Hari sudah sore membuat buntalan kecil membuka matanya dengan perlahan lalu mengerjapkan matanya polos melihat ibunya yang masih tertidur sambil memeluknya.
Ya, buntalan itu adalah Asta yang sudah terbangun lalu memutuskan untuk melepaskan pelukannya dari Yelena dengan perlahan dengan cara kepalanya turun kebawah yang diikuti oleh tubuhnya yang membuatnya berhasil melepaskan diri dari pelukan ibunya.
Asta menatap polos kearah Axel yang masih sibuk dengan tab miliknya dan si kembar yang sedang mengerjakan tugas sekolah yang menjadi pekerjaan rumah untuk dikumpulkan besok.
Axel merasa dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang langsung mengangkat pandangannya dan bertemu dengan mata bulat Asta yang mengerjap polos yang membuatnya benar-benar gemas dengan si kecil.
Bagaimana tidak rambut yang teracak-acak, mata yang masih sedikit mengantuk, dan pipi yang bergoyang mengikuti irama mulutnya yang masih aktif menghisap pacifier miliknya.
"Dwiddwy" Panggil Asta dengan sedikit tidak jelas karena ia tidak mau melepaskan pacifier miliknya.
Axel terkekeh pelan lalu mematikan tab miliknya setelah menyimpan data dokumen berjalan menuju kearah Asta yang sudah duduk dengan tegak dan kedua tangannya merentang kearahnya meminta untuk digendong.
Pria itu langsung menggendong Asta ala bayi koala dengan satu tangan tanpa merasa kesulitan dengan satu tangannya lagi memegang tiang infus. Axel mencium pipi tirus Asta dengan gemas melihat Asta menatapnya dengan tatapan polosnya.
Axel langsung mendudukkan dirinya dengan Asta yang berada di pangkuannya yang memegang boneka pororo yang ada di pelukannya.
"Kenapa terbangun baby?" Tanya Axel dengan lembut sambil merapikan surai hitam kecoklatan si kecil dengan lembut.
"Udah cukup bobonya diddy matanya ndak mau bobo lagi" Jawaban polos Asta membuat Axel tertawa tanpa bersuara membuat Asta menatap ayahnya dengan tatapan bingung.
"Anak diddy gemesin banget sih hmm" Ucap Axel yang benar-benar gemas dengan si kecil langsung memberikan ciuman di seluruh wajah si kecil yang membuat Asta tertawa begitu nyaring yang membuat Kaivan dan Kailash langsung menoleh kearah Asta dan Axel.
Kedua pemuda itu langsung menutup buku tulis mereka dan berjalan menuju kearah dua ayah dan anak itu lalu tanpa berkata apa-apa Kaivan langsung merebut Asta dari Axel yang membuat pria itu menatap tajam padanya yang tentunya diabaikan oleh Kaivan.
Sementara itu Kailash menoel-noel pipi tirus Asta dengan lembut lalu mengecup ujung hidung mungil Asta yang membuat Asta terkikik geli.
"Abang" Panggilan Asta membuat Kaivan dan Kailash langsung menghentikan aktivitas mereka dan menatap si kecil yang sudah tidak menghisap pacifier lagi.
"Ada apa baby hm?" Tanya Kailash dengan lembut kepada si kecil.
"Pinjam hp abang Tata mau nonton kartun" Jawab Asta dengan polos yang membuat Kaivan langsung memberikan ponselnya kepada Asta.
Asta langsung menekan tombol YouTube dan menonton film kartun yang ada disana apalagi kalau bukan Tayo, si bus kecil berwarna biru yang berasal dari negeri ginseng.
Selain Pororo, Asta begitu menyukai film kartun karena baginya film kartun lebih menarik dibandingkan apapun. Sebenarnya bisa saja Asta meminta Axel untuk membelikannya ponsel.
Namun, baik Axel maupun Yelena tidak mengizinkan si kecil memiliki ponsel karena keduanya takut kalau si kecil memiliki ponsel akan menjadi malas belajar dan malah terjerumus hal-hal yang tidak baik seperti menonton film dewasa.
Asta yang diberikan pengertian oleh Axel dan Yelena mengangguk mengerti dan sering meminjam kepada kedua orangtuanya yang tentunya diberikan oleh mereka dengan syarat kalau Asta akan berhenti bermain jika waktunya sudah habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asta Cassano A. (End)
Teen FictionAsta nama yang mengartikan bintang. Orang dengan nama Asta tergolong percaya diri. Ia cenderung memimpin dengan berwibawa dan selalu mencari petualangan. Ia sangat tertarik dengan kehidupan dan memiliki sifat mandiri. Namun tidak dengan Asta, ia cen...