72

11K 1.2K 653
                                    

Axel yang sibuk mengerjakan berkas-berkas di kantor benar-benar kesal karena berkas-berkas itu belum selesai ia kerjakan. Ia ingin segera menjemput anak kesayangannya yang mungkin sudah menunggunya di gerbang sekolah.

Drrt drrt drrt

Suara dering ponsel miliknya membuat fokusnya terpecah seketika langsung mengangkat ponselnya dan melihat nama penelepon itu.

Dan yang meneleponnya adalah bodyguard yang ia tugaskan untuk menjaga si kecil. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengangkat teleponnya dan menjawab telepon itu.

"Ada apa?" Tanya Axel datar.

"Tuan kecil sedang dibawa ke rumah sakit oleh tuan muda Kaivan tuan" Jawab bodyguard disana dengan hormat.

Axel yang mendengar itu seketika mematung. Mengapa anaknya dibawa ke rumah sakit? Apa yang terjadi pada anaknya? Siapa yang berani melakukan itu pada anaknya? Semua pertanyaan itu memenuhi pikirannya.

"Siapa yang melakukan itu?" Tanya Axel datar namun nadanya begitu rendah.

"Guru baru tuan. Wanita itu bernama Sherin tuan. Dia yang menjambak rambut tuan kecil tuan" Jawab bodyguard itu dengan tenang.

"Aku akan segera ke rumah sakit. Siksa wanita itu dan jangan biarkan dia mati" Perintah Axel datar kepada bodyguard itu.

"Baik tuan"

Tut

Tanpa berkata apa-apa pria itu langsung mengambil kunci mobilnya lalu pergi meninggalkan ruang kerjanya. Hans yang melihat Axel pergi mencoba menahan pria itu karena akan ada meeting yang harus pria itu hadiri.

"Tuan anda akan pergi kemana? Meeting akan mulai sebentar lagi" Tanya Hans sedikit panik melihat Axel pergi dengan terburu-buru.

"Kau yang hadiri meeting itu Hans. Anakku dibawa ke rumah sakit" Jawab Axel datar namun mengandung kepanikan.

Hans yang terus berteriak memanggil Axel namun pria itu acuhkan karena anaknya adalah prioritas utamanya. Axel langsung masuk kedalam mobil sport miliknya lalu menghidupkan mesinnya.

Ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat para pengendara mengumpat padanya ketika hampir terserempet ataupun tertabrak.

Ia membawa mobil dengan ugal-ugalan karena begitu khawatir dengan keadaan si kecil yang dibawa ke rumah sakit. Mobil yang dikendarai oleh Axel telah sampai di rumah sakit milik keluarga Anderson.

Ia langsung berlari tanpa memerhatikan sekitar karena ia diberitahu oleh bodyguard kalau Asta dibawa ke ruang UGD membuatnya tidak perlu menanyakan lagi kepada resepsionis rumah sakit.

Axel bahkan mengacuhkan para dokter yang membungkuk hormat kepadanya karena baginya kondisi anaknya yang lebih penting daripada melihat para dokter itu. Pria itu terus berlari hingga ia sampai di ruang UGD dimana anaknya dibawa.

Ia bisa melihat wajah khawatir seluruh keluarga besar Anderson bahkan ia bisa melihat Yelena menangisi anak mereka yang sedang berjuang didalam sana. Tanpa berpikir panjang Axel langsung memeluk tubuh rapuh Yelena yang dibalas dengan erat oleh wanita itu.

"Axel aku... Aku takut kalau Tata kenapa-kenapa didalam sana" Ucap Yelena sambil menangis tersedu-sedu.

Yelena takut terjadi sesuatu pada Asta mengingat imun si kecil benar-benar lemah membuat si kecil memiliki banyak larangan yang harus ia patuhi dari dokter sedari kecil.

Yelena sendiri juga mendengar ketika Asta kecil ia menangis tersedu-sedu ingin seperti anak-anak yang normal dimana mereka memiliki imun tubuh yang kuat dan bisa melakukan apapun yang mereka inginkan.

Asta Cassano A. (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang