Mao spoiler S2 nya wkwkwk biar pada penasaran baca.
***
17 tahun telah berlalu dengan begitu cepat. Menjalani hari-hari tanpa orang yang kita cintai bukan hal yang mudah. Terlebih di paksa betah di kota yang sama sekali tak di kenal.
Memulai semuanya dari awal. Bekerja separuh waktu, belajar, bekerja, dan istirahat.
Hidup Althea kini hanya seputar begitu saja. Di Bali ini, ia habiskan banyak waktu untuk berkarya. Menulis cerita pendek. Ikut belajar membuat batik. Menenun, manjahit. Intinya berkarya lalu menghasilkan uang yang bisa ia tabungkan.
Hari ini Althea duduk di sebuah kursi putar di kamarnya.
Pena terus menari-nari di atas kertas dengan lihainya. Althea fokus mencatat surat yang setahun sekali teratur ia tulis. Bila kesempatan datang padanya. Althea ingin bertemu anaknya. Karena ia yakin dia masih hidup dan di rawat bersama orang baik.
Dear Bali :
Disini putraku lahir. Jiwa dan kehidupanku di lahirkan. Dan kota dimana aku bangkit dari keterpurukan. Untuk membalaskan dendam secara baik-baik pada mereka yang meremehkanku.
Dear Alkenzo putraku. Dimanapun kamu berada. Bunda akan selalu merindukanmu dan berterima kasih pada orang yang merawatmu. Jika waktunya tiba. Bunda akan datang sebagai bunda hebat untuk kamu agar kamu tidak malu memiliki bunda sepertiku yang lemah ini. Tepat hari ini 17 tahun usiamu. Kau pasti tumbuh menjadi anak baik nak atas didikan keluarga angkatmu. Siapapun yang merawatmu, jika ia lelaki single maka akan bunda jadikan suami, pendamping hidup bunda, sekaligus ayah untuk kamu. Dan jika ia perempuan bunda akan jadikan dia saudara dan menjadi ceo atas perusahaan bunda dan mengizinkan kamu memanggilnya ibu selain bunda.
We love u Alkenzo.
Pena itu berhenti menari di atas kertasnya. Tangannya dengan lihat melipat kertas itu lalu memasukannya ke dalam amplop putih. Kemudian mengeluarkan sebuah kotak berisi kado hadiah untuk putranya.
Lalu ia melangkah keluar kamar. Dan masuk ke sebuah kamar. Kamar khas di desain anak laki-laki. Althea menyalakan lampu. Lalu menyimpan kotak itu di atas meja. Lalu membereskan kamar yang selalu rapih itu. Gitar, piano, televisi, keyboard game, semuanya habis ia bersihkan.
Senyum manis itu kembali terukir. Althea memang sengaja mengisi sebuah kamar khusus untuk anaknya nanti. Di dalam lemari terdapat pakaian laki-laki dari bayi sampai sekarang. Sebagai kenang-kenangan untuk melepas rindu kepadanya.
Althea keluar kamar itu dan menguncinya lagi. Ia melirik jam di tangannya. Yang ternyata sudah waktunya ia pergi bekerja. Ia mengambil tasnya, lalu jas putih, serta memasang sepatu berhak 5cm.
"Bi aku pamit kerja dulu. Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam," balas Asri.
"Pak anter saya ke rumah sakit sekarang!"
"Baik Nyonya," balas Dodo.
Althea langsung memasuki sebuah mobil ferrari. Ia duduk di kursi tengah dan langsung merapihkan barang bawaannya. "Astaga kenapa aku lupa pagi ini ada jadwal operasi. Pak cepetin ya! Buru-buru soalnya."
Tidak pernah sama sekali Althea sepanik ini. Wanita itu biasanya selalu santai dan damai bahkan ramah. Kali ini ia terlihat tergesa-gesa. Bahkan supirnya saja sampai heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA [End]
Teen FictionAlthea dan Mathea itu kembar identik. Sulit sekali membedakan wajah 2 perempuan ini. Terkecuali sikap dan karakter mereka yang bertolak belakang. Althea sederhana sedangkan Mathea mewah. Hingga suatu hari, perceraian memisahkan keduanya. Althea ikut...