95

8K 881 255
                                    

"Jadi apa yang ingin kau katakan mengenai kondisi putraku?"

"Hahh jadi begini tuan kondisi tuan kecil..."

***

"Kondisi tuan kecil bisa dibilang baik-baik saja dari fisik, namun tidak dengan mentalnya tuan. Tuan kecil mengidap PTSD yang dimana gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis sehingga itu mempengaruhi pada kondisi mentalnya tuan. Apalagi saya bisa melihat banyaknya luka-luka kekerasan hampir di seluruh tubuh tuan kecil. Dan itu membuat perkiraan saya benar apalagi melihat tingkah tuan kecil yang begitu takut pada saya yang tadi hendak memeriksa keadaan tuan kecil tadi" Jawab dokter Donny menjelaskan kondisi Asta.

Axel yang mendengar itu seketika mematung. Ia tak percaya jika Asta akan mengalami sedikit gangguan psikis karena penculikan itu.

Mendengar hal itu membuat darah Axel semakin mendidih ingin membunuh seluruh keluarga Tantra dan Atmaja mengingat mereka masih menyiksa kedua keluarga serakah itu.

"Lalu apa yang harus kulakukan?" Tanya Axel tajam.

"Untuk itu saya sarankan untuk bawa tuan kecil ke psikiater untuk menghilangkan PTSD ini yang dialami oleh tuan kecil walaupun tidak sembuh sepenuhnya. Kita bisa melakukan check up untuk mencoba menghilangkan PTSD ini tuan, walaupun tidak bisa sembuh sepenuhnya, tetapi ini bisa menguranginya. Kebetulan istri saya adalah psikiater di rumah sakit ini, jadi saya akan membooking untuk anda nanti tuan" Dokter menjelaskan secara rinci apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan rasa trauma yang dialami oleh si kecil.

Walaupun tidak sembuh sepenuhnya, tetapi itu bisa dihilangkan secara bertahap. Axel mengangguk mendengar penjelasan dokter Donny.

"Pastikan jadwal istrimu kosong nanti ketika putraku ingin melakukan terapi nanti" Perintah Axel datar.

"Baik tuan akan saya usahakan" Jawab dokter Donny dengan sopan.

Axel langsung berjalan keluar dan menutup ruang dokter itu dan kembali menuju ke ruang rawat inap dimana Asta ada di sana. Perasaan Axel tercampur aduk mengingat kondisi mental Asta yang masih terngiang-ngiang dipikirannya.

Entah perasaan apa yang harus ia rasakan antara sedih, kecewa, atau bahkan amarah yang membuatnya bingung dengan perasaannya. Ia harus melakukan yang terbaik untuk anaknya, apalagi ia tidak bisa melihat air mata Yelena yang jatuh karena sedih bukan karena bahagia.

Mungkin ia harus memberitahu kepada seluruh keluarga mengenai kondisi Asta. Ia juga akan memastikan kalau penjagaan akan diperketat oleh mereka kepada Asta dan para wanita, minus Morgan baik untuk menjaga mereka dari jauh maupun dekat.

Para bodyguard yang melihat keberadaan Axel langsung membukakan pintu untuknya dan menunduk hormat kepadanya yang tentunya diacuhkan kepada pria itu mengingat sifatnya begitu arogan dihadapan orang lain.

Ceklek

Ia bisa melihat seluruh keluarga Anderson telah ada di ruang Asta yang untungnya ruangan itu benar-benar luas dan besar yang bisa menampung banyak orang yang ada didalam, minus para teman-teman Kaivan dan Kailash.

Ia bisa melihat kini wajah Asta belepotan akan saus mie yang berwarna merah namun terlihat begitu lucu dan menggemaskan apalagi si kecil memakan pangsit itu dengan santai tidak mengindahkan Kendrick yang sibuk menoel-noel pipi tirus itu.

Asta Cassano A. (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang