Chessy berjalan keluar lestoran. Menenteng sekantong keresek putih di tangannya. Ia tak fokus berjalan, karena terlalu sibuk bermain handphone. Sampai tak tahu kalau ia berhadapan dengan Kenzo yang masuk ke dalam lestoran.
"Eh iya bentar-bentar. Gue otw ke rumahnya nih abis beli makanan dulu. Malulah gak bawa buah tangan. Jelaskan orang tuanya itu orang terhormat," ucap Chessy di telepon.
"......"
"Iya udah dulu ya kalian siapin aja pestanya semeriah mungkin. Jangan lupa ajak Mathea ya! Iya see you!" Chessy langsung menutup telepon. Ia langsung tertawa cekikikan di depan lestoran mewah itu.
"Itu aja Mbak, cepetan ya. Saya tunggu di meja nomor 17," ucap Kenzo pada mbak kasir. Lalu duduk di kursi dekat kaca. Dimana di depannya ada Chessy. Tapi ia membelakanginya. Begitupula Chessy yang memakai gaun selutut.
Chessy langsung melangkah ke parkiran, dan menyetir mobilnya tuk menuju rumah Kenzo.
"Ini pesanannya, Mas. Makasih," ucap pelayan lestoran.
Kenzo langsung membayarnya dan pergi. Setelah itu ia pergi lagi ke apotek untuk membeli obat. Hingga tak bisa bertemu dengan Chessy.
•••
"Hah! Apa kamu bilang? Secepat itu? Yang bener aja kali ya!" Mathea menggerutu kesal saat mendapatkan kabar kalau ada pesta ulang tahun nanti malam. Padahal sore ini ia akan pergi untuk kesibukkannya. "Jam berapa pestanya sih?"
"8 mulai. Udah siap kok tinggal pesan makanan buat nanti malem. Kita booking kamar ya buat seneng aja," balas Gabriel disana yang tengah asik merokok di atas kursi panjang.
Mathea mendesah kesal. "Yaudah aku mungkin gak bisa dateng ada kerjaan."
"Anjing lo! Harus dateng nanti gue jemput!" Disana Gabriel langsung emosi.
Mathea terkekeh. "Hehehe maaf ya aku gak bisa dateng beneran. Nanti aku ada kerjaan. Kamu lupa kita beda? Mamu kelas 12 aku 11. Aku banyak PR. Besok harus di kumpulin. Kamu bisa bantuin?"
"Gampang. Tanya Kenzo 10 menit selesai."
"Gampang banget ya kamu ngomong. Jadi males ah," ujar Mathea berbohong. "Yes akhirnya gue bisa percepat itu!" decaknya.
"Pokoknya kamu harus mau. Harus dateng. Ngancem gak dateng? Oke sekarang gue ke rumah lo! Kalau enggak mau juga gue nginep disana malem ini!" Ancam Gabriel lamgsung memutus sambungan.
Mendengar itu. Mathea langsung kelabakan. Ia harus mencari cara agar Gabriel tidak mengagalkan keinginannya. "Oh iya, gue harus ketemu sama Althea. Dia udah--- ah lama lo!" Ia langsung memakai tas dan turun ke lantai bawah.
"Non Thea mau kemana?" tanya ARTnya.
Mathea hanya meneguk air lalu berlari. "Kepo!"
Tanpa sopir seperti biasanya. Kali ini Mathea yang memaksakan diri untuk mengendarai mobilnya sendiri.
Mobil Mathea melesat jauh keluar pekarangan rumahnya. Ia terus menerus menghubungi Althea yang tidak kunjung aktif. "Argh! Kemana sih itu cewek kenapa gak aktif? Nyari kerjaan gue aja!" gerutunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA [End]
Teen FictionAlthea dan Mathea itu kembar identik. Sulit sekali membedakan wajah 2 perempuan ini. Terkecuali sikap dan karakter mereka yang bertolak belakang. Althea sederhana sedangkan Mathea mewah. Hingga suatu hari, perceraian memisahkan keduanya. Althea ikut...