Axel memberhentikan mobilnya di sebuah rumah tua yang berada di tengah hutan dimana biasanya ia sering menyiksa ataupun membunuh orang yang mencari masalah entah pada perusahaan maupun pada keluarga Anderson.
Ia segera masuk kedalam rumah tua itu setelah dibukakan pintu oleh para bodyguard yang berada didalam. Bagi orang-orang yang melihat rumah tua itu mungkin hanya sebuah rumah tua yang terlihat angker dan menakutkan.
Nyatanya, itu hanya pemandangan luar saja, didalam rumah tua itu masih terlihat bagus karena banyak bodyguard yang menjaga para tikus yang ada dibawah sana. Rumah tua itu memiliki tangga menuju ke bawah dimana itu terdapat satu ruangan yaitu ruang eksekusi.
Axel segera ke bawah dengan santai namun menakutkan. Ia bahkan mengabaikan para bodyguard yang menunduk hormat padanya karena ia sudah tak sabar untuk menyiksa wanita itu.
"Apa dad dan yang lain sudah ada didalam?" Tanya Axel datar to the point.
Ia benar-benar tidak suka bertele-tele, kecuali untuk menjebak para tikus itu. Baginya, strategi untuk membuat para tikus yang mencari masalah dengannya biarkan mereka bersenang-senang terlebih dulu sebelum pada akhirnya mereka akan berteriak kesakitan lalu menghembuskan nafas terakhir mereka.
"Semuanya sudah berada didalam tuan kecuali tuan Aldrich dan tuan muda Kendrick tuan" Jawab bodyguard itu dengan sopan.
Axel langsung masuk yang langsung ditatap oleh para pria dan laki-laki Anderson termasuk Maven. Ia segera mendudukkan diri di sofa bersebelahan dengan Maven. Sementara Maven duduk di sofa single, sedangkan Kaivan, Kailash, Aland, dan Bright berdiri menunggu kapan Sherin bangun.
Kendrick tidak bisa ikut karena ia mendapat operasi mendadak jadi ia memutuskan tidak ikut. Sementara Aldrich menggantikan Axel untuk menghadiri meeting setelah beberapa meeting dihadiri oleh Hans. Jadi yang ada di ruang eksekusi Axel, Kiel, Harry, Maven, Bright, Aland, Abraham, dan si kembar.
"Siram dia" Perintah Maven datar.
Baik Kaivan maupun Kailash telah memegang seember air lemon bercampur dengan garam mengingat tubuh Sherin telah dipenuhi oleh luka cambukan yang dilayangkan oleh beberapa bodyguard tadi.
Byurr
"Akhh" Teriak Sherin yang dibangunkan oleh Kaivan dan Kailash dengan menggunakan air perasan lemon bercampur dengan garam.
Wanita itu merasakan luka-lukanya begitu perih dengan disiram dengan air perasan lemon bercampur dengan garam. Sherin segera melihat siapa yang berani menyiram air itu padanya tubuhnya seketika menegang melihat pelakunya.
Jujur, tatapan para pria dan laki-laki Anderson menatapnya begitu mengerikan, apalagi Kaivan dan Axel yang lebih mengerikan dengan tatapan datar mereka namun aura mereka membuat bulu kuduknya berdiri.
Apalagi posisi kedua tangan dan kakinya dirantai membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya bisa menggeliat saja. Ia benar-benar takut dengan keluarga Anderson dan menyesal karena telah mengusik permata kecil mereka.
"Sudah bangun ternyata" Ucap Maven datar namun rendah membuat bulu kuduk Sherin berdiri.
Wanita itu menelan salivanya dengan susah payah lalu menatap para pria dan laki-laki Anderson dengan tatapan takutnya. Sementara Axel telah mengambil pisau yang sudah berkarat lalu berjalan kearahnya.
"Apa kau sudah tahu apa kesalahanmu?" Tanya Axel dengan nada rendahnya lalu menyayat pipi tirus wanita itu.
Sherin berteriak kesakitan merasakan pisau berkarat itu menyayat pipinya tidak begitu dalam namun begitu sakit hingga mengeluarkan darah dari pipinya.
"Arghh am...Ampun tu...tuan" Teriak Sherin kesakitan.
Sementara yang lain hanya menikmati saja melihat pemandangan itu. Mereka tahu kalau Axel sudah menahan hasrat membunuhnya sejak tadi dan kini waktunya bagi Axel untuk melampiaskan hasratnya pada Sherin.
"Dad kami juga mau menyiksanya" Ucap Kaivan datar yang diangguki oleh Kailash.
"Hm tapi jangan sampai dia mati karena itu tidak setimpal dengan apa yang dia lakukan pada baby" Jawab Axel datar lalu kembali duduk di sofa.
Baik Kaivan maupun Kailash menyiksa wanita itu tanpa ampun hingga wanita itu kehabisan suara untuk berteriak. Maven yang jengah langsung mengambil besi panas lalu menempelkan besi itu ke paha Sherin.
"AKHH" Teriak Sherin begitu merasakan besi panas yang menempel pada pahanya.
"Kalian bebas mau bermain dengan jalang itu" Perintah Maven datar yang diangguki oleh beberapa bodyguard.
Para pria dan laki-laki Anderson pergi meninggalkan ruang eksekusi yang dimana para bodyguard telah merobek pakaian Sherin dan melepaskan pakaian mereka untuk memperkosa wanita itu.
Baik Kaivan maupun Kailash tentu tahu arti dari Maven yang mengatakan bermain, yaitu para bodyguard bebas mau memperkosanya bagaimana asalkan jangan sampai korban itu mati.
"Apa kau sudah mendapatkan video jalang itu di club Abraham?" Tanya Kiel datar kepada anak sulungnya.
"Hm aku sudah menemukan video itu hanya tinggal tekan sebarkan dan boom akan menjadi viral seketika" Jawab Abraham dengan seringai tipisnya.
"Kaivan, Kailash daddy izinkan kalian untuk membully jalang itu ketika ia kembali ke sekolah lusa nanti" Perintah Axel datar.
Kaivan dan Kailash yang mendengar perintah dari Axel menyeringai lebar menanti hari dimana mereka akan bebas membully wanita itu. Ahh mungkin dengan meminta para siswa yang haus akan sex bisa mereka perintahkan untuk melecehkan wanita itu lalu memosting video yang mereka abadikan nanti.
Drrrt drrt drrrt
Dering telepon itu yang berasal dari ponsel Axel membuat para pria dan laki-laki Anderson langsung menatap Axel yang membuat pria itu langsung mengambil ponselnya dari saku celananya untuk melihat siapa yang meneleponnya.
Begitu melihat nama penelepon itu istrinya ia langsung mengangkatnya tanpa berpikir dua kali. Ia segera menekan ikon hijau lalu menekan loud speaker agar mereka bisa mendengar.
"Halo Axel" Ucap Yelena lembut.
"Hm ada apa honey?" Tanya Axel datar namun lembut kepada Yelena.
"Tata udah sadar dan sekarang dia mencarimu" Jawab Yelena sedikit senang membuat mereka yang mendengar itu senang.
"Kalau begitu kami akan segera kesana" Ucap Axel dengan final.
Axel segera mematikan ponselnya yang membuat mereka senang karena akhirnya pangeran kecil Anderson telah bangun dari tidurnya. Mereka segera keluar dari rumah tua itu.
"Kembali ke mansion. Kita bersih-bersih dan berganti pakaian dulu sebelum ke rumah sakit" Perintah Maven datar dengan nadanya yang tidak ingin dibantah.
Para pria dan laki-laki Anderson mengangguk setuju lalu masuk kedalam mobil mereka masing-masing untuk kembali ke mansion Anderson.
Mereka segera bersih-bersih dan berganti pakaian untuk pergi ke rumah sakit karena si kecil telah merengek untuk mencari ayahnya, Axel.
.
.
.
.
.
TBCHi guys i'm back again lagi nih 🥳🥳🥳.
Aku up sesuai janji aku di GC WhatsApp ya... Aku udah nyerah buat target vote di chapter lain soalnya banyak yang gamau vote apalagi banyak yang jadi siders.
Buat cerita itu gak gampang mau mikir ide, belum lagi mau buat target episode lagi. Jadi aku mohon buat kerjasama kalian ya.
Target vote: 800
Target comment: 600Segitu aja target vote dan comment soalnya capek nunggu banyak yang gamau vote. Oh iya bantu aku dong buat vote di chapter 69 nanti klo udah banyak sampe 700 lebih aku up double deh sekalian kalo kalian penuhin ini target vote di chapter ini.
Maaf ya kali ini pendek soalnya aku lagi sakit jadi aku harus buat agak pendek. Gapapa kan? Sekali lagi maaf ya guys 🙏🙏🙏.
Jangan lupa vote dan comment yang banyak ya biar aku tambah semangat buatnya buat kalian yang udah baca cerita aku.
Spam next disini 👉👉👉.
Bye 👋👋👋.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asta Cassano A. (End)
Подростковая литератураAsta nama yang mengartikan bintang. Orang dengan nama Asta tergolong percaya diri. Ia cenderung memimpin dengan berwibawa dan selalu mencari petualangan. Ia sangat tertarik dengan kehidupan dan memiliki sifat mandiri. Namun tidak dengan Asta, ia cen...