Tak terasa hari yang tadinya siang telah menjadi sore namun tidak menganggu kedua orang yang sedang tertidur sambil berpelukan itu.
Perlahan Abraham membuka matanya lalu melihat jam dinding di kamarnya. Ah, sudah jam lima sore ternyata. Ia tak sadar jika ia sudah tidur selama itu.
Abraham menatap Asta yang tidur disampingnya. Melihat Asta yang tertidur seperti bayi yang baru lahir. Bagaimana ia tidak bisa tidak gemas, jika tangan mungilnya itu di samping kepalanya. Belum lagi pacifier yang masih setia didalam bibir si bayi besar itu membuatnya benar-benar gemas.
"Hey baby, it's time to wake up" Ucap Abraham lembut sambil menggoyangkan pelan tubuh mungil itu.
"Eunghh" Lenguh Asta lalu kembali tertidur nyenyak.
Abraham melihat itu sontak terkekeh pelan melihat adik kecilnya yang ternyata sulit untuk dibangunkan.
Ia memutuskan untuk mengambil piyama si kecil lalu yang ia letakkan di walk in closet.
Pria itu segera membangunkan si kecil lagi untuk mandi."Baby ayo bangun" Ucap Abraham lembut.
Asta yang dibangunkan oleh Abraham perlahan membuka matanya dengan pelan lalu meregangkan tubuhnya seperti membuat Abraham tambah gemas dengannya.
"No baby jangan dikucek matanya nanti merah" Abraham segera menahan tangan mungil itu yang akan mengucek matanya.
"Abang gendong" Rengek Asta sambil merentangkan tangannya ingin digendong oleh Abraham.
Abraham terkekeh lalu menggendong si kecil menuju ke kamar mandi. Ia menurunkan Asta di wastafel miliknya lalu mengisi air hangat di bathtub agar Asta tidak kedinginan ketika mandi nanti.
"Sekarang baby mandi" Ucap Abraham lembut.
Asta mengangguk menunggu Abraham keluar dari kamar mandi sedangkan Abraham, pria itu mengerti dengan arti tatapan adiknya yang menyuruhnya keluar mengangguk lalu mengelus lembut surai hitam itu lalu keluar dari kamar mandi.
Setelah beberapa menit membersihkan diri didalam kamar mandi, Asta keluar dengan handuk yang kebesaran melilit di tubuh mungilnya yang membuat Abraham terkekeh gemas lalu menggendongnya berjalan menuju ke walk in closet.
"Hmm baby wangi banget" Ucap Abraham lembut lalu mencium pucuk kepala si kecil berkali-kali membuat Asta tertawa geli.
Ia bisa mencium aroma shampoo dan sabun miliknya. Ahh lain kali ia akan menyuruh sekretarisnya untuk membeli shampoo dan sabun beraroma bayi.
Untungnya ia sempat mengambil minyak telon, bedak bayi, dan parfum bayi dari kamar Asta ketika ia akan mengambil piyama si kecil.
Abraham mendudukkan Asta di kursi kayu lalu menaruh minyak telon di punggung, perut, dada, hingga leher Asta. Lalu pria itu menaburkan bedak bayi di wajah babyface Asta.
Abraham memakaikan piyama bergambar boneka beruang berwarna hijau yang membuat Asta semakin menggemaskan. Lalu ia menyemprotkan parfum bayi ke tubuh dan piyama Asta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asta Cassano A. (End)
Teen FictionAsta nama yang mengartikan bintang. Orang dengan nama Asta tergolong percaya diri. Ia cenderung memimpin dengan berwibawa dan selalu mencari petualangan. Ia sangat tertarik dengan kehidupan dan memiliki sifat mandiri. Namun tidak dengan Asta, ia cen...