Malam telah tiba dimana Yelena telah tertidur di ranjang khusus untuk keluarga pasien. Sore tadi Yelena sudah bisa pulang, namun wanita itu keras kepala ingin bersama dengan Asta dan menemani si kecil.
Kini waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam dimana Axel memutuskan untuk pergi menuju ke lokasi dimana Morgan sudah memberitahukan lokasi untuk mereka lakukan di sana.
"Aku pergi dulu, honey" Bisik Axel lembut lalu mencium dahi Yelena dengan lembut.
Pria itu lalu berjalan ke brankar dimana Asta masih dalam keadaan koma yang waktunya tidak bisa ditentukan kapan ia akan siuman. Hanya alat EKG saja yang terus berbunyi yang menandakan bahwa detak jantungnya berdetak stabil.
"Diddy pergi dulu ya, baby" Bisik Axel lembut lalu mencium dahi dan pipi gembul Asta dengan lembut.
Pria itu segera pergi meninggalkan ruang rawat inap itu lalu membuka pintunya yang dimana disuguhkan dengan dua bodyguard yang berjaga di pintu luar.
"Jaga istri dan anakku. Jika kalian lalai sudah tahu apa yang akan kalian dapatkan bukan?" Perintah Axel datar kepada dua bodyguard itu.
"Baik tuan" Jawab kedua bodyguard itu dengan sopan.
Axel langsung berjalan dengan cepat menuju ke parkiran basement dimana mobilnya terparkir di sana. Ia langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi melihat jalanan begitu sepi walau ada sesekali motor dan mobil yang ada di sana.
Kini ia sampai di sebuah rumah kecil yang terlihat kumuh yang tentunya dibeli oleh Cherry dan Morgan. Kedua gadis itu membayar dengan masing-masing mengeluarkan uang untuk membeli rumah itu.
Tujuan keduanya membeli rumah itu untuk menyiksa mangsa yang mencoba mengusik mereka dan berbuat jahat kepada mereka. Kedua gadis itu juga memiliki sedikit sisi psikopat kecuali Cleopatra.
Axel langsung masuk kedalam rumah itu begitu pintu utama dibukakan oleh bodyguard yang berjaga didepan rumah itu.
"Apa semuanya sudah hadir didalam sana?" Tanya Axel datar kepada bodyguard itu.
"Sudah tuan, semuanya sudah ada didalam" Jawab bodyguard itu dengan sopan.
Axel mengangguk puas mendengarnya lalu langsung turun kebawah menuju ke ruang bawah tanah dimana ada suara-suara teriakan yang bagaikan melodi yang begitu merdu di telinganya.
Ia langsung membuka pintu itu dan melihat pemandangan dimana Morgan sedang menyayat begitu dalam pada pergelangan tangan dan kaki anak perempuan dari tuan Tantra dan tuan Atmaja.
Axel langsung duduk di sofa tanpa peduli dengan tatapan dari keluarga yang berbeda-beda menatapnya, kecuali Morgan yang tidak peduli masih sibuk menyayat kaki dan tangan mulus hasil perawatan itu.
"Kau ingin apakan mereka Ele?" Tanya Axel datar kepada Morgan yang sudah menghentikan kegiatannya dan menyuruh para bodyguard untuk mengobati kedua gadis, ralat kedua wanita itu yang diikat dengan posisi berdiri.
"Bagaimana kalau kita jual mereka ke rumah bordil lalu meminta si pemilik rumah bordil itu memvideokan kegiatan panas mereka?" Morgan meminta pendapat kepada keluarga besar Anderson yang melihat gadis itu dengan tatapan penasaran.
Charlotte berpikir keras dengan pendapat keponakannya itu. Sebenarnya itu adalah ide yang bagus, namun adik iparnya Axel pasti menolak dengan ide itu mengingat pria itu adalah pria yang pendendam.
"Aku tidak setuju dengan pendapat itu. Mereka akan merasa bebas karena berpikir kita melepaskan mereka" Axel memprotes akan pendapat itu.
Morgan yang mendengar pamannya protes akan pendapatnya hanya bisa menghela nafas sabar menghadapi Axel mengingat pria itu benar-benar memiliki temperamen yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asta Cassano A. (End)
JugendliteraturAsta nama yang mengartikan bintang. Orang dengan nama Asta tergolong percaya diri. Ia cenderung memimpin dengan berwibawa dan selalu mencari petualangan. Ia sangat tertarik dengan kehidupan dan memiliki sifat mandiri. Namun tidak dengan Asta, ia cen...