74

10.5K 1.1K 661
                                    

Setelah bersih-bersih dan berganti pakaian, Axel dan yang lain segera melajukan mobil mereka menuju ke Anderson Hospital dimana si kecil telah siuman dan mencari Axel.

Axel dan yang lain segera memarkirkan mobil mereka di parkiran khusus untuk para keluarga Anderson. Axel langsung berjalan dengan cepat menuju ke ruang rawat dimana anaknya dirawat.

Axel langsung membuka pintu ruang rawat itu hingga beberapa pasang mata melihatnya dengan tatapan yang berbeda-beda.

"Diddy" Panggilan Asta membuat semua orang langsung menatapnya dimana si kecil menatap Axel dengan matanya berkaca-kaca dengan kedua tangannya merentang kearahnya.

Axel langsung mengambil alih gendongannya si kecil dari Yelena karena ia tahu kalau Yelena sedikit kewalahan menenangkan rewelnya si kecil.

"Anak diddy ada yang sakit hm?" Tanya Axel lembut kepada Asta yang berada di gendongannya.

Hatinya benar-benar merasa sesak karena anaknya tidak ceria dan malah menangis karena kesakitan. Ia tidak akan membiarkan wanita itu bisa menghirup udara bebas sesukanya. Ia akan membuat perhitungan dengan wanita itu yang telah menyakiti anaknya.

"Kepala sama tangannya nyut-nyutan diddy" Jawab Asta sambil merengek sakit.

Yelena yang tahu itu langsung mengelus kepala anaknya dengan lembut dan tangannya yang lain mengelus tangan kiri Asta yang diinfus. Yelena tahu kalau anaknya tidak suka diinfus karena terasa sakit dan kebas disaat yang bersamaan.

Sementara Axel masih menggendongnya sambil mengecup pucuk kepala si kecil agar rasa sakitnya berkurang sedikit. Claire bisa melihat betapa sabarnya Axel menenangkan anak mereka yang sedang rewel karena sakit.

Selama ini ia hanya bisa melihat kalau Axel bukanlah orang yang bisa sabar, ia selalu melihat Axel selalu marah dan emosi setiap ada orang yang melakukan kesalahan dimatanya.

Kini yang menjadi peredam amarah Axel adalah Yelena dan Asta. Bahkan wanita paruh baya itu melihat kalau Axel mulai sering tersenyum dan tertawa melihat tingkah si kecil yang begitu menggemaskan membuatnya percaya kalau keajaiban itu ada.

Ceklek

Pintu ruang rawat inap Asta terbuka yang menampilkan sosok Kaivan, Kailash, Kiel, Harry, Abraham, Aland, Bright, dan Maven yang langsung masuk kedalam ruang rawat itu.

"Kalian habis darimana?" Tanya Cherry kepo dengan para kakak dan adiknya termasuk dengan kakek buyutnya.

"Bukan urusanmu" Jawab Abraham datar membuat gadis itu cemberut mendengar jawaban kakak sepupunya.

Aland duduk di sofa bersebelahan dengan Cherry lalu menyandarkan kepalanya ke bahu sempit gadis itu. Walaupun Aland datar namun ia benar-benar menyayangi adik bungsu perempuannya.

"Kami habis dari ruang eksekusi" Bisik Aland yang membuat Cherry mengangguk.

Sementara Bright duduk disebelah Cleopatra lalu memeluk kakak sepupunya yang dibalas dengan sedikit erat oleh gadis itu. Sementara Kaivan dan Kailash duduk disebelah Abraham yang baru duduk di sofa yang membuat mereka duduk bersebelahan.

"Kapan Kendrick akan datang?" Tanya Maven kepada Claire menantunya sekaligus istri dari Aldrich.

"Sebentar lagi ayah setelah dia melakukan operasi" Jawab Claire lembut membuat Maven mengangguk lalu melihat cicit kesayangannya yang sudah tertidur pulas.

Baik Axel maupun Yelena kini menghela nafas lega karena anak mereka akhirnya tertidur juga setelah lelah menangis dan merengek karena sakit. Axel terus menggendongnya sambil menepuk pelan punggung sempit si kecil karena jika ia membaringkan si kecil ke brankar lagi ia akan kembali menangis.

Asta Cassano A. (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang