makhluk yang memakai baju jirah kompak menatap gadis di hadapan mereka tak percaya. Sepuluh senjata kutukan mengarah pada Eline yang masih terlihat lemah.
"Apa kalian ingin melawanku?" Eline berkata sinis dengan maniknya yang mengilat marah. Kuda-kuda gadis itu bergetar seiring air matanya yang mengalir. Dia menatap kedua pria yang berdiri di paling pinggir. "Apa kau berminat membunuh adikmu?"
Eline tahu senjata terkutuk macam apa yang dimiliki kesepuluh satria terbaik dunia imortal. Melawan kesepuluh senjata terkutuk, sama saja melawan dua pemilik kekuatan terbesar. Apa lagi Eline belum menemukan senjata keabadiannya. Setidaknya ia harus memiliki itu untuk memenangkan pertempuran.
***
Sudah direfisi! Koment jika typo atau kesalahan masih menyempil!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard Imortal (tamat)
FantasyWARNING! Cerita ini memiliki banyak virus, kata-kata fulgar, khayalan klasik, dan penggambaran ... Eline Herzone, gadis canntik tanpa cela itu adalah seorang putri dari keluarga bangsawan terhormat bangsa vampir. Parasnya yang disebut-sebut duplikat...