Bab 36.

750 51 0
                                    

"Mengapa kisakh perjalanan cintakutak seindah cerita dongeng ?" Reytasya Herzone.

****

Alex yang terus melesat menaikan kecepatan membuat kehadirannya seperti angin. Dia sudah menyelusuri hutan, tak ada bagian yang belum pria itu datangi. Tetapi keberadaan orang yang dicari belum juga dapat ditemukan.

Auman serigala saling bersahut-sahutan menembus grndang telinga. Alex berputar-putar mengelilingi ketiga pohon besar yang tumbuh berdempetan. Taring dan gigi-gigi pria itu mencuat seiring adrenalin yang terpompa hingga ke pembulu darah. "Keluar kalian!" Dia berseru marah, menghitung dalam hati mengukur jarak tempuh musuh.

Tepat dihitungan kelima Alex meloncat menghindari tebasan kuku runcing serigala hitam yang keluar dari semak-semak. Pria itu berdecih. "Rogue?" Alex bertanya meremehkan. "Kali ini tak akan kubiarkan satu pun dari kalian hidup."

Setelah mengatakan itu Alex menyerang membabi-buta meluapkan amarah dan kekhawatiran yang tertahan. Keputusan pria itu sudah bulat, membiarkan kasta rendah dari bangsa serigala hanya akan mempersulit keadaan. Kuku-kukunya yang panjang memudahkan Alex membunuh sang lawan. Belum ada sepuluh menit kelima serigala sudah berhasil dibunuh dengan kondisi mengenaskan.

Bangkai-bangkai serigala itu tampak tak utuh, begitu mengenaskan dan menjijikan untuk dilihat. Kelima kepala serigala terlepas dari tubuh, kaki-kaki hewan itu berserakan di mana-mana, kulitnya terkelupas dengan darah yang melumuri.

Mungkin di sebagian orang itu adalah tontonan yang membuat perut bergejolak, antara ngeri dan ... menyeramkan. Tetapi tak untuk Alex. Pria itu merasa senang dan lebih bersemangat terlihat dari manik coklatnya yang mengilat-ngilat.

Ah, Alex terlalu senang sampai membuatnya melupakan sesuatu. Dimana Reytasya dan Brian? Pendengaran pria itu yang tajam mendengar suara orang yang sedang berbincang. Dia mengikuti instingnya memasuki hutan di sebelah barat lebih dalam.

Bau serigala yang dikenalinya begitu pekat membuat Alex berhenti tepat di bawah pohon tua. Akar besar tampak menjulur menyatu dengan tanah, menyambut apapun yang mendekat. Di daerah ini! Ya, penciumannya tak salah. Alex menemukan bau Brian dan Reytasya yang melekat di pohon itu.

"Lalu, alasan kuat apa untuk penolakanmu di masa lalu?"

Suara Reytasya terdengar begitu lirih. Alex terenyuh merasakan kesedihan yang teramat dari suara gadis itu.

"Maafkan aku. Rasanya waktu itu, aku terlalu bodoh untuk memahami ikatan mate."

Alex menahan gerakannya yang ingin memanjat pohon. Mate? Jadi, Brian memiliki mate dari bangsa fampir? Ah, itu tak boleh terjadi. Sejarah kelam yang berhasil dikubur akan mencuat dan bisa membawa mala petaka.

Kekehan Reytasya mengalun. "Aku sudah bilang padamu! Lupakan apapun tentang aku yang menjadi matemu!"

"Apa kau tak bisa sedikit saja memaafkanku?"

"Maaf, ya?" Reytasya bertanya sedikit menimbang. "Kalau aku tidak mau, bagaimana?"

"Jangan egois!" Brian merasa tak terima. Dia tak akan sanggup jika harus hidup tanpa kehadiran mate.

"Apa katamu? Egois?" Reytasya berseru marah! "Kau yang mencampakanku! Kau yang menolakku! Mengapa aku yang kau katakan egois?"

Alex yang mendengar pertengkaran sepasang mate terpaku di tempat. Pria itu merasa tak enak hati telah mendengar percakapan sensitif Reytasya dan Brian, tetapi dia sudah mencari keberadaan kedua orang itu susah payah.

Suara Reytasya mengalun kembali. "Aku memang tak tahu bagaimana rasanya jika serigala memutuskan ikatan mate! Aku juga tak tahu bagaimana senangnya saat serigala berdekatan dengan mate! Aku memang tak tahu. Tetapi apa kau juga tahu? Bagaimana hancurnya aku saat cinta kedua setelah dady menolak kehadiranku? Dulu aku sempat berpikir, mungkin aku tak terlalu cantik bersanding denganmu! Tetapi, ternyata aku sangat bodoh bila gadis secantikku masih terpuruk dengan penolakanmu."

Reytasya meloncat turun yang membuat Alex tersentak.

"Kau!" Reytasya menggeretakan gigi-giginya marah. Gadis itu tak suka jika ada orang lain yang mencuri dengar percakapannya! Apa lagi bahasan tentang kisah asmara yang tak seindah parasnya. "Apa kau menguping?"

Alex menggaruk kepala tampak kikuk. "Ah, aku tidak menguping."

"Lalu, kenapa kau bisa di sana?"

Brian yang mendengar suara keributan meloncat turun. Alisnya terangkat menatap keberadaan Alex.

"Ya, sekarang aku terlihat seperti tersangka yang sedang dihakimi." Alex merasa kesal karena tatapan kedua orang di hadapannya. "Berhenti menatapku seolah aku mencuri benda berharga milik kalian."

Tetapi Reytasya dan Brian hanya bungkam dengan tatapan yang membuat Alex tak nyaman.

"Aku mencari kalian." Alex melanjutkan dengan tampang kusut.

Reytasya bersedekap dada. Rok sepaha gadis itu berkibar kencang akibat kekuatan magenta.

Brian yang berdiri di sisi Reytasya terdorong kebelakang beberapa langkah. Manik birunya memperhatikan keadaan Alex yang berantakan dengan beberapa noda merah. Brian tahu itu bukan noda merah biasa! Itu darah rogue. "Di mana kau bertemu mereka?"

Pertanyaan Brian mengintruksi Reytasya yang ingin menyerang Alex. Manik magentanya yang mengilat memindai tubuh pria di hadapannya.

"Tak jauh dari tempat ini." Alex menjawab ketus. "Apa tak ada daun yang layak lagi?" Dia bertanya menatap bagian bawah tubuh Brian.

***

Hahae, Bestay! I'm coming! Btw itu ada mumed disau angin, okay! Anggap aja itu suara angin yang dikeluarkan kekuatan Magenta.

By! By! By! Jangan lupa mampir ke Putri Illona. See you next time Bestie

Bastard Imortal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang