Bab 55

718 42 0
                                    

Eline memejamkan mata mengendus bau di sekitar. Dia mencium bau werewolf bodoh itu!

Reytasya menoleh ke-kanan. "Apa kau Baik Lex?"

Pria dengan manik coklatnya tertatih mendekati Reytasya dan duduk di samping gadis itu. "Aku seperti bisa merasakan kehadiran matemu."

Reytasya melotot. Dia melirik Alon dan Rei yang berada di sisi kiri. "Apa maksudmu sih?"

Tetapi Alex hanya mengangkat pundak.

Alon dan Rei hanya saling pandang, tetap memilih diam. Mereka tak ingin mendesak Reytasya di situasi seperti ini.

"Apa Elie akan baik-baik saja?" Reytasya terlihat gelisa memperhatikan siluet Eline dari kejauhan.

"Aku yakin kali ini Elie bisa mengatasinya." Alon menjawab.

"Melihat sedasyat itu kekuatan Elie, aku yakin gadis kecil itu bisa melawan para kesatria imortal." Rei ikut menimpali.

Dengusan Reytasya terdengar. "Lex ...."

"Kita harus yakin! Karena jika Eline gagal, aku tak yakin bisa mengalahkan cecunguk-cecunguk itu."

Reytasya bangkit duduk. Alon dan Rei sigap membantu tetapi gadis itu menepisnya, menolak mentah-mentah uluran tangan sang kakak. "Jangan berlebihan!"

Kedua pria itu bungkam kompak mengalihkan pandangan menatap Yus yang masih tak sadarkan diri.

'Apa Yus benar-benar ... '

'Jangan bberpikiran aneh-aneh!'

'Tetapi ... '

'Aku bisa melihat dengan jelas pancaran tekat keyakinan dari manik violet Elie. Gadis itu masih yakin Yus bisa bertahan.'

Rei bungkam,tak menjawab. Yang dikatakan Alon benar! Ya, siapapun pasti bisa melihat Eline yang yakin Yus masih hidup. 'Tetapi apa dia masih bernafas?'

'Aku tidak tahu.'

Rolf menghentikan larinya. Kaki-kaki serigala itu berdiri gagah dengan moncong yang ke-sana ke-mari.

'Apa yang kau tunggu Rolf!'

Brian mulai tak sabar. Dia sudah sedikit lagi berada dekat dengan portal.

'Sepertinya mate terluka.'

Brian berdecak.

'Kita harus bergegas mendekat!'

Rolf. Menggeram dan mulai berlari kembali.

Tepat saat Brian datang dengan wujud serigalanya, tepat saat itu Eline menghentikan serangan.

Ketujuh satria terlihat tergeletak tak sanggup bangkit. Bahkan Max dan Jon yang masih sadar hanya mampu menggerak-gerakan jari-jemari.

Rolf termangu tetapi tak lama. Serigala itu menoleh ke-satu arah, menatap gadis yang terduduk penuh rindu.

'Kita harus berubah Rolf!'

Brian melotot saat Rolf malah berjalan mendekati Reytasya.

'Heh! Serigala.'

Lagi-lagi Rolf mengabaikan Brian, menghentikan langkah tepat di hadapan Reytasya.

Alon dan Rei yang kaget melihat werewolf asing semakin mendekatkan diri pada adik mereka.

Brian yang melihat pancar kewaspadaan dalam mata kedua pria asing di samping Reytasya, mendengus.

'Siapa pria-pria itu?'

Rolf terlihat geram. Serigala itu tak suka matenya di dekati siapapun. Ya, Rolf cemburu.

'Aku bilang juga apa. Ayo, biarkan tubuh manusiaku ... '

'Kau berisik!'

Brian melotot sangat lebar.

Reytasya yang sempat kaget karena kedatangan Brian dengan wujud serigalanya, kembali acuh. Dia malah asyik menatap Eline yang masih berdiri.

Siluet itu begitu mempesona, menebarkan keagungan, kehebatan, dan ketangguhan. Pakaian tidur yang digunakan Eline membalut tubuh gadis itu sempurna dengan rambut yang berterbangan ke-sana ke-mari.

Sebenarnya Reytasya ingin sekali menyentuh bulu lebat Rolf. Seumur-umur dia pernah melihat serigala itu, dia belum pernah menyentuhnya. Ya, dahulu, saat Reytasya masih berharap dengan Brian. Gadis itu sering menguntip sang werewolf.

Dia selalu berhasil saat menyamarkan bau, dia selalu berhasil melihat Brian bertransformasi, dan karena sakin seringnya menguntip Reytasya sampai tak sengaja melihat tubih telanjang Brian.

****

Sudah direfisi! Koment jika typo atau kesalahan masih menyempil!

Bastard Imortal (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang